Frangipani Flower Lovely Little Garden: Aku Ingin Membahagiakan Orang Tuaku
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Rabu, 14 Maret 2012

Aku Ingin Membahagiakan Orang Tuaku


Lembut kukenang... Kasihmu ibu...
Di dalam hati ku kini menanggung rindu...

Hhhhhhh.... (helaan nafas dalam)... tiba-tiba aku teringat almarhumah ibu. Kenangan saat-saat beliau sakit hingga meninggalnya bagai sebuah film yang sedang diputar.  Rasa sedih tiba-tiba muncul. Resah sekali hati... Menyesal karena merasa belum bisa membuat ibu bahagia semasa hidupnya. Dan ingatan beralir kepada bapak yang berada di Yogya. Mendalamkan keresahan hati... Ya Allah... beri aku kesempatan membahagiakan bapak. Pikiran ini akhirnya sering menggangguku. Banyak angan-angan yang kurajut, ingin kupersembahkan kepada bapak. Tapi mampukah aku mewujudkannya...?? Resah... makin resah..

Maka demi mengusir keresahanku...dalam sebuah halaqah, aku  bertanya pada Ukhti yang menjadi guruku belajar Alqur'an. Yang aku tanyakan adalah tentang bagaimana cara kita membahagiakan orang tua menurut Alqur'an. Sebab kita sering ingin membahagiakan orang tua kita, ingin membalas jasa mereka, tapi kita sering sekali merasa belum mampu, belum pantas, selalu mengecewakan orang tua... Aku ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tuaku, membahagiakan mereka.


Ukhti menjawab pertanyaan mengawalinya dengan mengingatkan bahwa kita sering memakai ukuran manusia dalam mengartikan kata membahagiakan orang tua. Berfikir tentang berapa besar uang yang akan kita berikan, mengajak orang tua jalan-jalan, membelikan barang-barang kesukaan mereka, membangunkan rumah untuk mereka, membelikan mobil, atau bahkan menaikkan haji.  Seolah-olah kalau kita belum mampu memberikan itu semua maka belum mampulah kita membuat orang tua bahagia.

Sebagai orang tuapun seharusnya tidak mengharapkan hal yang berlebihan kepada anak. Seolah-olah air susu haruslah dibalas dengan limpahan materi. Menuntut jasa-jasa dalam melahirkan, membesarkan, mendidik anak-anaknya haruslah dibalas dengan hal yang setimpal menurut ukuran mereka.  Ya nggak salah juga andai anak ingin memberikan materi kepada orang tua. Tapi niatkanlah untuk mencari ridho Allah. Karena memang perintah Allah lah anak harus menghormati orang tuanya.  Bersyukur kepada Allah atas kehidupan yang diberikan kepada kita lewat tangan orang tua kita. Namun kalau ukuran materi yang kita pakai, berapaun besarnya materi yang kita berikan, takkan sebanding dengan apa yang sudah orangtua kita berikan kepada kita. Jadi sebaiknya pakailah batasan yang ada dalam Alqur'an. Sebab itulah yang akan diridhoi oleh Allah. 

Lalu ukhti memintaku membuka Alqur'an Surat Lukman ayat 13-17.

13. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Ayat ini adalah nasehat orang tua kepada anaknya, untuk tidak mempersekutukan Allah, menjauhi perbuatan syirik. Bahkan tidak mempersekutukan Allah dengan dirinya sendiri (orang tua). Nasehat orang tua agar anaknya menjadi orang yang beriman. Saat orang tua meninggal nanti yang diwariskan adalah sebuah keimanan. Keislaman. Dengan tetap menjaga keimanan berarti kita membahagiakan orang tua. Karena itu berarti pada saat orang tua dimintai pertanggungan jawab atas anak-anaknya, dia telah mendidik anak yang beriman, Islam, sholeh/sholehah.

14. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus ingat perjuangan org tua terutama ibu. Menghormatinya, menyayanginya. Bukan kemauan orang tua minta dihormati dan diingat jasanya. Tapi karena perintah Allahlah kita melakukannya.  Kita ada di dunia atas ijin Allah lewat perjuangan seorang ibu sewaktu melahirkan anaknya.  Jadi andai kita berbuat baik kepada orang tua dasarnya adalah karena menjalankan perintah Allah dan mencari ridhoNya, Insya Allah itu juga kebahagiaan untuk orang tua kita. Ayat ini  menyuruh kita untuk  bersyukur  kepada Allah terlebih dahulu, baru kepada orang tua..

15. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Ayat ini adalah ayat yang membatasi sejauh mana kita harus berbakti kepada orang tua. Yaitu pada saat orang tua mengajarkan kita untuk mempersekutukan-Nya. Atau mengajarkan kita hal-hal yang dilarang agama, seperti meminta kita untuk berbohong, mencuri, melarang beribadah, atau bahkan meminta anak-anak mendahulukan dirinya daripada Allah. Merasa bahwa orang tua adalah sosok yang harus selalu dipatuhi. Kalau orang tua mengajarkan dan menuntut hal-hal seperti itu, kita boleh tidak menurutinya.Contoh dimasa lalu bagaimana Ibrahim meninggalkan ayahnya yg menyembah berhala.

16. (Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.” 


Ayat ini seperti menyegarkan, bahwa sekecil apapun yang kita berikan kepada orang tua, Allah akan membalasnya. Jadi kita tak harus berfikir harus memberikan hal-hal besar baru merasa sudah memmbahagiakan orang tua. Perhatian kecil pun mampu membuat orang tua bangga pada anaknya. Subhanallah... mudahnya kita membahagiakan orang tua kalau ukuran Allah lah yang kita pakai.

17. “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” 


Ayat ini nasehat orang tua agar kita tetap menegakkan sholat, berbuat baik kepada sesama dan agar kita bersabar menghadapi segala cobaan yang diberikan Allah.  Dalam sholat ada doa dan pujian-pujian kepada Allah. Dengan sholat kita sendiri yang mendoakan orang tua kita. Bukan dengan membayar orang untuk mendoakan mereka.  Bukankah dengan doa anak yang sholeh berarti amal ibadah orang tua tidak akan putus walau mereka sudah tiada. Amal ibadah yang tak putus berarti kebahagiaan dunia akhirat untuk orang tua kita.

Alhamdulillah... dengan halaqah hari itu, hatiku menjadi lebih tenang. Rasanya aku tahu apa yang harus aku lakukan... Takkan aku tunda lagi... Aku sayang ibu bapak ku karena Allah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar