Frangipani Flower Lovely Little Garden: Aku Bersedia Mendengar Keluh Kesahmu
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Minggu, 04 November 2012

Aku Bersedia Mendengar Keluh Kesahmu

Bismillahirrahmannirrahiim...

Salah satu tema GA mbak Nia Angga adalah Hal Positif Yang Telah Dilakukan Untuk Orang Lain. Aku tertarik dengan tema ini karena langsung mengingatkanku pada sosok sahabatku yang sudah 20 tahun lebih berkawan denganku. Kami sudah banyak saling berbagi kebaikan satu sama lain. Kami sudah lama tidak bertemu. Hanya berhubungan lewat telepon dan sms. Dan inilah sepenggal kisah tentang dirinya.

**********



gambar dari sini

Halo Danu, apa kabar? Sedang apa kau ditempatmu? Apakah kita sedang sama-sama menatap bulan? Atau  sekalipun menatap langit, bukan bulan yang sedang kau amati, tapi bintang yang lebih tinggi . Kau suka menatap bintang , bukan? Aku ingat kau pernah cerita tentang arti bintang buatmu. Katamu, saat kau menatapnya, kau seperti melihat mata anak-anakmu, yang berkejap-kejap indah penuh harapan dan memberi kehangatan bagi hatimu. 

Ya Danu... Tatapan anak-anak memang energi  yang amat luar biasa. Kau bahkan pernah berkata rela menjadi arang asalkan anak-anakmu menjadi berlian. Aku suka sekali semangatmu itu Danu. Kadang aku mengucapkannya juga dalam hatiku. Benar Danu, seperti dirimu, aku juga selalu termotivasi oleh anak-anak. Strenght... Anak-anak adalah kekuatan.

Kau memang kuat Danu.... Bahkan saat PHK memporakporandakan kehidupanmu. Kau tetap tersenyum dalam jatuhmu. Padahal kau pasti kesakitan, nyeri. Tak sanggup menatap kerjapan mata anak-anakmu. Tak kuasa melihat istrimu berpura-pura tegar dihadapanmu.

Tapi yang aku sedih, kau menghilang dariku. Tanpa kabar. Aku berusaha menghubungimu tapi tak kau jawab teleponku. Hanya lewat sebuah sms singkat kau kirim, "Aku sedang malas bicara."
Aku tahu Danu... Tanpa kau ceritakan, hal itu cukup membuatku tahu bagaimana suasana hatimu kala itu. Pasti kau sedang berada dalam masa-masa sulit. Keadaan yang menghimpit hatimu, harga dirimu. 

Sebelumnya kau cerita begitu banyak sakit hati dan kebencian yang membara pada keluarga besarmu.  Ada dendam yang sepertinya makin sulit kau redam. Lantang kau teriakkan..."Aku tak butuh kalian! Aku bisa tanpa kalian!"  Aku merinding Danu. Tak kau hiraukan nasehatku.  Bahkan kau ingin menjauhkan anak-anakmu dari mereka. Akhirnya aku memilih diam. Aku tak bisa mendengarmu memuntahkan sakit hatimu.  Tenangkan hatimu... Andai rasa itu membuat sebuah pembuktian semoga semua kembali menjadi indah.


Bagaimana kabar anakmu, Danu? Semoga dia sudah tidak kecewa lagi karena tidak mendapat bea siswa dari sekolahnya.  Anakmu begitu mengerti keadaanmu. Sampai-sampai dia ingin mendapat bea siswa agar terbebas membayar uang SPP. Dia tidak mau menyusahkanmu. Terharu aku mendengar ceritamu. Aku ikut terpaku saat kau cerita anakmu menangis karena bea siswa itu tidak jatuh padanya. Bukan karena dia merasa kalah berprestasi, tapi karena dia merasa mengecewakan ayahnya. Dia sudah berusaha membuat ayahnya bangga pada dirinya. Dia ingin mempersembahkan sesuatu yang amat berharga baginya untuk ayahnya. Aku tahu ddamu sesak oleh tujuan mulianya. Makin menggununglah tekanan dalam hatimu. Tak kau sangka terpuruknya dirimu membuat anakmu berfikir sejauh itu. Ayah mana yang tak bergetar hatinya akan kenyataan itu.

Sejak itu kau sering mengabari ku tentang keberadaanmu yang berpindah-pindah. Aku jualan burung dara goreng di trotoar jalan, aku ada di kota A sedang bisnis kopi. aku ada di kota B lagi nunggu bongkar kapal, aku di kota C ngurusin warnet, aku di kota D ada teman ngasih aku kerjaan.

Danu...! Kau sedang membakar dirimu... Berkobarlah...! Jangan padam. Aku tak mau melihatmu menjadi arang. Aku ingin terus menyemangatimu agar kau bangkit. Aku bersedia mendengar semua jatuh bangunmu. Aku mau menjadi saksi dari perjuanganmu. Aku bersedia mendengar keluh kesahmu.

Istri dan anak-anakmu adalah sosok-sosok hebat yang selalu mendorong dan mendukungmu. Aku salut dengan istrimu yang begitu menghormati dan menghargaimu sekalipun dalam jatuhmu. Tetap menjaga harga dirimu, menempatkanmu pada posisi yang benar. Sebagai Nahkoda. Yaaa... kau tetap nahkoda dikapalmu. Dan sebagai ABK (anak buah kapal) istri dan anak-anakmu begitu mengerti pada posisinya masing-masing. Sehingga kapalmu tetap berlayar dan tidak karam. Ada badai, tapi kalian hadapi bersama dengan kompak. Kau nahkoda handal. ABK-mu begitu percaya padamu. Mereka yakin... nahkoda akan membawa mereka ke pulau impian. Yang indah benderang....

Danu sahabatku....
Aku tahu ada yang kau kantongi saat kau mengabariku bahwa istrimu mendapat pekerjaan dan kaulah yang menggantikan perannya dirumah. Ya Danu... aku tahu... kau kantongi egomu. Dunia bagai terbalik buatmu. Tapi kau lakukan semuanya tanpa mengeluh. Bahkan candamu tetap riang. Kau masih punya wibawa pada masa-masa tersulitmu. Tak ada arogansi dari istrimu. Dia tetap cantik pada sunatullahnya. Tanpa kau tahu, aku sempat berlinang air mata untukmu.

Apa arti "waktu" kala itu buatmu Danu..? Apakah kau merasakan kecepatan putarannya? Atau bahkan kau merasa waktu bagai merantai langkahmu seolah tak bergerak. Atau bergerak dalam kelambatannya.

Saat-saat itulah kau bilang senang menatap bintang-bintang. Seolah menggantungkan cita-cita dan harapanmu pada tiap-tiap sudutnya. Aku tahu keadaan itu tak mudah untukmu. Mungkin saat itu tanganmu sering terkepal seolah ingin meninju sesuatu, tapi tak kau tahu apa sasarannya. Aku setia berbagi hari denganmu. Kau makin terbuka padaku. Mungkin karena menurutmu persahabatan kita sudah teruji. Aku ada saat kau membutuhkan teman bicara disela-sela pekerjaan rumah tanggamu. Dan hanya kepadaku kau bisa melakukan itu tanpa rasa malu.

Yang aku suka darimu, Danu... Kau tetap berprasangka baik pada Allah. Dalam cobaan demi cobaan yang kau alami kau tetap dapat melihat kasih sayangnya Allah padamu. Kau percaya bahwa Allah mendengar do'amu, Allah melihat apa yang kau kerjakan. Waktunya akan tiba. Allah sedang menguji dan kau merasa harus lulus ujian itu. Aku turut mendo'akanmu.

Dan waktunya memang tiba... Betul kan Danu...? Kau lulus ujian itu. Sebuah berita gempita kau kabarkan padaku saat aku tengah sibuk dengan pekerjaanku. Kau diterima bekerja. Bahkan kau punya jabatan yang cukup lumayan. Aku dapat merasakan buncahan dadamu yang merasa bahagia. Kau siap menyongsong hari dalam keadaan yang penuh harga diri. Kau memiliki tahta kini. Singgasanamu terasa nyaman kau duduki. Kau memiliki hulubalang dan prajurit-prajurit yang berada dibawah kekuasaanmu. Kau bagai raja sekarang, walau wilayah kekuasaanmu belumlah luas. Tapi aku yakin... wibawamu akan mengharumkan jagad raya.

Danu... aku masih menatap bulan. Purnama ini terlalu indah untuk dilewatkan. Kau tahu kan, aku membuat impian kecil di purnama lalu...? Satu purnama berlalu dan aku dapat meraih impian itu. Maka bulan yang bersinar bulat indah malam ini adalah saksi... bahwa impian bisa kita kobarkan dalam hati dan semangat kita. Kumpulkan impian-impian kecil kita dan kita akan meraih sesuatu yang besar. Besok akan kukabari kau. Akan kuceritakan semuanya padamu apa yang sudah kuraih. Malam terlalu larut sekarang. Aku tak mau mengganggumu. Besok Danu...

"CINTA BERKATA PADA SAHABAT, UNTUK APA KAU ADA KALAU SUDAH ADA AKU YANG MENCINTAI DAN MELINDUNGINYA? SAHABAT MENJAWAB, AKU ADA SAAT CINTA MEMBUATNYA MENETESKAN AIR MATA DAN MEMBUATNYA MERASAKAN GUNDAH GULANA."

“Tulisan ini disertakan pada Birthday Giveaway yang diadakan Nia Angga"

75 komentar:

  1. Bagus benar kisah ini. Bukan hanya keadaannya , hikmah darinya tetapi juga pilihan kata-katanya.
    Dua jempol
    Semoga berjaya di kontes jeng Nia Angga
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih pakde.... pertamax ni ye... hehehehe...
      Dua jempolnya diterima... dan makasih buat supportnya.

      Salam kembali..

      Hapus
    2. kalau jurinya Pak De..
      langsung nemu memenangnya ini....

      Hapus
    3. yup..setuju
      pemilihan kata2nya kerren...
      ikut nimbrung di komeng pertamax

      Hapus
    4. sepakat dengan pakdhe... bagus nian pemilihan kata2nya, indah penuh makna, juga menginspirasi untuk menjadi sahabat yang baik...

      keren mba!

      Hapus
    5. @Mas Moerad qrad: makasih yaaa... yg komen juga keren..


      @Mbak Alaika: Aduuh dipuji dirimu bahagia nian diriku mbak.... Dirimu juga sahabat yg baik.

      Hapus
    6. Mbakkkk NIkennn, it's great having a friend like you..

      #saya juga temannya Mbak NIken kan? Atau di anggap adiknya deh...[sok imut neh]

      Hapus
    7. Hai mbak Ririe....eh Dik Ririe... hehehe.... mau dong jadi temenmu juga... it will be great too...
      Yuuk berpelukaaann...

      Hapus
    8. saya kan temannya dianggap apa ya...??
      adiknya, kakaknya , ayahnya atau eyangnya...
      terserah deh...

      Hapus
    9. Maksudnya Ririe menganggap mas? Atau saya yang menganggap nih...?
      Kalau saya kan udah jelas thooo... mosok mesti diulang terus...

      Hapus
  2. Benar sekali, Pakde Cholik, saya juga sangat setuju, bukan hanya keadaan dan hikmah darinya, tapi pilihan kata-katanya teruntai dengan bernas dan cantik sekali. Salut, Bu. Semoga sukses dalam kontes yang asyik ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan ini juga saya persembahkan buat Danu sahabat saya. Saya menghargai apa yang sudah dia berikan kepada saya.
      Terima kasih buat supportnya pak Azzet.

      Hapus
  3. Tulisannya buat saya tertegun Bunda'..

    selalu tersentuh jika kata "SAHABAT" jadi tema...
    setiap kalimat mengalir apa adanya, dan hasilnya sebuah ketulusan,.

    Nice.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga jadi tertegun sama komen teh Bonit... hehehe...
      Makasih ya teh..

      Hapus
  4. Diantara kata2 yang dalam maknanya adalah "Sahabat"

    asli kisahnya membuat kagum atas kekuatan hati dan mengesampingkan ego....

    terima kasih kisah yang sangat berkesan ini bun...
    _______________________
    soal keterlambatan tadi maaf bun, heee
    tapi mampir makan mie dulu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok mie nya ga bagi2 Ki... hehehe...
      Kirain salah taman tadi...

      Makasih menyukai kisah ini..

      Hapus
  5. Meresap ke dalam hati, indah sekali
    Tak sia2 aku meminangmu menjadi sahabat terbaik
    dalam hidupku
    meski cinta tak membuatku menangis, tetap saja sahabat penting artinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduuhh.. so sweeeett... makasih Kang Haris...
      Jadi tersanjung...

      Hapus
    2. seperti td saya bilang, ini beneran dari dasar hati bkn dari dasar jurang :D

      Hapus
    3. Ciyus.... wkwkwkwk...
      Makasih ya Kang Haris utk pinangan sebagai sahabatnya...

      Hapus
  6. tulisannya bunda lahfy makin hari makin maknyuss, hehe

    smoga menang di GA nya mbak Nia Angga ya bunda ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maknyus kayak mie Jandanya kang Haris ya mas Imam... hehehehe.

      Makasih yaa...

      Hapus
  7. bunda,,merinding bacanya, sahabatan dg bunda begitu mempesona sptnya,,,beruntunglah aku bisa kenal dg mu hmmmm #peyuk bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mimi... kok bisa merinding siih...
      Bunda juga beruntung kenal dengan Mimi.
      *peluk mimi...

      Hapus
  8. terharu bundaaa....jadi inget sahabat aku deh :"(

    BalasHapus
  9. Hanya tiga kata buat karakter Danu di dalam kisah di atas. "Salut Buat Anda". Tadinya, saya mengira ini adalah cerita rekaan belaka. Ternyata, kata Bunda Lahfy, karakter Danu di postingan di atas adalah karakter nyata. Dgn kata lain, orangnya ada di dunia ini. Anda adalah org hebat, org yg tidak mudah menyerah terhadap kesulitan yang mendera. Sungguh, Tidak banyak yg mampu melakukannya. sy sdh sering membaca tentang cerita hidup yg mengharukan, tapi kebanyakan yg terjadi endingnya adalah, klo bukan terjun ke sumur, yah gantung diri. Tapi anda, sosok yang begitu kuat. Kuat dalam segala hal.

    Salut buat Mas. Salut juga buat istrinya yg tetap setia di kala Mas terpuruk. Rasanya, sangat sulit menemukan wanita seperti beliau di saat skrg ini. Salut juga untuk anaknya, mudah2an jd anak yg berbakti kepada kedua org tuanya.

    Dan tidak lupa, sy juga ingin berterimakasih kepada bunda lahfy yg telah mengisahkan postingan di atas. Makasih Bunda. Rasanya, sy dapat energi baru lagi setelah membacanya... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini mas Ichal bukan ya...?

      Makasih atas penilaian indahnya terhadap Danu dan pesahabatan kami. Semua ini didasarkan rasa tulus dan terbuka. Toleransi diantara kami amat tinggi. Hubungan Danu dengan keluarga saya juga cukup baik.

      Alhamdulillah... bersyukur andai kisah ini ternyata bisa menjadi hikmah buat teman2 semua.

      Hapus
  10. wah mendengar seorang yang kayak ginimalah bikin nangis aja bund saat si danu terpuruk di PHk dia ingin selalu menyekolahkan anaknya walaupun bapak seperti arang anak harus melebihi dari arang yaitu harus jadi brlian walaupun orang tua ndakpunya apa apa anak harus kaya ane salut dan ceritanya sangat mengharukan sekali
    salam dari jogja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan ini bukan sekedar cerita. Ini adalah kisah nyata yg dijalani Danu.

      Makasih mas Opick.
      Salam kembali dr Jakarta.

      Hapus
  11. Kisah yang bergulir seperti roda. Selalu dibutuhkan usaha keras untuk meraih kesuksesan. Salamkan salutku untuk dia ya bund ... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Danu menerima salamnya mas Ridwan.
      Trimakasih ya mas...

      Hapus
  12. Bukan hal yang mudah untuk bisa menjadi pendengar yang baik. Sangat terkesan dengan artikel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebab Danu juga mau jadi pendengar saya kok pak Asep.

      Trimakasih menyukai tulisan ini.

      Hapus
  13. Waah..aku berkaca-kaca... Semoga Danu & keluarganya tetap tegar disegala ujian dan persahabatan kalian juga makin kukuh saling menguatkan.. Semoga sukses juga GAnya ya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Danu bilang, dia juga berlinang air mata membaca ini. Ingat masa2 sulitnya.
      Aamiin... Trimakasih doa dan supportnya mbak Mecha.

      Hapus
  14. pasti Danu merasa sangat tertekan ya bun, sampe-sampe dia seperti itu.
    semoga aja anak-anak Danu bisa menjadi anak yang berbakti sama keluarganya amminn.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapapun pasti akan mrs tertekan dgn kondisi yg dialami Danu. Tapi bagaimana Danu menyikapi semua itu.. Itu yg blm tentu bisa dilakukan oleh org lain.
      Makasih kunjungannya mas...

      Hapus
    2. aminn semoga saya dapat mengambil hikmahnya dari kisah Danu ini.
      makasi bunda

      Hapus
  15. Satu kata, subhanalloh. Tidak banyak orang yang meletakkan khusnudzon pada Alloh Tabarokta wa Ta'ala atas kondisi yang serba sulit. Kang Danu dan istri mampu melakukannya.
    Kisah yang inspiratif untuk melunakkan hati agar selalu sabar, ikhtiar dan tawakkal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Djangkies betul sekali. Danu dan istrinya juga anak-anaknya adalah 1 team yg kuat. Mereka tau poris mereka masing2.

      Hapus
  16. kadang cinta sahabat itu lebih tulus daripada kekasih n_n

    BalasHapus
  17. bagus banget Bunda.. sampe mrinding bacanya..
    bunda pinter banget sih milih kata2nya..
    kereeenn.. sukses GAnya yaahh..

    andai kata namanya bukan Danu, tapi Fauzul andim, #ehh!
    ngaco nih.. hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mosok siih merinding juga Noorma...? Karena kedinginan kali merindingnya....
      Makasih yo manis... Ga sengaja tuh milih kata2nya.
      Kalo Fauzul Andim ntar yg buat tulisannya siapa ya...?

      Hapus
  18. mewek mode on.. jadi terharu, jika seorang sahabat memberikan semangat pada kita..

    Semoga sukses..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca tulisan saya sendiri ini, sy juga terharu mbak.
      Makasih supportnya.

      Hapus
  19. aneh kok ya aku kok ketinggalan terus postingan mbak niken diblog ini. padahal aku BW terus nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhooo... kok bisa...? hehehe...
      padahal aku bawel banget lhooo... wkwkkwk..

      Ga ketinggalan kok mbak Lidya... komen kapan aja boleh...

      Hapus
  20. Whuaaaa penuh makna aku jg beruntung bertemu mba niken yang shalihah ini.. ♥♡

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Hana bisa aja...
      Apa kabar Abu Dhabi...?
      Sedang musim apa nih...

      Hapus
  21. kisah yang mengharukan,
    kunjungan balik dariku

    salam hangat dari makassar

    BalasHapus
  22. Saya sudah pernah membaca ini sebelumnya...
    tapi tetap Indah juga...

    lagi2 feeling saya bakal menang deh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Speechless ya mas...Kalimat sederhana ini bahkan tak terganti oleh candaan apapun dan deretan pujian. :)
      Makasih ya... Lama banget nunggunya.

      Hapus
    2. hehehehe...
      maaf baru pulang dari Hongkong...

      Hapus
  23. Balasan
    1. Salam kenal kembali Cinta... :)
      Trimakasih kunjungannya.

      Hapus
  24. Terharu T_T sangan mengispirasi sekali bunda...

    *SaHaTaGo [Salam Hangat Tanpa Gosong] Pojok Kali Bayem Jogja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh... agen james bond bisa terharu juga...
      makasih yaaa...

      Hapus
  25. Salam kenal kembali...
    Hehehe... silau ya sama yellownya...

    Alhamdulillah kalau tulisan ini bisa menginspirasi. Banyak mmg yang ingin saya sampaikan disini. Dan aklau itu tertangkap ya syukurlah...
    trims ya

    BalasHapus
  26. Mengingatkan saya pada seorang sahabat waktu masih kuliah dulu, dah lama sekali sekarang gak bertemu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin ada baiknya disambung lagi tali silaturahim dengannya.

      Hapus
  27. assalaamu'alaykumuwarohmatullohi wa barokaatuh...

    suer nyentuh ^_^ hehe... afwan ummy baru bisa mampir lagi hehe....ternyata saya sudah banyak ketinggalan ya :)

    mampir balik ya kak ke www.kaze-kate.net

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam warrahmatullahiwabarrakatuuh...
      Hai mas Kaze... Tak apa baru berkunjung lagi... yg penting sehat walafiat. :)
      Oke deh.. kunjungan baik segera ya...

      Hapus
  28. indah sekali tulisannya mba niken. sungguh beruntung teman mba yang memiliki sahabat seperti mba. semoga Allah senantiasa menjaga semua ini

    BalasHapus
  29. weeww emang mantep kisah sosok Danu.. semoga memberi inspirasi bagi pembaca ya mbak..

    terima kasih atas partisipasinya. sudah dicatat sebagai peserta :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. eeehhh... mbak Nia Angga akhirnya berkunjung juga...
      Terima kasih sudah tercatat sebagai peserta.

      Hapus