Frangipani Flower Lovely Little Garden
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Rabu, 06 April 2016

Menyapa Kembali

Bismillahirrahmannirrahiim,

Alhamdulillah, bisa kembali mengisi sudut taman ini setelah sekian lama diabaikan. Mencoba kembali menulis walau masih terasa kelu, kaku dan ragu-ragu. Tapi whatever lah... dicoba aja.

Keinginan menulis lagi muncul karena ingin sekali bermuhasabah diri. Merasa betapa rapuhnya keimanan. Betapa butuhnya akan cubitan-cubitan bagi diri sendiri agar selalu ingat pada kewajiban yang semestinya. Juga karena rasa geram pada situasi dan kondisi yang terjadi pada Islam, pada negri. Setidaknya, aku ingin bersikap dan bersuara sebagaimana yang aku rasakan dan yang aku pahami.

Sekedar menyapa teman-teman blogger semua...
Halooo... Apa kabar? Lambaikan tangan dan salamin satu-satu...
Hai...hai... Kalian hebat-hebat ya sekarang. Takjub juga dengan perkembangan perbloggeran saat ini. Beda jauh sama dulu. People change, you change and I change, too. Sukses deh buat teman-teman semua.

Mohon bimbingan dari teman-teman semua, ya... Maklum newbie... hehehe...






Read more »»  

KUMPULAN QUOTE

Bismillahirrahmannirrahiim.






























Read more »»  

Sebuah Pinta


Beri aku kesempatan untuk mempunyai pinta
Sebuah keinginan yang tak kunjung usai
Menyentak-nyentak dinding kesabaran
Hanyut di arus deras pengharapan
Manakala aku sadar segalanya tak terjadi
Aku hanya mampu menengadah pada Sang Pemberi


Putaran waktu yang terjadi hanya mampu memperbaiki
apa-apa yang dianggap kekeliruan
Akan terlihat sampai nanti detik terakhir
bahwa yang menyebabkan gemetar semua indra
hanyalah prasangka
Tak ada pengabdian yang terbuang percuma
Karena setiap putaran waktu adalah pemberian



Read more »»  

Kamis, 21 November 2013

Fainnama'al Usri Yusro Innama'al Usri Yusro

Bismillahirrohmannirrohiim,

Akhirnya, datang juga kekuatan hati untuk menuliskan peristiwa yang menjadi cobaan berat untuk keluargaku, terutama untuk kakakku, Element 1. Melihat senyuman yang mulai terkembang di bibir mas Yoyok dan istrinya, mbak Nuni, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira. Setelah sebelumnya, begitu berat beban dan kesedihan yang mereka rasakan.

Ahad, 3 Nopember 2013

Sore itu aku sedang siap-siap hendak pulang ke Jakarta dari Depok. Sebuah bbm masuk dari adikku, Andi (element 4).

"Aku ke rumah mas Yoyok, tapi mas Yok ga ada. Sedang ke rumah sakit bawa Astha yang kesiram air panas."

Awalnya tak ada dalam bayanganku seberapa besar musibah yang menimpa Astha. Walau cukup kaget karena diberitahu bahwa Astha terpeleset membawa panci air panas untuk mandi. Berita kemudian berkembang, gambaran separah apa Astha membuatku ngilu. Bergegas kami pulang mengantar anak-anak terlebih dahulu, baru kemudian aku dan suami ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sepanjang perjalanan aku keep contact dengan mas Yoyok dan dik Andi. Desiran-desiran nyeri sudah bisa aku rasakan, air mata sudah tak bisa aku tahan.  Aahh... Sejak kecil memang aku amat dekat dengan mas Yok. Dia yang selalu membela dan memperhatikan aku. Bahkan sampai saat ini. Rasanya ada kontak batin.

Parah! Itu yang aku tangkap untuk kondisi Astha. Sebelum sampai ke RSCM, Astha sudah dibawa ke 2 rumah sakit yang ternyata di sana tak bisa menangani luka bakar seperti kondisi Astha. Duuuhh.. membayangkannya harus menahan panas di sekujur badan, berpindah-pindah rumah sakit, nyeri rasanya.

Sesampainya di UGD RSCM, aku langsung bergegas melihat kondisi Astha. Dan... Begitu melihatnya... Astagfirulloh... Lemas semua persendianku. Sesaat aku terpaku tak bisa melangkah mendekat. Deras sekali air mataku menyaksikan tubuh Astha penuh dengan luka bakar. Seluruh badan dari batas pinggang ke atas, depan belakang, leher dan wajah. Semua melepuh. Innalillah.




Bergeming sekujur tubuh
Merasakan ngilu pada sebuah kenyataan
Tak butuh sedetik membuat lemas persendian
Menyelinapkan bermacam rasa
Mengalirkan riak dari kantung mata

Redup, tak ada sorot pada matamu
Berat, begitu gontai kau seret langkah
Banyak tanya yang tak mampu kau jawab
Banyak harap yang coba kau pertahankan

Kau bahkan bertahan dari nyerimu sendiri
Tertatih kakimu menopang asa pada buah hati
Seolah ingin meneriakkan...
"Berapapun akan kubayar untuk anakku!"

Kuatkan dirimu, idolaku
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّهِ 
Fainnama'al usri yusro
Innama'al usri yusro



Begitu aku menemui mas Yok, pelukanku bagai tak ingin kulepaskan. Ya Alloh... Begitu berat cobaanMu untuk kakakku tercinta. Sedangkan mas Yok sendiri lututnya masih sakit karena belum lama oprasi lutut karena pengapuran. Jalannya masih terpincang-pincang. Kalau apa yang kurasakan saja seperti ini, lantas bagaimana dengan perasaan mas Yok dan mbak Nuni?

"Kaki mas Yok sakit, tadi jalan ke sana sini ngurus macam-macam," kemudian runtut sekali mas Yok berkisah kejadian yang sebenarnya mulai dari terjadinya musibah sampai Astha masuk UGD RSCM. Sungguh sebuah kisah yang membuat ngilu bahkan untuk sekedar dibayangkan.

Ruang Isolasi RSI Cempaka Putih

Karena ruangan khusus luka bakar di RSCM penuh, maka mas Yok sibuk mencari rumah sakit lain yang ada instalasi khusus untuk luka bakar. Akhirnya dapatlah di RSI Cempaka Putih. Astha masuk ruang isolasi khusus luka bakar. Tak boleh ditunggu. Kami hanya bisa melihatnya dari kaca saja. Sampai di sana sudah sekitar jam 2 pagi. Jam 3 aku dan suami pulang, karena harus mengurus anak-anak sekolah. Sejak itu, aku mondar mandir ke RSI.


7 Elements minus element 6 dan 7 yang besuk pada hari lain

Begitu juga dengan element-element yang lain. Bergantian datang menemani mas Yok di rumah sakit. Alhamdulillah rasa persaudaraan amat terlihat pada saat-saat seperti ini. Saling support dan membesarkan hati.

Selasa, 12 Nopember 2013

Pagi-pagi sekali aku melihat status BB mas Yok tidak seperti biasanya. Mas Yok bukan orang yang suka mengeluh apalagi sampai menjadi status BB. 

"Ya Allaaaaaaaah...." begitu ditulisnya.

Aku langsung menangkap ada sesuatu pada Astha. Segera aku tanyakan pada mas Yok. Benar saja. Rupanya mas Yok dan mbak Nuni malam selasa dipanggil dokter. Dokter menceritakan kondisi Astha yang sebenarnya. Bahwa Astha belum melewati masa kritisnya. Itu makanya suhu bandannya bisa tiba-tiba 40 derajat lebih, lalu tiba-tiba turun kembali. Bahwa luka bakar di badan Astha cukup parah dan dalam. Akan memakan waktu lama untuk penyembuhannya dan melewati beberapa kali oprasi.

Segera aku minta ijin pada suami untuk ke rumah sakit, terpaksa meliburkan katering. Aku yakin mas Yok dan mbak Nuni sudah merasa letih lahir dan batin. Beberapa hari di rumah sakit hanya tidur di emperan ruang luka bakar saja. Aku hanya ingin ada di dekat mas Yok. Menemaninya, memijiti kaki dan pundaknya, mengusap punggungnya, membesarkan hatinya. Hanya itu yang aku bisa lakukan.

Selasa itu, tak disangka... Astaghfirulloh! Astha tiba-tiba menggigil dan berteriak-teriak, kemudian tidak sadarkan diri dengan nafas tersengal-sengal. Atas kondisinya itu, akhirnya Astha di bawa ke ICU. Innalillah... Nggak tega aku melihat wajah-wajah mas Yok dan mbak Nuni. Begitu lemas dan kosong. Terdiam tak berkata apa-apa. Memasrahkan semuanya pada Alloh.


ICU RSI Cempaka Putih

Atas pertimbangan dokter yang merawat Astha, kemudian Astha kembali dipindah ke RSCM. Segera pengurusan kepindahan dilakukan. Sampai di ICU RSCM kira-kira jam 21. Hari rabu Astha pindah dari ICU ke ruang HCU khusus Luka Bakar. Rambutnya dibotak supaya mempermudah penyembuhan dibagian kepala. Alhamdulillah di ruang HCU perkembangannya baik. Walau kami tetaplah hanya bisa melihatnya dari kaca, tapi karena tempat tidur Astha ada di dekat kaca, kami jadi bisa "ngobrol" dengan gerak bibir atau tulisan di kertas.

Ruang HCU RSCM

sudah sesekali diijinkan melemaskan otot kaki dan tangan 
dengan ke luar ruangan sebentar


Sabtu, 16 Nopember 2013

Milad Astha yang ke 15. Kami hanya bisa mengucapkan dari kaca. Saudara-saudara, teman-teman Astha menunjukkan perhatiannya dengan membesuk dan mengucapkan selamat milad. Mengharukan. Barakalloh, Astha.

Kepada teman-temannya, Astha menggerakkan bibirnya mengucapkan,"Jangan lupain gue..."

Teman-teman Astha menjawab,"Nggak akan! Don't worry. Semoga lekas sembuh."

Alhamdulillah Ya Alloh. Akhirnya berlalu juga kesusahan yang Kau ujikan pada kami. Memang ini belum selesai. Tapi setelah menjalan 5 kali oprasi, Astha makin banyak perkembangannya.



Pesan: Bagi teman-teman yang masih harus merebus air untuk keperluan mandi air hangat (belum memakai shower), sebaiknya merebus menggunakan ceret, bukan panci. Air tak perlu sampai mendidih. 










Read more »»  

Sabtu, 16 November 2013

Dua Bujangan

Bismillahirrohmannirrohiim,

Lama-lama nggak tahan juga kalau nggak cerita tentang dua bujangan yang belakangan makin akrab denganku. Tiap hari ada saja kelucuan yang mereka ciptakan melalui obrolan bbm. Gara-gara android sudah bisa merambah bbm, mereka jadi bisa ikut menginstalnya dan bawel banget tiap hari. ^_^

Dua bujangan ini adalah Mohammad Taufiqurrohman pemilik blog Topics dan mas Muhammad Ridwan Purnomo pemilik blog La Ranta. Heeiii.. keduanya memakai nama awal yang sama, hanya beda satu huruf o dan u saja. Nama yang bagus bukan? Sepanjang yang aku kenal, mereka berdua memang selalu sopan dan bersikap baik kepadaku. Kalau dulu aku pernah berkisah tentang Dua Gadisku Yang Lain, maka kali ini aku akan berkisah tentang Dua Bujangan.

Dengan mas Ridwan, aku memang sudah lama dekat, sudah beberapa kali ketemu. Bahkan saat ini sedang ada proyek kerja sama membuat kolaborasi kumpulan cerpen yang sedang kami ajukan ke penerbit mayor. Semoga naskah kami diterima. Aamiin Ya Rabb.

Sedangkan dengan mas Taufik, keakraban baru dalam beberapa bulan ini. Sudah pernah berkunjung ke rumahku dua kali. Berawal dengan bagaimana dia memanggilku dengan sebutan "Mak" di facebook. Eehh.. sekarang malah agak keren dikit, kadang manggil "Mommy". Hadeeuuuuh... Wis biarin aja. Tetap nggak jauh dari kesan emak-emak pokoknya. Aku memanggilnya "Tole". Rasanya jadi sok akrab sok dekat gitu deh dengan panggilan itu ^_^. Mas Ridwan yang semula memanggilku dengan sebutan bunda, jadi ketularan memanggil Mak. Mendadak aku punya dua anak bujangan baru, yang masing-masing punya kegalauan sendiri-sendiri. *Pisss mas-maaas...

Tiap pagi, Tole rajin sekali menyapa salam dan selamat pagi. Sepertinya sehabis sholat subuh yang dia lakukan adalah menyapaku dan mas Ridwan. Maaf ya Le, Mak sering nggak langsung menjawab salammu segera. Kalau pagi suka repot di dapur atau ke pasar. Tapi pasti dijawab kan. Makasih loh dengan sapaan dan salam tiap paginya.

Oleh-oleh dari Tole waktu ada tugas ke Anyer

Usia mereka hanya terpaut setahun, lebih muda Tole. Dan dalam obrolan kami, Tole memanggil mas Ridwan dengan sebutan "Kakak". Bener-bener lucu mereka berdua kalau bersenda gurau seperti kakak adik. Tole pantes banget berperan seperti adik yang kolokan sama kakaknya. Dan kakak sok cool gitu menanggapi gurauan adiknya. Hahahaha... Dua bujangan ini memang seru.


Kopdar 9 November 2013

Untuk mas Ridwan, dalam beberapa hal aku mirip dengan ibundanya, itu sebabnya, aku sering mengingatkan dirinya pada ibunda yang ada di kampung halaman, Situbondo. Secara si kakak ini sudah beberapa bulan di Jakarta dan belum bisa pulang. Kerinduannya pada ibunda bahkan sempat membuatnya menitikkan air mata. Mas Ridwan pernah mengirimi aku beberapa foto keluarganya, termasuk foto ibunya. Rindu masakan ibu, perhatian ibu dan sebagainya. Kalau main ke rumah mungkin mas Ridwan melihat bagaimana interaksiku dengan anak-anak, jadi membuatnya merindukan sang ibu.

"Mak, kalau liat emak, aku ingat ibuku." begitu kata Kakak.

Bagiku, sebuah persahabatan selalu ada nilainya. Ucapan itu membuatku merasa terharu, karena itu bermakna aku mempunyai arti buat sahabatku. Itu berarti si kakak menghormatiku seperti ibunya. Memang kelihatan banget dari beberapa kali pertemuan dengan si kakak, sikap dan candanya selalu sopan. Si Plegmatis Melankoli ini kalau ngobrol memang lebih tertata dan dipikirkan.

Dengan Tole, ada curhatan tersendiri. Tentang apa? Ada deeh... Tole ini sepertinya memang anak yang kolokan kalau sama ibunya. Maka dengan Mak ini juga begitu. Atau lebih tepatnya, kesannya begitu. Lucu, juga bisa bijak, tapi kadang menyebalkan. Entah sudah berapa "panci" yang aku "lempar" ke Tole. Hahaha... Sampai kebal kali saking seringnya adegan "balang panci". Tapi Mak tau kok Le. Asline Tole nggak gitu. Si Sanguin ini memang selalu membuat ramai suasana dan tentunya lebih bawel dari pada Kakak.

"Aku nggak mungkin bersikap seperti ini kalau tidak dengan orang-orang yang aku rasa cocok. Kalau aku bisa seperti ini, itu artinya aku nyaman dan cocok sama Mak dan Kakak." Gitu kan yo Le yang pernah Tole ucapkan.

blog emak juga rame dengan komen mereka

Mereka berdua punya kesukaan makanan yang berbeda. Kakak nggak suka kecap, sukanya oseng-oseng atau balado. Sedangkan Tole yang diributin semur telor terus. Kalau mereka berdua ke rumah, jadi boros bumbu deh. Masak semur telor buat Tole, masak oseng terong atau balado buat Kakak. Tapi biarlah. Mak dengan senang hati memasaknya buat dua bujangan ini. Biar ada kenangannya makan masakan Mak. Enak atau enggak urusan belakangan. Tapi ada perhatian di balik masakan itu. Cieeeee....


Semur telor buat Tole dan balado cumi buat Kakak

Mas Ridwan, Mas Taufik... Makasih buat persahabatannya. Mak amat menghargainya. Semoga kalian berdua segera mencapai segala apa yang kalian harapkan dan cita-citakan. Ada kisah yang ingin dirangkai, ada cita-cita yang ingin diraih, ada kerinduan yang ingin diluapkan. Semoga semua itu mendapat ridho dari Alloh. Maaf ya kalau dalam bersenda gurau ada salah khilaf yang Mak perbuat. Barkalloh, Kakak, Tole.







Read more »»  

Kamis, 14 November 2013

I Deserve Acer Aspire E1-432!

Bismillahirrohmannirrohiim,

Aku adalah ibu rumah tangga yang memiliki lima orang anak. Keseharianku selain mengurus rumah tangga juga merintis bisnis katering yang aku beri nama LAHFY CATERING. Selain itu, aku aktif menulis yang aku tuangkan pada tiga blog yaitu Lovely Little Garden, Pena Bunda dan My Give Away. Alhamdulillah, dari kegiatan menulis itu, aku sudah membuat buku solo, beberapa buku antologi dan sedang dalam proses buku kumpulan cerpen juga mulai mencoret-coret untuk novel.

Aku bersyukur, aku diberi kesempatan untuk merajut impian. Sungguh tak pernah aku sangka sebelumnya bahwa aku akan menjadi seperti sekarang. Bisa menuangkan semua isi hati dan kepala dalam tulisan-tulisan, yang harapanku bisa bermanfaat kalaupun tidak buat orang lain, minimal buat diriku dan keluargaku sendiri. Itu makanya, aku selalu berusaha, walaupun apa yang aku tuliskan adalah seputaran kehidupan sehari-hari, haruslah ada sisi positif atau hikmah yang bisa dipetik dari dalamnya. Syukur-syukur kalau bisa mengandung unsur dakwah.

Membuat daftar menu, brosur, foto-foto menu masakan guna keperluan promosi katering tentu saja harus selalu aku lakukan. Malah aku sedang mempunyai keinginan untuk membuat video tutorial memasak agar bisa bermanfaat buat orang lain, dengan membagi sedikit ilmu memasak yang aku punya.

Untuk itu, tentu saja aku membutuhkan sebuah perangkat yang bisa mendukung pekerjaan-pekerjaanku. Sebagai seorang ibu, ketika mengharapkan sesuatu, tentu saja berhubungan dengan keluarganya. Kebutuhan ibu, juga kebutuhan keluarga. Perangkat yang aku inginkan juga harus bisa menjawab kebutuhan suami dan anak-anak. Suamiku sering mendapat tugas untuk mensosialisasikan program-program baru dari kantornya ke cabang-cabang. Otomatis harus membuat bahan presentasi yang menarik dan mudah dipahami. Apalagi aku mempunyai lima anak dengan usia antara 4 sampai 17 tahun, sekolahnya dari TK sampai SMA kelas XII.


Atas: Luthfan mengerjakan tugas sekolah
Bawah: Astri membuat bahan presentasi, pinjam notebook omnya

Seru... Benar-benar seru kalau rebutan memakai perangkat komputer yang ada di rumah. Keperluan tugas-tugas sekolah yang sering mendadak harus dikumpulkan, dan sering pada waktu yang berbarengan antara Luthfan SMA kelas XII dan Astri SMA kelas X. Mereka kadang harus mebuat tugas untuk dipresentasikan di depan kelas, yang membutuhkan grafik, edit foto, skema, qoute, dan lain-lain. Sering salah satu diantara mereka harus mengalah dengan meminjam notebook om atau temannya, karena ayah atau bunda juga sedang ada pekerjaan.

Atas: Aku membuat daftar menu baru di tengah kemacetan
Bawah: Hilman membuat animasi dan main game

Hilman anakku nomor tiga, kelas VI SD saja sudah sering mendapat tugas yang mengharuskan dia mencari bahan dari internet. Dia sendiri suka membuat animasi walau masih amat sederhana. Sedangkan Fanni dan Kayla masih sebatas memutar video atau main game. Tapi rebutannya itu yang sering membuat geregetan.

Kami tinggal di Jakarta yang begitu akrab dengan kemacetan. Aku sering mengusir kejenuhan di perjalanan dengan menulis atau menyiapkan menu-menu baru untuk kateringku. Dengan kesibukanku sehari-hari, aku memang harus bisa memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma. Selama ini aku memakai netbook dengan layar 10" kalau sedang mobile. Dan ini sering membuat mataku cepat letih, karena aku memakai kacamata dengan lensa progresif/plus minus. 


Fanni dan Kayla kadang juga main game kalau sedang macet
agar tidak bosan dan rewel 

Atas: Menulis sambil menunggu anak berenang,
Bawah: Fanni dan Kayla dapat pinjaman tab waktu menunggu sepupunya di rumah sakit

Rasanya... Aku memang membutuhkan sebuah notebook untuk mendukung semua aktifitaslku dan keluarga. Karena kami cukup mobile, maka kami membutuhkan sebuah perangkat yang tipis sehingga mudah dan tidak merepotkan ketika membawanya. Aku sudah ingin mengganti netbook 10"ku karena mataku sering kelelahan dan halaman yang terbuka sering tak bisa menampilkan penuh, juga karena daya tahan baterei netbookku yang tidak tahan lama. Untuk kegiatan mobile, sering harus berhenti di tengah jalan karena kehabisan baterei.


Oleh kakakku yang sudah lebih dulu memiliki, aku disarankan membeli Acer Aspire E1-432. Karena notebook ini didukung performa Intel® Processor di dalamnya. Meskipun lebih tipis 30 % dibandingkan notebook konvensional, Acer tidak mengorbankan kelengkapan dan fitur penting. Biasanya kalau notebook tipis yang sering dihilangkan optical drivenya. Acer ini tetap menyediakan sebuah DVD-RW supaya nggak mau repot untuk selalu membawa DVD-RW external. Keunggulan utama dari notebook ini, sudah menggunakan prosesor Intel 4th generasi terbaru, atau lebih dikenal dengan kode nama Haswell. Acer melengkapi notebook ini dengan prosesor Intel® Dual Core Celeron®, Core™,  Processor 2955U yang memiliki dua buah inti (dual core) dan berjalan pada kecepatan 1.40 GHz."

Daya tahan baterai notebook ini tidak merepotkan kalau sedang dibawa aktifitas keluar rumah. Baterai dengan kapasitas 2500 mAh yang ada di dalamnya dapat bertahan hingga 6 jam (359 menit) untuk memutar konten multimedia (film HD), dan berkisar 3-4 jam saat menjalankan game, tanpa ngelag atau loading.

Kalau sudah pegel dengan monitor yang 10", Acer Aspire E1-432 menggunakan monitor LED berukuran 14” dengan resolusi 1366×768 px yang memadai untuk kebutuhan office basic, browsing, multimedia, bahkan untuk bermain game sekalipun. Ketebalannya hanya 25,3 mm saja. Itu artinya 30% lebih tipis dari pada notebook konvensional. Naah... kalau sedang mobile bisa tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya nih. Pas sekali dengan kebutuhanku, suami dan anak-anak. Dibawa ke mana saja tidak merepotkan, bisa jadi satu dalam tas dengan keperluan lainnya.

Aku membayangkan, dengan notebook secanggih ini semua pekerjaan dan kebutuhan keluargaku bisa berjalan lancar. Aku memang layak memiliki notebook ini, karena bagiku kebutuhan emak juga kebutuhan keluarga. So, I realy deserve to have Acer Aspire E1-432!

"Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”




words: 858 (tanpa judul dan keikutsertaan)


Read more »»