Frangipani Flower Lovely Little Garden: Efek Sebuah Pelukan
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Kamis, 31 Mei 2012

Efek Sebuah Pelukan



Aku ingin cerita tentang dahsyatnya efek sebuah pelukan. **dahsyat...? Hhmmm**  Bukan....bukan pelukan atas dasar nafsu kok... Bukan pelukan karena mengharapkan sesuatu... Tapi ini tentang sebuah pelukan dengan rasa kasih sayang.... Amat dalam... Antara seorang ibu dan anaknya... Tepatnya antara seorang ibu dan anak laki-lakinya.  Mengapa aku katakan dahsyat....?  Sebab efeknya tidak saja dirasakan oleh mereka berdua yang berpelukan, tapi juga oleh  seorang anak gadis yang melihatnya... Seorang adik dari anak laki-laki itu... dan gadis itu adalah aku...



Aku lupa apa yang melatarbelakangi pelukan itu.  Kenapa ibu memeluk mas ku waktu itu... Aku sungguh lupa.  Rasanya sih karena kami lama tidak bertemu dengan mas yang kala itu sudah bekerja di Kalimantan... Entahlah.... Tentu saja aku lupa kesan itu aku dapat pada peristiwa apa... sebab aku sering melihat ibuku memeluk mas ku... Tapi biasanya aku tak memperhatikannya.  Biasanya aku acuh saja dengan perhatian ibuku kepada mas ku itu.  Biasa saja.  Tak ada yang istimewa. Hanya mas ku yang bisa merasakannya.  Pemandangan biasa saja buatku... Sebab bahasa kasih ibu kepadaku berbeda caranya.  Kami berkasih sayang dengan wujud yang lain.  (kapan-kapan aku akan ceritakan). Makanya aku lupa... pada peristiwa apa pelukan yang berefek dahsyat bagiku  itu terjadi. yang jelas usiaku sudah 20 sekian waktu itu... **lupa juga tahun kejadiannya**.  Aahh... ngga penting kali yaa...

Yang aku tahu... itu pelukan rindu, pelukan bahagia, pelukan harapan, pelukan sayang.... ahh... pelukan dengan seluruh perasaan yang tak sanggup diungkapkan oleh ibu kepada mas.  Semua rasa yang ada dihati ibu...tumpah ruah dalam ungkapan berwujud pelukan dan airmata yang tak sanggup dibendungnya.  Tangan ibu melingkar pada leher mas, wajah ibu terbenam pada dada mas, tak ada kata-kata.... hanya airmata yang bicara.  Bicara banyaaak sekali... Lama ibu tak melepas pelukan itu. Mungkin sebetulnya ibu ingin  merangkaikan kata-kata indah buat mas.  Mengemas isi hatinya dengan ungkapan-ungkapan yang menenangkan mas.  Tapi ibu tak sanggup.  Mas terdiam dalam haru.  Menerima semua ungkapan rasa ibu dengan kedamaian.

Subhanallah... Ya Rabb.... Dadaku bergetar menyaksikannya... Bukan karena aku iri atau tidak suka.  Tapi aku seolah bisa merasakan kebahagiaan mas ku mendapat pelukan itu.  Seakan aku merasakan langsung pelukan ibu itu.    Sepertinya aku mengerti mengapa ibu sampai mencurahkan semua rasanya pada sebuah pelukan hangat dan dalam kepada anak sulungnya itu.   Aku bersyukur dapat menyaksikan moment itu, memahami maknanya, merasakan kebahagiaannya,  dan merekamnya dalam memori yang kuat. Menyimpannya dalam ingatan yang lekat. 

Mengapa aku katakan efeknya dahsyat...?  Karena semakin hari aku semakin mengerti apa arti sebuah pelukan, bagi  ibu dan bagi anaknya.  Setelah menjadi ibu dari 5 orang anak, aku kini bisa merasakan makna sebuah pelukan dari sisi seorang ibu.  Kalau dulu aku seolah bisa membayangkan kebahagiaan mas ku (anak) menerima pelukan ibu.  Kini aku mengerti  kebahagiaan ibu waktu memeluk mas.  Aku kini merasakan sendiri perasaan ibu memeluk anak sulungnya.  Harapan dan doa pada seorang anak laki-laki paling besar selalu terselip dalam pelukanku.  Dan gaya pelukan dengan anak-anakku yang lain memang berbeda caranya.  Tapi semua sama.... ada harapan dan doa yang terselip pada setiap pelukanku.  Maka wajar bukan kalau aku katakan efeknya dahsyat....?!


Allahu Akbar.... Maha Besar Allah yang memberikan kebahagiaan dan kedamaian lewat sebuah sentuhan sederhana.  Ternyata sebuah pelukan yang dilakukan dengan tulus dengan melafaskan Asma Allah mampu memberikan kekuatan seorang ibu menghadapi hari-harinya.  Mudah sekali bagi Allah memberi kehangatan dan kedekatan hati ibu dan anaknya.  Ternyata.... bukan hanya anak yang butuh pelukan dari ibunya, tapi sang ibu juga membutuhkan pelukan dengan anaknya.  Jadi kalau kita berfikir kalau kita memeluk anak karena ingin menenangkan anak,  rasanya tidak terlalu benar (meski juga tidak salah).  Coba rasakan apa yang kita butuhkan pada saat kita lelah dengan segala persoalan hidup, pada saat harapan-harapan berguguran satu demi satu, pada saat keresahan bagai tak mampu kita teriakkan, saat galau datang.... memeluk anak mampu memberikan energi tersendiri (tentu saja memohon petunjuk dan kekuatan tetaplah pada Allah semata).  Jadi kalau kita butuh anak-anak untuk membantu kita menumbuhkan energi.... mengapa kita sungkan memeluknya....? 

**Mas Yoyok.... trimakasih sudah menginspirasiku dalam menjalani peranku sebagai seorang ibu.  Dan teruntuk almarhumah ibu, selalu saja aku mendapati nilai-nilai kebaikan yang kau tinggalkan.  Semoga Allah menerima segala amal ibadah ibu.**

10 komentar:

  1. Berpelukan, peluk bunda niken dulu aahh *big hug* emang di peluk ibu itu rasa nya beda banget deh :D

    BalasHapus
  2. Hai Niar... makasih untuk big hugnya... Bunda juga seneng dan bedaaa rasanya kalau memeluk anak-anak... Semoga dengan sentuhan2 kasih sayang bisa membantu anak2 tumbuh dengan sehat lahir dan batin...

    BalasHapus
  3. hiks..hiks.. terharuu, jadi pengen meluk ibu di rumah.=,=

    Aamiin allahumma aamiin.. pasti almarhum sedang senyum menyaksikan keluarga bunda yang hidup rukun bahagia..:)

    lam ukhuwah bun ^^

    BalasHapus
  4. Jazakumullah...
    Semoga kasih sayang ada dalam keluarga kita semua

    BalasHapus
  5. luv it..i miss my mom.. saya hampir ga pernah/ga inget kapan beliau memeluk kami anak2nya, karena mgkn dlu masih kecil, dan beliau "pergi" terlalu cepat..
    Bersyukurlah mereka ygn masih/sempat merasakan pelukan seorang ibu :)

    BalasHapus
  6. Yona Krista...
    Pasti beliau melakukannya semasa hidupnya. Sebab naluri seoang ibu adalah ingin memberikan ketenangan dan kehangatan buat anak2nya. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah...

    BalasHapus
  7. Betul sekali buk.... :)
    Sekarang jadi kangen emak di Pati... :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kangen gini, pas nanti pelukan pasti berasa banget kalau kasih ibu selalu mengiringi langkah kita...

      Hapus