Frangipani Flower Lovely Little Garden: Ujian Di Sekolah Kehidupan
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Rabu, 01 Februari 2012

Ujian Di Sekolah Kehidupan

Masalah... siapa sih yang ngga pernah mengalaminya...?! Masalah seakan selalu datang menghampiri setiap kita. Dan kita akan melakukan segala upaya untuk bisa keluar dari masalah itu. Walau sebagian hanya pasrah tak berbuat apa-apa. 

Seharusnya kita sadari bahwa sebelum kita bisa keluar dari masalah, ada hal yang harus kita tanamkan, yaitu IKHLAS (jiiiaaaahh... itu sih udah pada tau...). Tapi ikhlas yang bagaimana dulu...Ikhlas tuh artinya kita bisa menerima segala sesuatu dengan lapang hati. Kesalahan dalam bentuk apapun yang pernah terjadi. Biarkan hati kita seluas lautan. Kita umpamakan setitik tinta kalau kita teteskan di segelas air, akan membuat airnya menjadi hitam. Tapi coba deh kalau kita teteskan ke lautan, tak akan membuat air laut keruh khan...?! Seperti itulah IKHLAS yang seharusnya. Jangan cuma mengucap ikhlas di kerongkongan kita, tapi masih memakai syarat. Misalnya kita ngomong... Aku ikhlas kok..., tapi....... Nah... jangan pakai tapi. Ikhlas ya ikhlas, ngga pakai syarat... Susah yaaa...?? 


Kita semua punya episode kehidupan. Selesaikan episode yang sekarang dan Allah akan memberikan episode berikutnya. Kita tuh kayak memasuki SEKOLAH KEHIDUPAN (aku suka banget sama istilah ini).. Banyak hal yang ngga diajarkan di sekolah formal kita dulu. Misalnya seperti... dari mana kita tau cara ngrasain ikhlas hati kalau kita ngga ketemu dengan masalah. Dan gimana kita tau pahitnya gagal kalau kita ngga ngalamin sendiri. Dan misalnya kita minta sama Allah untuk jadi orang yang sabar, maka kita ngga akan diberi orang-orang sabar disekitar kita. Biasanya malah kita dipertemukan dengan orang-orang atau persoalan yang bakal menguji tingkat kesabaran kita, Betul tidaaakkk...??

Di Sekolah Kehidupan kita juga harus naik kelas.  Dan untuk bisa naik kelas/tingkat kita harus lulus ujian, absensi/kehadiran dan mengerjakan tugas-tugasnya (sama khan dengan sekolah formal). Ujian di sekolah kehidupan sering kita sebut sebagai masalah. Untuk bisa lulus, kita harus hadapi masalah itu, cari jalan keluarnya. Bukan lari dari masalah itu. Seberapa besar usaha kita menentukan apakah kita layak mendapatkan keinginan kita, impian kita, harapan kita dan kebahagiaan kita. Ujian itu akan selalu ada. Dalam tingkat/kelas berapapun. Kita semua pernah diuji, pernah salah, pernah gagal. Karena memang begitulah Allah hendak menyampaikan pesan. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al Baqarah ayat 155:
*Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.*

Kita harus tetap berfikir positif. Amat penting untuk kebutuhan energi kita. Kalau kita bilang sulit dan tidak mungkin..... ya semua akan menjadi sulit dan tidak mungkin. Tapi kalau kita berfikir positif berkata bisa... maka semua pikiran dan tubuh kita akan bilang mudah atau bisa. Jangan biarkan fikiran negatif negatif mencuri semua semangat, energi dan kemampuan kita.

Jangan kecewakan orang-orang yang menyayangi kita. Ingat terus orang-orang yang mendukung kita. Orang tua, istri/suami, anak-anak, sahabat atau siapapun, yang sebetulnya tidak ingin melihat kita jatuh. Yang sebenarnya ingin melakukan apapun untuk kita asal kita bahagia, tapi kita tidak membuka diri untuk itu.  Sebab kita sudah penuh dengan energi negatif.

Lanjut ya.... Jangan kita gunakan jari kita untuk menunjuk dan menyalahkan orang lain. Misalnya nih... kalau kita sedang menonoton pertandingan, kita mungkin sering berteriak pada wasit atau menyalahkan pemain atau bahkan menyalahkan tak adanya penonton yang memberi dukungan. Padahal kalau kita yang bertanding belum tentu bisa seperti pemain yang sedang kita teriaki itu. Dalam kehidupan ini, sering kita hanya menyalahkan orang tanpa mau introspeksi diri. Sering kunci permasalahn terletak pada diri kita sendiri, tapi karena kita tidak mau menyadari itu, maka permasalahan yang ada tak kunjung selesai. Raport kita merah di Sekolah Kehidupan.

Satu lagi... Putuskan rantai dendam yang ada dalam hati. Dendam membuat hati kita menjadi keruh, kotor, lemah. Ibarat perang... hati adalah panglima/jenderal. Coba bayangin kalau sang panglima tertinggi yang seharusnya mengambil keputusan penting dalam peperangan malah sakit, lemah, tak berdaya.  Maka kita harus selalu menguatkan hati. Mungkin kita bukan pendendam, tapi sakit hati dan kebencian (termasuk benci pada diri sendiri) adalah turunan dari dendam. Membuat hati kita menjadi lemah.

Oleh sebab itu kita harus memperbaiki hubungan kita dengan Pemilik Jiwa Kita. Dengan Allah SWT.  Dia yang mengurus semua urusan yang ada di dunia, serumit apapun itu. Tetap berprasangka baik padaNya. Jangan putus asa. Allah berfirman dalam QS Az Zumar ayat 53:
*Katakanlah, wahai hamba-hambaku yang melampau batas terhadap diri mereka sendiri!  Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh Dialah Yang Maha Pengampun. Maha Penyayang.* 
Maka... pasrahkan semuanya pada Allah. Teruslah berusaha, berdo'a, berserah diri, memohon pertolongan hanya padaNya. Insya Allah....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar