Frangipani Flower Lovely Little Garden: Magician VS Allah
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Sabtu, 15 Desember 2012

Magician VS Allah

Bismillahirrahmannirrahiim...

Seorang magician sedang beraksi di layar televisi. Bagai menghipnotis mata, banyak penonton yang terkesima dan takjub dibuatnya. Atraksinya yang terbilang nekat. Dia tidur tengkurap pada aspal kemudian sebuah mesin giling menindihnya hingga sebatas badan. Suasana dibuat tegang dan mencekam. Namun hebatnya dia selamat...! Bisa langsung bangkit, memeluk anak istrinya tak kurang suatu apa. Semua penonton mengelu-elukan namanya. Mengacungkan dua jempol kepadanya.



google image

Ada pula atraksi lain dari seorang magician asal luar negeri, yang mengaku bisa "terbang" melayang di udara dengan ringannya. Pertunjukannya juga membuat decak kagum dan tepuk riuh penonton yang menyaksikan. Meliuk-liuk, naik turun, berputar-putar diudara dengan gerakan-gerakan yang indah. Menjadi buah bibir karena heran bagaimana dia bisa melakukannya.


google image

Masih banyak lagi kemampuan para magician itu. Mereka mempunyai keahlian-keahlian khusus dan menamai dirinya dengan panggilan-panggilan yang spektakuler agar orang mudah mengingat mereka. Lalu kemudian banyak orang yang memuji-muji mereka. Mereka mampu membuat penonton ber-wow ria. Sebagian bahkan dengan cara yang berlebihan. Padahal bukan rahasia lagi bahwa kemampuan yang ditunjukkan oleh mereka adalah trik kamera, kecepatan tangan, ketrampilan gerakan, bahkan mungkin ada yang menggunakan bantuan tenaga makhluk ghaib.

Mereka hebat. Oke... Memang butuh latihan yang tak sebentar untuk bisa melakukan hal-hal itu. Perlu kesungguhan dan keuletan dari mereka. Perlu kerjasama dari banyak pihak untuk bisa merealisasikan sebuah pertunjukan spektakuler yang membuat decak kagum penontonnya. Perlu pengorbanan yang tidak sedikit.

Sekarang.... Mari kita renungkan...

Kalau kemampuan seperti itu saja mampu membuat kita berdecak kagum, takjub, memuja-muji, mengacungkan jempol... Lantas mengapa kita tidak takjub dengan kebesaran Allah? Mengapa kita tidak segera mengagungkan nama Allah ketika melihat kehebatan ciptaanNya? Tidak meninggikan pujian kepadaNya padahal kemampuan Allah adalah sebesar-besarnya kemampuan.

Apa yang dilakukan para magician itu bukan apa-apanya dibandingkan kemampuan Allah. Mereka itu sama seperti kita, ciptaan Allah. Seharusnya bagaimana kita memuja-muji Allah lebih hebat lagi dari pada cara kita mengagumi para magician itu. Seharusnya "decak kagum" kita, "tepuk tangan" kita, rasa kagum kita pada kebesaran Allah lebih "spektakuler" lagi.

Tinggi dan besarnya kekuasaan Allah bisa kita lihatl pada Alqur'an Surat Ar-Ra'ad ayat 2 - 3:

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Adakah magician yang mampu seperti itu...? Bahkan magician di seluruh dunia bergabung.. takkan mampu menandingi-Nya. Sekali lagi... Mereka, kita semua, hanyalah makhluk Allah yang lemah dan penuh keterbatasan. Lantas mana puji-puijian kita kepada-Nya? Mana rasa takjub kita pada kuasa-Nya? Mana lantunan dzikir yang kita tujukan kepada Allah?

Allah tak membutuhkan waktu lama bila berkendak. Allah tak membutuhkan bantuan dari makhluk lain dalam proses penciptaan alam semesta. Allah tidak membutuhkan nasehat dan masukan dari manusia bila menciptakan sebuah keadaan. Semua hanya dengan Kun Fayakun-Nya saja.

Lebih lanjut lagi...

Apa yang kita dapat dengan memuji-muji magician itu? Apa yang mereka berikan kepada kita? Apakah kita bisa mengharapkan limpahan rizki dari mereka? Apakah ketenangan batin bisa mereka berikan kepada kita manakalah keresahan dan masalah mengihimpit kita? Apakah mereka perduli pada kesulitan-kesulitan hidup kita?

TIDAK..!

Tapi Allah Subhanahuwata'ala mampu memberikan semua itu. Allah akan selalu hadir di kehidupan kita, memberikan rahmatNya kepada kita. Bahkan pada saat kita tidak mengingatNya, saat kita sedang jauh dan mengabaikanNya. Allah tetaplah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hambanya. Diminta atau tidak diminta, Allah tetap menunjukkan anugrah kepada makhluk-Nya.

Udara yang kita hirup, air yang kita minum, sinar matahari yang bermanfaat bagi kehidupan kita, hujan yang mampu menumbuhkan tanaman, dan lain-lain... Dari sejak pagi hari kita membuka mata kita, sudah ribuan nikmat yang bisa kita rasakan. Tidakkah itu semua membuat kita "berdecak kagum" pada Allah? Mengapa masih sulit juga kita mensyukuri semua itu? Mata hati kita sering mengabaikan pemberian-pemberian-Nya.

Kalau tidak diminta saja Allah sudah sedemikian Pemurahnya... apa lagi kalau kita mendekat kepada-Nya, memohon karunia-Nya, melantunkan dzikir mengagungkan dan memuji-Nya, tidak menduakan-Nya, menyambungkan hati kita selalu kepada-Nya. Pasti... Allah tak pernah ingkar dengan janji-janji-Nya.
Dalam meninggikan kekuasaan Allah sebagai wujud "decak kagum" kita kepada-Nya tentu saja tak hanya cukup diucapkan dengan lisan kita. Tapi juga kita tetapkan dalam qulub atau hati kita. Bagaimana hati kita selalu tersambung kepda Allah tiap melihat kebesaranNya. Mensyukuri setiap pemberian-Nya kepada kita, sekecil apapun itu. Dan kemudian kita buktikan dengan amal perbuatan. Lakukan kerja-kerja yang telah diperintahkan Allah.
Hati-hatilah dalam mengagumi sesuatu atau seseorang. Jangan sampai membawa kita pada perbuatan mensyirikkan Allah. Karena perbuatan syirik itu begitu samar nyaris tak terlihat. Seperti semut hitam, berjalan di atas batu hitam, di malam yang gelap.


40 komentar:

  1. Syirik memang perbuatan yang paling tidak disukai oleh Allah

    Jadi bagaimanapun harus menjauhkan diri darinya, mencintai seseorang atau sesuatu ciptaan Allah itu boleh, tapi jangan sampai memuja dan memujinya layaknya manusia kepada Tuhannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru seharusnya kecintaan kita kepada sesama makhluk membuat kita makin mengagumi kekuasaan-Nya...

      Hapus
  2. Magician itu hanya sekedar hiburan dan juga tipuan belaka.
    Aneka sulap dll kan sering dibuka pada acara TV luar negeri dan saya sering menontonnya.
    Orang masuk almari lalu ditusuki dengan pedang juga hanya trik saja, karena ada celah-celah untuk pengamanannya. Demikian pula manusia yang bisa menghilang itu ka memang sudah disiapkan oleh crew dengan menyiapkan pintu keluar yang tak diketahui oleh penonton.

    Tak ada unsur gaib pada sulap, itu hanya akal-akalan pesulapnya belka.
    So semua sulap hanya trik saja.

    Kita tentu memuji-memuji Allah Swt, tapi kita juga boleh memberikan pujian kepada anak-anak, sahabat secara proporsional.

    Demikian bu tanggapan saya.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi pada kenyataannya masih banyak yang tidak demikian pakde. Tidak hanya kepada para magician, tapi juga kepada artis2 terkenal. Kekaguman mrk kepada idolanya sering membuat saya heran. Padahal secara moral kelaukaun idola itu jauh dari baik. Tapi nyatanya tetap saja di elu-elukan secara fantastis...

      Hapus
  3. Apa kabar Bunda ?
    Betul juga Bun, ibarat cinta dan nafsu bedanya tipis sekali ... banyak juga orang yang terjerumus kedalam hal2 semacam ini dan kalau manusia melanggar rambu2 yang sudah mnjadi ketetapanNya, maka mereka menjadi orang yang rugi sekali,,,(dunia akhirat) ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kabar baik mas Misbach...
      Saya pribadi merasa perlu untuk selalu mengingatkan diri agar tidak berlebihan dalam mengagumi sesama makhluk.
      Renungan ini juga untuk diri sendiri mas...

      Hapus
  4. secara gamblang, memang saya mengagumi apalah itu yang disebut magician..

    yang saya kagumi itu adalah kecepatan tangan, trik2 ilusi semata yang tidak ada sangkut pautnya dengan sihir dan klenik2 lain..

    saya kagum bahwa ternyata magician itu juga dapat menghibur, that's it, no more.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya begitu...
      Batasan itu harus kita miliki...
      Trimakasih mas Iffan.....

      Hapus
  5. kl sy sih biasanya kpd magician atau siapapun berdasarkan kemampuan mereka aja kekagumannya.. Misalnya magician krn ilusinya, penyanyi krn suaranya, dll

    gak sp hrs mengikuti gaya hidupnya & tingkah lakunya, apalagi kl memang di anggap kurang pantas.. Hanya sebatas itu sih..

    BalasHapus
  6. Selama ini belum ada manusia yang mampu menandingi ciptaan Allah melampaui kecepatan cahaya bahkan dengan teknologi pun masih belum sanggup. Kecepatan cahaya ada sekitar 300 ribu km/detik, bayangin aja kalau dengan kecepatan setara itu manusia pasti akan melanglang semesta, tidak lagi melanglang buana.

    Kalo soal magician itu memang ada unsur hiburannya dan sebagian besar pake trik plus peralatan yang mendukung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau disandingkan begitu jelas memang tak ada yg bisa menandingi kekuasaan Allah. Namun kadang orang terpeleset lebih mengagumi makhluk dari pada Allah.

      Hapus
  7. wah, ngerii bunda... ngeri membayangkan kaki tergelincir pada lembah kesyirikan..
    dan yang sering terlupakan adalah syirik kecil namun sangat besar bahayanga, yakni "riya"
    semoga kita terhindar dari segala bentuk perbuatan syirik dan senantiasa membersihkan tauhid kita sebersih-bersihnya. aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memohon selalu pada Allah agar dihindarkan atau dijauhkan dari perbuatan syirik baik yang kita sadari ataupun tidak.

      Hapus
  8. ketika melihat sesuatu yang menakjubkan jangan lupa bahwa semua itu adalah atas kehendak dan keutamaan Allah.
    hadza min fadli robbi . . .

    BalasHapus
  9. saya sih ngga suka sama adegan magician seperti itu, magician ada yang magic dan hanya ada yang tipu tipu, semacam ngetrik gitu mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya memang.. itu hanya ketrampilan dan trik saja. Jadi tak perlu berlebihan dalam mengaguminya.

      Hapus
  10. Mengagumi, mungkin konteksnya akan berbeda pada banyak kondisi.Saya mengagumi Bunda Lahfy, karena tulisan-tulisannya yang menyejukkan. Saya mengagumi PakDhe Cholik, karena kepduliannya dalam menjalin silaturahim dengan blogger seluruh Indonesia, dan seterusnya

    Dan sebagai muslim, meletakkan kekaguman pada apapun tidak boleh melebihi kekaguman kita pada yang menciptakan semua bentuk unsur kekaguman. Karena jika ini terjadi pada kita, summa nau'udzubillah semoga kita terjauhkan dari hal yang demikian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau mas Djangkies menilai tulisan2 saya menyejukkan hati. Dan setuju bahwa pakde Cholik peduli dengan teman2 blogger dimanapun berada.

      Itulah yang saya maksudkan mas Djangkies... kita harus aware pada batasan itu. Tidak boleh melebihi.

      Trimakasih, salam dari Jakarta.

      Hapus
  11. yups.. dan begitu banyak tuhan-tuhan baru yang bermunculan, yang membentuk sebuah agama baru.. agama yang diberi label "Fans Club".. sungguh kita telah tertipu oleh setan yang terlaknat.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Astagfirullah... semoga kita dijauhkan dari hal2 demikian...
      Makasih mas Andro..

      Hapus
  12. terima kasih sudah diingatkan bunda :)

    BalasHapus
  13. Saya bukan mejisien, jadi jangan kagumi saya, apalagi sampai berlebihan. Tapi saya mengagumi kelezatan yang Allah susupkan dalam sepiring nasi hangat ditemani rendang jengkol. Saya langsung klenger. "Jengkole iki uenaaak polll!" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hhehe... baru sekedar rendang jengkie aja bisa merasa uenaaak polll... apalagi rendang peteee... :D

      Hapus
  14. padahal semua yang diciptakan Allah itu luar biasa ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ciptaan Allah memang luar biasa, tapi jangan berlebihan menilainya melebihi penciptanya. :)

      Hapus
  15. Sehebat apapun pertunjukan mereka, ilmu sihir seperti itu tidak boleh kita pelajari karena bertentangan dengan syariat Islam..

    Lihat pertunjukannya selalu malam hari/bukan waktu adzan, karena konon kekuatan sihir melemah pada waktu adzan dikumandangkan.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain trik dan ketrampilan dalam beratraksi, ilmu mistis kerap digunakan oleh sebagian magician. Dan ngerinya penonton bisa berdecak kagum.
      Semoga kita dijauhkan dari mendecak kagum kepada kekuatan selain Allah...
      Makasih mas Wahyu..

      Hapus
  16. betul sekali bu, selama ini kita suka kagum dengan kehebatan manusia (dalam hal ini para magician itu), tapi kerap lupaaa dan ga ngeh sama kehebatan Allah yang bertebaran di sekitar kita...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Hana...
      kita perlu selalu mewaspadai hati agar tidak tergelincir kepada hal2 seperti itu..

      Hapus
  17. cerdas mbak
    kalau sama tukang sulap saja kita berdecak kagum, harusnya sama Allah sangat termat kagum banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu yg saya maksud Kang Haris.. kalau yg cuma seperti itu saja sudah membuat kita kagum... harusnya kita bisa lebih takjub lagi dalam mensyukuri semua nikmat Allah.

      Hapus
  18. Terkadang kita menganggap sesuatu yang luar biasa itu lumrah karena sudah biasa kita lihat setiap hari, tapi kadang kita juga menganggap luar biasa sesuatu yang baru pertama kali kita lihat. Kalau kita mau berfikir lebih jauh, terkadang justru malah yang sering kita lihat itu jauh lebih luar biasa dari pada apa yang baru kita lihat. Begitu bund?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm... baca komen mas Rd sampai 2 kali... agak ribet ya kalimatnya....

      Iya mas begitu. Bernafas, makan minum adalah hal keseharian kita, yg membuat kita lupa bahwa semua itu adalah nikmat dari Nya.

      Hapus
  19. saya magician loh mbak.. walau masih amatir :P
    saya masih tetap mengagumi magician2 yang udah pro.. bisa saya jadikan motivasi..
    Tapi ya tetap saja kita kembali dari mana mereka asalnya..
    Bukannya tanpa "kun" maka tidak akan ada "fayakun"?

    salam kenal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama masih bisa membatasi rasa kagum itu, tidak masalah kok. Yang dikhawatirkan orang jadi menganggap magician itu hebat tanpa mensyukuri bahwa kehebatan itu adalah pemberian Allah.

      Semoga sukses ya...

      Hapus
  20. Saya suka liat aksi sulap, sirkus dan hiburan seperti itu, dan pastinya itu keahlian dalam bentuk tipuan , kecepatan tangan, manipulasi dll. cuman sekarang yg sy jadi g suka krn terlalu menyebut bahwa itu asli bukan rekayasa, seakan2 melah ingin memperlihatkan kalo lebih hebat dari sang pencipta.
    *kelingan si gundul blunder

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah...
      Beberapa ada yang berkata bahwa semua asli tanpa trik kamera.
      Ataupun rekayasa.

      Semoga kita dijauhkan dari mengagumi scr berlebihan thd yg demikian.

      Hapus