Frangipani Flower Lovely Little Garden: Nice Conversation
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Senin, 12 Maret 2012

Nice Conversation

Tulisan re-post nih teman-teman.... Boleh doong...
Jadi ingat dengan tulisan ini gara-gara tadi ketemu dengan pak Ibas yang menjadi topik di cerita ini. Masih dengan kesehariannya yang sama, masih dengan keramahannya yang sama. Tulisan ini adalah obrolanku dengan anak sulungku, Luthfan. Mengenai apa obrolan itu... Check this out...

Obrolan singkat dengan sulungku....

Sulung  : "Bunda, tadi pagi aku ketemu pak Ibas waktu bunda suruh aku ke warung. Aku senyum sama pak Ibas, dan pak Ibas menyapaku. Ternyata dia kenal aku bun..."

Bunda  : "Alhamdulillah kalau beliau kenal kamu. Pak Ibas memang biasa jalan-jalan kalau pagi".

Sulung  : "Tapi aku kok kasian sih bun sama pak Ibas."

Bunda  : "Kenapa...? Sepertinya beliau baik-baik saja..."

Sulung  : "Tiap hari kalau aku lewat depan rumahnya, selalu dia sedang duduk sendirian. Memangnya anak-anaknya kemana bun? Istrinya masih ada khan...?"


Bunda  : "Istrinya ada, tapi memang sudah kurang sehat. Anak-anaknya ada di luar kota. Tapi menurut bunda beliau orangnya memang pendiam. Tidak mau ikut anak-anaknya karena tidak mau menyusahkan anak cucunya. Lebih suka mandiri seperti sekarang."

Sulung  : "Kenapa harus berfikir begitu...? Tapi bukan karena anak-anaknya yang ngga mau ngajak pak Ibas tinggal sama mereka khan...? Kalau aku ngelihatnya kasihan. Udah tua kok sendirian gitu. Khan kalau tinggal sama anaknya bisa ada teman ngobrol, main sama cucunya. Khan bisa lebih menyenangkan.

Bunda   : "Ya seperti bunda bilang tadi, pak Ibas tidak mau merepotkan anak-anaknya mungkin."

Sulung   : "Masak iya merepotkan anaknya. Lagian kalau merepotkan emangnya kenapa...? Khan ga salah juga."

Bunda  : "Nak... banyak orang tua yang punya rasa kuatir akan merepotkan anak-anaknya, atau kuatir anak-anaknya tidak sabar menghadapi mereka yang sering sifatnya kembali menjadi seperti anak kecil. Kuatir rumah tangga anaknya menjadi bermasalah karena kehadiran mereka."

Sulung  : "Aku ngga ngerti bun... kenapa bisa jadi ada masalah karena mereka tinggal sama anaknya...?"

Sulungku memang kalau sudah bertanya, pasti ngga selesai- selesai. Pasti pertanyaan akan berlanjut ke pertanyaan lain dan harus dijawab. Dan aku memutuskan menjawabnya dengan bahasa yg lebih dewasa mengingat dia sudah kelas XI (2 SMA).

Bunda  : (tersenyum)... "Sayang... sering terjadi orang tua tidak bisa cocok dengan anak atau menantunya. Belum tentu ada pertengkaran diantara mereka, tapi di dalam hati sering saling memendam kekecewaan terhadap anaknya atau pasangan anaknya.  Ambil contoh misalnya Yang Ti tidak suka cara bunda mengurus ayah. Mungkin menurut Yang Ti, bunda kurang perhatian sama ayah sebagaimana Yang Ti mengurus ayah."

Sulung  : "Ya orang kan beda-beda bun... Terus gimana?"

Bunda   : "Dari kekecewaan-kekecewaan itu ada yang bisa menjadi pertengkaran, atau kalaupun tidak, bisa menimbulkan penyakit, kesedihan. Karena saling memendam kekecewaan. Bukan itu saja... biasanya seorang kakek/nenek amat sayang kepada cucunya, dan cara mereka mencurahkan kasih sayangnya sering tidak bisa diterima oleh anak-anaknya. Karena cenderung memanjakan. Atau ada kasus lagi, kakek/nenek merasa lebih berpengalaman dalam kehidupan, jadi selalu menasehati anak-anaknya dalam menjalankan rumah tangga, maksudnya supaya anak-anaknya tidak salah melangkah. Tapi sering  cara-cara mereka kurang bisa diterima anak-anaknya. Dan masih banyak lagi alasan lain. Alasan-alasan itulah yang sering membuat orang tua tidak mau tinggal sama anak-anaknya. Mendingan berjauhan tapi bau wangi, dari pada berdekatan tapi bau busuk. Itu istilahnya nak".

Sulung  : "Gitu ya... ada-ada aja orang dewasa kalau punya jalan fikir.... masalah kok dicari-cari. Hidup sama-sama khan lebih enak. Ngga ngerti aku..."

Bunda  : "Memangnya mamas mau kalau nanti ayah bunda sudah tua tinggal sama mamas...?"

Sulung  : "Ya mau laahh.... kenapa enggak...Masak tinggal sama ayah bundanya sendiri ngga mau".(tersenyum)

Bunda  : "Aahh... makasih nak...! Gini nak... mungkin ini masih terlalu dini bunda utarakan, tapi ga ada salahnya deh... Nanti kalau mamas berumah tangga, jangan tujuannya mencari pasangan hidup saja, tapi menyatukan 2 buah keluarga... Jadi bisa lebih saling menerima. Oke nak....?!"

Sulung  : "Hahahahaha.... oke bundaaaa.... sekarang aku mau bikin PR dulu yaaaa... urusan rumah tangganya kapan-kapan aja diomongin lagi.... hahahaha....."

Bunda  : (kamu sih nanya-nanya melulu... bunda jadi keterusan deehhh...) "Hahahaha... oke juga deh mamaaaass.... belajar yang rajin yaaa....".

Dan seperti biasa, usapan pada wajah dan kepalanya tak lupa singgah pada sulungku... Dari bunda, dengan banyak do'a.







8 komentar:

  1. Sebuah perbincangan yang bermakna, si anak bertanya dan si ibu menjalaskannya dengan bijak.

    Emak juga tak krasan di rumahku, bukan karena tidak senang tetapi habitatnya berbeda. Emak lebih suka tinggal di desa sambil nggarap sawah dan menikmati hiruk pikuknya kolam renang.

    " Kayak di penjara kalau disini, hanya duduk,makan tidur, gitu terus", kata beliau he he he

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat saya... anak bertanya ya memang harus kita jawab. Bahkan kalau kita tidak bisa menjawabnya saat itu, ya bilang akan mencari tau dulu.

      Tentang apapun... dari pada dia tidak bisa menganggap kita temannya dan sungkan bicara pada kita. Begitu bukan pakde..?

      Hapus
  2. wah bunda niken ini bijak bgt jelasin ke anaknya..
    klo saya dulu pas SMU kok belum terpikir pertanyaan seperti itu.. :)

    salam kenal dari tangerang ya bunda Niken.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga kayaknya dulu ngga begitu mbak...
      anak sulung saya ini kalau sudah nanya ya bakal ngejar sampai dia merasa apa yang ingin dia ketahui terjawab.

      Salam kenal kembali...

      Hapus
  3. pengennya antara anak dan orang tua berkumpul, tapi ketika masalah datang, ada yang tidak siap menerima, bahkan tidak bisa mengambil sikap yang tepat, jadilah percekcokan.
    dan mungkin juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik hidup sendiri2 antara ortu dan anak.

    percakapan yang penuh makna, mbak.

    Salam. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga tinggal berjauhan dengan orang tua saya, mereka ada di yogya. Mereka bukan tidak mau berkumpul dengan anak cucu, tapi ya memang selain ingin anak-anaknya mandiri, juga tidak ingin timbul masalah karena perbedaan pendapat.

      Hapus
  4. Ini masalah yang klasik Bu Niken ...
    Dan saya rasa ... sampai kapan pun akan menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan ...

    kalau saya prinsipnya ...
    Apapun "kersanipun" Ibu ... itu yang akan kami jalankan ... kami berusaha untuk selalu membuat beliau bahagia ...
    Dan saat ini ... Ibu lebih memilih untuk tetap tinggal di rumahnya ... tidak ikut sama anak-anaknya ... (sama dengan Pak Ibas). Anak-anaknya lah yang bergantian nengok kesana ... sambil sesekali dibawa juga ke rumah masing-masing.

    Salam saya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama dengan orang tua saya kok om. Mereka lbh suka tinggal di yogya. Sekalipun kami anak2nya meminta bapak ibu utk tinggal dgn salah satu diantara kami. Kami ber7 bersedia semua. Tapi bapak ibu tdk mau.
      Bahkan seandainya mrk pindah ke jakarta, mrk maunya menempati rmh sendiri. Tdk bergabung dgn salah satu anaknya. Hanya sesekali berkunjung saja.
      Tulisan diatas hanya mengungkapkan jalan pikir anak2 yang tdk sama dgn org dewasa. Buat sulung saya yg skrg ini nyaman tinggal dgn ortunya, tdk hbs pikir kenapa bisa timbul masalah dr kebersamaan itu.

      Salam kembali om Nh... Trimakasih kunjungannya.

      Hapus