Frangipani Flower Lovely Little Garden: Kutitipkan Dirimu Pada Allah
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Kamis, 02 Mei 2013

Kutitipkan Dirimu Pada Allah

Bismillahirrahmannirrahiim,

Awalnya aku merasa berita yang kamu sampaikan biasa saja. Bahkan aku menganggapnya sebagai sebuah keputusan yang telah kau pertimbangkan matang. Allah memberikan jalan atas apa yang kau harapkan selama ini. Kau mengambil kesempatan yang melintas di hadapanmu dengan penuh harapan bahwa kesempatan ini akan membawa keberkahan bagimu dan istrimu.

Tapi adikku, ketika aku melihat sosokmu untuk terakhir kali, tak urung mataku merebak hangat oleh air mata. Helaan nafas panjang tak mampu menghilangkan rasa yang tiba-tiba menyelinap. Kau yang akan pergi, Ndik. Kau yang selama ini amat dekat denganku dan dengan keluargaku. Kau yang selalu mau melakukan banyak hal buat keluargaku terutama buat mbakyumu ini. Banyak diskusi dan cerita isi hati saling kita tuangkan.



Kita memang terbiasa terpisah dengan jarak. Sejak kau SMA, kita sudah saling merindu dan baru terobati saat libur sekolah. Baru dalam beberapa tahun ini aku kembali merasa dekat denganmu. Apalagi setelah kita membangun istana yang berdekatan. Berada di dekatmu membuatku semakin merasa rasa persaudaraan kita yang makin kuat. Aku memahami dirimu dan istrimu. Kalian berdua pun begitu mengerti aku dan keluargaku.

Sebetulnya aku tak ingin menampakkan kesedihanku padamu, aku tak ingin rasaku memberatkan atau bahkan menghalangi langkahmu. Bukankah kau sudah mendengar do'a yang aku panjatkan untukmu? Bukankah kau tahu bahwa aku pasti mendukung keputusanmu? Ini hanya gelisah sesaat tentunya. Resah karena harus melepasmu pergi jauh.

Jauh? Ah, rasanya tidak juga. Toh masih dalam wilayah bendera Merah Putih juga. Mata uang juga sama-sama Rupiah. Hanya arah Barat Laut Palangkaraya, katamu. Di sana kau akan bergelut dengan batubara. Aku hanya tercenung saat membaca bbm-mu yang mengatakan, "Disana tak ada sinyal. Will miss 7 Elements." Mungkin kalimat singkat itu yang membuatku seketika lesu. Membayangkan kau jauh dan sendiri, tanpa bisa kontak dengan istri, bapak ibu  dan saudara-saudaramu. Be strong ya say...

Aku tak meragukan kemandirianmu, adikku. Aku yakin kau bisa mengurus dirimu sendiri. Kita sudah dididik  agar bisa mandiri sejak dini. Aku yakin kau bisa survive. Lantas apa yang kau risaukan, mbak? Andi bukan seorang yang mudah mengeluh. Andi bukan laki-laki cengeng. Andi adalah orang yang tidak gegabah dalam bersikap. Andi punya jalan pikir yang bijaksana. Punya toleransi tinggi pada orang lain. Jadi... Tak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan?

Oke, Elemen 4 sayang... Pergilah mengejar cita-citamu. Mbakyumu menitipkan dirimu seutuhnya pada perlindungan Allah Subhanahuwata'ala. Semoga Allah selalu memberikan petunjukNya padamu. Pegang teguh ibadahmu. Kalau kau merindukan kami, tumpahkanlah pada sujudmu. Mohon pada Allah agar hati kita selalu didekatkan. Kami, elements yang lain, selalu mendukungmu.



46 komentar:

  1. Subhanallah.. ungkapan cinta yang sangat dalam
    Semoga dik Andi dipermudah jalan mencapai cita-citanya ya Mbak.. dan segera kembali ke istana yang berdekatan sama mbak Niken

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Makasih mbak Titi. Semoga Andi mendapatkan yang terbaik.

      Hapus
  2. Sama dengan yang kurasakan Bun, ketika adik cowok satu2nya yang selalu menemani (baca: nganter), mendapatkan pekerjaan di pulau Kalimantan.

    Semoga Mas Andik selalu diberi kesehatan. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perpisahan memang sering membuat sedih ya mbak Esti. Hanya butuh sedikit waktu saja untuk menyesuaikan diri.

      Makasih mbak.

      Hapus
  3. Bukti cinta yang begitu dalam dari seorang kakak untuk sang adik, sejuk sekali membacanya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Andi juga banyak menunjukkan bukti cintanya pada aku, mbak Tizara.

      Hapus
  4. dimanapun...semuanya bumi Allah kok Mbak....
    insyaAllah semuanya akan baik baik saja yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih mbak Elsa. Oleh sebab itu, aku titipkan adikku pada Allah.

      Hapus
  5. bisa dibayangkan betapa sedihnya ya mbak Niken, tapi insya Allah doa yang tulus dari saudara2nya akan didengar Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Insya Allah kami akan selalu berdoa untuk dik Andi.

      Hapus
  6. Insya Allah adik Mbak Niken selalu dilindungi oleh Nya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Itulah harapan kami semua.
      Makasih mbak Myra.

      Hapus
  7. walaupu jauh ditempat tapi dekat dihati ya mbak

    BalasHapus
  8. adiknya mbak baca tulisan ini ngga?

    luar biasa banget soalnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adikku baca mas. Tadi link nya aku share di grup bb keluarga :)

      Hapus
  9. Semoga Allah senantiasa melindungi dan meringankan langkah2nya ya, Mbak. Aku tau persis bagaimana rasa hatimu melepasnya. I am through with this :), semangat yaaaa, Allah will always with him. Insyaallah. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.
      Iya ya.. dirimu malah lebih sedih lagi berpisah dengan adik mbak Al. Semoga adik2 kita selalu dalam lindungan Allah.
      Makasih mbak.

      Hapus
  10. Lagi-lagi Bunda mengajarkan sesuatu,.. :')
    semoga Allah menjaga kisah kasih keluarga Bunda yaa...
    Adem bacanya... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih teh Bonit. Doa yang sama buat dirimu.

      Hapus
  11. Insya Allah jarak jauh akan membuat rasa sayang itu akan semakin besar sama Adik..

    sukses buat mas Ndik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Insya Allah dengan kerinduan malah bisa lebih menyadari indahnya persaudaraan.

      Hapus
  12. ungkapan dari cinta yang sangat mendalam...

    insya Allah, semua akan baik-baik saja mbak...

    BalasHapus
  13. aku juga punya adek cowok, bun. tapi masih area jawa dia kuliahnya. jadi ga terlalu kerasa jauh banget. kalo udah ga ada sinyal gitu emang susah dihubungi ya. ga kebayang. semoga selalu dalam lindunganNya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah mbak Ila, ga ada sinyal itu yg bikin hati sedih. Ga bisa tau kabarnya. Tak ada cara lain selain menitipkannya pada Allah.

      Hapus
  14. Tidak banyak orang yang membiasakan diri menyandarkan harapan pada Alloh Ta'ala, yang sering terdengar adalah dia mampu membawa dirinya karena ia merasa dirinya memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dalam menjalankan kehidupan yang akan datang. Maka sangat beruntung jika memiliki seorang Kakak yang memasrahkan segala harapan pada kehendak Alloh Ta'ala, ini adalah kasih sayang yang indah karena menyertakan Alloh Ta'ala dalam setiap hal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa lagi yang bs kita lakukan, mas Pakies? Dukungan yang bisa saya berikan pada saat spt ini hanya do'a tulus buatnya. Apakah ada yg bs menjaganya sebaik Allah menjaga? Tidak ada. Saya tak pernah ragu sedikitpun, Allah akan melindungi dan memberikan yg terbaik buat adik saya dan istrinya.

      Makasih mas Pakies.

      Hapus
  15. Ipug wajahnya memerah ketika saya akan berangkat ke Namibia untuk bergabung dalam misi perdamaian UNTAG.Jauh banget gitu kalee ya pikirnya. Dulu belum ada HP jeng.Alhamdulillah, fine2 saja. Pulang malah bisa beli mobil, dll


    Sayapun pernah di Kalimantan 12 tahun dan nggak bisa sms-an lho
    Di manapun berada ada yang dekat dengan kita, yang melidungi,memberi rejeki, mengasih, dll. Allah Swt
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho ooh pakde, jauuuh amaaat. Budhe Ipung kangene ber ton ton kayane yaaa.

      Di Kalimantan 12 thn? Budhe ikut ke sana ga tuh?

      Betul pakde, yakin bahwa Allah ada dimana saja. Dan selalu menemani kita.

      Salam kembali dr Jakarta

      Hapus
  16. aku elemen keberapa yah bunda???
    >.<
    *salah fokus*

    smoga selamat sampe tujuan ndik.
    yakinlah kk2 dan keluarga mu selalu mendoakanmu disana. :')

    ish..bunda sayang banget yah sama adiknya?
    sama kayak aku... :')
    *blush*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau gabung dengan Elements? Beararti element 8. Harus siap dengan masa ploncoannya ya :D

      Aamiin, trimakasih ya Nur :)
      Kami saling sayang satu sama lain. Iya sama kayak Nur dengan keluarga :)

      Hapus
  17. wah mas andhi mau merantau ya? padahal janji mo ajarin saya motret, hehe..wah, siapa dong tar yang motret buku2 mbak niken buat promo? jangan2 kameranya mo ditinggalain, wkwkwk...

    selamat berjuang di rantau, mas. semoga langkahnya dipermudah dan berkah senantiasa. kalau kangen jengkol, minta kirimin mbak niken :)

    *doyan ga sih?--#

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang mas, kalau cuma foto buku aja sih masih bisa deh.
      Atau mas Belalang mau action sambil makan jengkie? Beressss! Ntar di close up deh fotonya :)

      Andi ga doyan jengkikok :p

      Hapus
  18. sama bun, adekku SMP di Jogja...merasa nggak tega, tapi akhirnya saya juga bilang, "Allah titip adikku ya, jaga dia...bimbing dia"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah betul itu mbak Nurul, Hanya Allah yang mampu menjaga kita dengan baik.

      Hapus
  19. goodluack buat adik bunda, duuuh jadi terharu melihat kedekatan kakak beradik ini :D, berpelukaaannnnnnn...........

    salam bunda, miss u

    BalasHapus
  20. owh Andaikan aku punya kakak seperti itu akan bahagia..
    kujaga dan kulindungi dari gangguan siapapun


    terutama dari gangguan belalang Jengki..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Looh bukankan aku ini kakakmu?
      Bukan begitu, Dik?

      Belalang Jengki aman kok, ga bisa gigit.

      Hapus
    2. hm, tumben ga komentar soal fanny...ampe bosen dengernya :-

      Hapus
  21. Waah, jauh banget. . .
    Semoga Adik tetap dalam lindunganNya ya, Bunda. ^*

    BalasHapus
  22. perpisahan, selalu adalah momen yang sangat tidak aku harapkan bund. terjadi dan terjadi lagi setiap kali pamit ibu untuk merantau lagi. dulu, waktu pertama kali aku pergi, ada tetes hangat air mata yang jatuh di pelupuk mata. sekuat tenaga aku sembungikan, tapi apa daya. sepertinya itu adalah hal alami yang memang harus terjadi. perpisahan dan keharuan adalah saudara kembar siam yang dimanapun akan selalu hadir untuk saling mengisi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitupun perpisahan waktu mas Ridwan pulang dari rumahku. Rasanya masih banyak yang ingin diobrolkan. Semoga suatu saat akan ada waktu untuk bertemu lagi.

      Hapus