Memang pada saat aku memilih puisi itu untuk aku review, aku tersentuh karena pada saat yang sama aku juga sedang merasakan kerinduan yang dalam terhadap bapak dan ibu. Membaca puisi mbak Ririe itu langsung jatuh hati rasanya. Pada saat membuat renungan atau tanggapannya, aku bahkan sempat menitikkan air mata. Sungguh, aku terhanyut dalam irama puisi mbak Ririe dan renungan yang aku buat. Resah sekali dengan rasa rindu kepada bapak dan ibu. Tulisan itu selesai pukul 01.35 menjelang dini hari. Dan suamiku dengan setia menemaniku sampai aku menyelesaikannya. Maka jadilah tulisanku yang berjudul Merajut Keping-Keping Rindu, yang aku tulis dengan sepenuh hatiku. Dan inilah hasil renunganku atas puisi mbak Ririe itu.
Hening malam membawa hati dan pikirku lekat pada halus tutur kata ibu. Terpaan angin malam mengenangkanku pada hangat dekapan bapak. Berkecamuk rasa di hati ingin mengulang lembaran hidup kala berada dekat dengan mereka. Tak mampu kujaga rasa, hingga makin menyiksaku pada rasa rindu yang dalam. Aku hanya mampu menundukkan kepala pada hening sujud panjangku. Lantunan dzikir kukirimkan sebagai penenang rasa gelisahku.
Tak bisa tidak... semua ini mengumandangkan dalam ingatan pada lagu kanak-kanakku yang selalu disenandungkan ibu. "Bila kuingat lelah, ayah bunda, bunda piara piara akan daku sehingga aku besarlah...". Dengan mata terpejam aku mampu merasakan pangkuan dan pelukan bapak dan ibu. Dengan memutar ingatan, aku mampu merasakan ciuman manja ungkapan cinta bapak dan ibu. Kenangan demi kenangan berputar meneguhkan bahwa akulah kesayangan.
Lalu...bagaimana bisa kutahan air mataku. Semua berurai tak terbendung. Membuat dua aliran kecil pada bulat pipiku. Tak mampu kuhitung segala pemberianmu. Tak terhingga kau semaikan benih-benih kasih sayang padaku. Benih-benih yang kemudian tumbuh subur menjadi kebijakan. Dan membuahkan pengetian untuk saling menguatkan. Serta membiakkan keikhlasan pada tiap keadaan. Maka semakin dalamlah rasa rindu mendesakku.
Bapak ibu...maafkan anakmu... aku belum bisa memutuskan rentang jarak dan waktu. Kewajiban memaksaku berpijak pada tempatku. Aku bagai berdiri pada dua bagian bumi. Kanan pada bumimu, dan kiri pada bumi suami dan anak-anakku. Namun aku tetap akan datang kepadamu bapak ibu... Dan sebelum tiba waktu itu, aku tumpahkan kasih mesraku pada untaian doaku.Yang selalu mengiringimu pada tiap desahan nafasmu. Sekalipun aku tak meminta hadir ke dunia, tapi Allah memberiku berlimpahan cinta dari bapak dan ibu. Terima kasih Allah... Terima kasih bapak ibu.
Tidak hanya sampai disitu, suasana hati penuh kerinduan itu masih aku rasakan beberapa hari kemudian. Sampai-sampai aku ingin sekali bapak ibu tahu apa yang sesungguhnya sedang aku simpan dalam hatiku ini. Maka kemudian aku share tulisanku itu ke group blackberry (bb) keluarga, nama grupnya 7 Elements. Aku ceritakan sekilas tentang grup 7 Elements ini. Grup itu adalah grup bb keluargaku yang beranggotakan 7 orang anak bapak ibu (3 laki-laki dan 4 perempuan) beserta pasangan-pasangannya, dan bapak. Jadi anggota grup itu ada 15 orang. Kami mengkomunikasikan apa saja, mulai dari obrolan ringan, kisah-kisah inspiratif, kajian-kajian Alqur'an, atau sekedar kabar keluarga kami masing-masing. Karena kami semua tinggal berpisah, jadi grup 7 Elements ini terasa sekali mendekatkan hubungan kekeluargaan kami. Diskusi atau rundingan keluargapun sering kami lakukan melalui grup itu.
Kembali pada cerita awal mengenai renungan puisi tadi. Setelah menyapa bapak dan saudara-saudaraku, aku kemudian share tulisan itu sebagai ungkapan perasaanku pada bapak dan ibu. Waktu mengkopi pastenya saja aku sambil berlinang air mata. Ternyata.... semua saudaraku terharu membacanya. Dan bapak...? Sampai menangis-nangis bercampur antara sedih dan bahagia. Satu persatu saudaraku mengungkapkan perasaan yang sama dengan bahasa mereka masing-masing. Jadilah hari itu penuh dengan ungkapan rasa sayang, cinta dan rindu diantara kami.Rasa syukur Alhamdulillah bergantian kami ucapkan atas liputan kasih sayang yang ada. Aahh... indahnya kerinduan ini.
Bapak bilang, "Niken...kamu mampu membuat tulisan yang membuat bapak meneteskan air mata, sebagai penghibur buat bapak yang sedang merasakan kesepian. Bapak tahu semua anak-anak pasti menyayangi bapak dan ibu dengan caranya masing-masing. Bapak bangga dengan kalian semua"
Duuhh.... makin bercucuran airmataku membacanya. Belum lagi tanggapan saudara-saudaraku yang tak kalah mengharukannya. Bahkan keesokan harinya, bapak melanjutkan ungkapan persaaannya dengan menulis tanggapan dari tulisanku (ada review di dalam review...hehehe..). Bapak tidak pernah menulis sebelumnya, jadi apa yang diutarakaitu pasti betul-betul keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Begitu indah rangkaian kata-kata bapak menyentuh hatiku.
"Ya Allah... aku bersujud kehadirat-Mu. Kusampaikan rasa terima kasihku atas semua yang telah Engkau berikan padaku, dan aku mohonkan ampunan-Mu. Kupanjatkan doa seirama detak jantungku. Kau berikan aku amanah 7 Permata Hati yang gagah dan cantik. Mereka tercipta untukku. Aku laksanakan amanah-Mu dengan apa yang aku bisa. Kini mereka telah dewasa, dan menjadi hamba-Mu yang setia. Dan kini mereka telah memiliki dua bumi untuk dipijak, kusadarai itu harus terjadi. Kini merekapun sudah menjadi pengemban amanah-Mu. Sekarang aku sendiri lagi... Dalam kesendirianku kadang terbayang masa lalu saat aku masih membelai mereka, masih berada dekat dengan mereka. Tapi kau tahu semua itu adalah sebuah putaran waktu yang tak bisa aku hindari. Maka aku panjatkan doaku ya Allah... Berilah kebahagiaan, kesejahteraan dan perlingdungan-Mu, terimalah ketujuh mutiara hatiku sebagai hamba yang engkau sayangi. Aamiin".
Subhanallah... bagaimana mungkin aku tidak meneteskan airmata membaca itu semua. Melalui keterbatasan jarak, aku dan saudara-saudaraku mengungkapkan segala rasa dengan cara yang kami bisa. Dengan kalimat syukur, dengan simbol pelukan, hati, ciuman dan lain-lain yang ada pada bb kami masing-masing. Sedikit menambahkan candaan sehingga suasananya tidak menguras tenaga. Tapi kami tahu... betul-betul tahu... bahwa keluarga kami diliputi rasa sayang dan cinta yang luar biasa pemberian Sang Maha Penyayang dan Pencinta. Alhamdulillah Ya Rabb...
Untuk itu aku merasa harus berterima kasih kepada mbak Ririe Khayan karena dengan giveaway-nya secara tidak langsung sudah membuat keluargaku menjadi semakin erat. Dan kerinduan yang kami miliki karena berjarak ruang dan waktu menjadi semakin indah. Amat indah.
"Ya Allah... aku bersujud kehadirat-Mu. Kusampaikan rasa terima kasihku atas semua yang telah Engkau berikan padaku, dan aku mohonkan ampunan-Mu. Kupanjatkan doa seirama detak jantungku. Kau berikan aku amanah 7 Permata Hati yang gagah dan cantik. Mereka tercipta untukku. Aku laksanakan amanah-Mu dengan apa yang aku bisa. Kini mereka telah dewasa, dan menjadi hamba-Mu yang setia. Dan kini mereka telah memiliki dua bumi untuk dipijak, kusadarai itu harus terjadi. Kini merekapun sudah menjadi pengemban amanah-Mu. Sekarang aku sendiri lagi... Dalam kesendirianku kadang terbayang masa lalu saat aku masih membelai mereka, masih berada dekat dengan mereka. Tapi kau tahu semua itu adalah sebuah putaran waktu yang tak bisa aku hindari. Maka aku panjatkan doaku ya Allah... Berilah kebahagiaan, kesejahteraan dan perlingdungan-Mu, terimalah ketujuh mutiara hatiku sebagai hamba yang engkau sayangi. Aamiin".
Subhanallah... bagaimana mungkin aku tidak meneteskan airmata membaca itu semua. Melalui keterbatasan jarak, aku dan saudara-saudaraku mengungkapkan segala rasa dengan cara yang kami bisa. Dengan kalimat syukur, dengan simbol pelukan, hati, ciuman dan lain-lain yang ada pada bb kami masing-masing. Sedikit menambahkan candaan sehingga suasananya tidak menguras tenaga. Tapi kami tahu... betul-betul tahu... bahwa keluarga kami diliputi rasa sayang dan cinta yang luar biasa pemberian Sang Maha Penyayang dan Pencinta. Alhamdulillah Ya Rabb...
Untuk itu aku merasa harus berterima kasih kepada mbak Ririe Khayan karena dengan giveaway-nya secara tidak langsung sudah membuat keluargaku menjadi semakin erat. Dan kerinduan yang kami miliki karena berjarak ruang dan waktu menjadi semakin indah. Amat indah.
Setiap orang tua akan senang,bangga dan bahagia jika putra-putri meraih prestasi jeng.
BalasHapusSukses selalu
Salam hangat dari Surabaya
Karena sudah jadi orang tua juga, rasanya bisa memahami hal itu.
HapusMakasih pakde. Sukses selalu juga.
bundaaaaa....indah sekali melihat kebahagiaan kalian. smg bpk sllu sehat dan titip salam hormat buat beliau.
BalasHapusAlhamdulillah... Bersyukur sekali mempunyai keluarga yang sedemikian hangat.
HapusAamiin... Insya Allah salamnya disampaikan.
Mbak Niken, siapa sangka mbak Niken ini pinter menulis. Ayo ikutan Audisi Menulis di mana aja deh, biar semakin rajin menulis dan untuk lebih meningkatkan kualitas menulis, walapun sekarang menulisnya udah bagus biar tambah bagus. Oke mbak Niken.
BalasHapusTrimakasih Ya Rabb....
HapusSemoga tetap diberi semangat untuk belajar terus. Insya Allah akan tetap menulis bunda...
Makasih ya bunda Yati... mengambil ilmu juga dari bunda kok.
ungkapan kasih sayang seorang anak terhadap orang tuanya tak hanya harus melalui sesuatu yang kongkrit..... bahkan untaian kata yang digoreskan dengan setulus hati penuh cinta kasih sang anak terhadap ayah bunda, begitu sukses membangkitkan rasa haru dan bahagia, mampu menciptakan dan menebarkan suasana haru dan percik bahagia bagi ayah bunda bahkan menularkannya bagi saudara2nya yang lain ya mba....
BalasHapusturut merasakan kebahagiaan yang tercipta di lingkup keluargamu mba Niken, tulisanmu memang indah sekali.... sukses and happy selalu ya mba.....
Betul mbak Alaika... kadang kita hanya berpikir bahwa membahagiakan orang tua adalah dengan memberi materi. Padahal hal kecil bisa berarti besar buat mereka.
HapusMakasih mbak Alaika. Sukses juga buat mbak ya...
wah, so deep :'(
BalasHapussalam buat bapak, mbak..
dan anggota 7 elements lainnya ^^
Hehehe... dalem ya...
HapusInsya Allah salamnya disampaikan nanti...:)
Aku ikut terharu dan merasakan kerinduan dan kebahagiaan mbak Niken, berbahagialah yang masih didampingi orang tua, beliau adalah ladang amal di dunia untuk kehidupan di akhirat nanti
BalasHapusTengkiu...tengkiu mas Insan...
HapusBerasa banget deh bahagianya kalau keluarga rukun dan guyub. Walau kami terpisah, tapi tetap bisa akrab satu sama lain...
... bilaku ingat lelah ... ayah bunda ...
BalasHapusgara-gara tulisan ini ...
saya jadi terngiang kembali lagi ini ...
dan ya ... lagu ini memang sanggup membuat hati kita "nglangut" jika diresapi benar syairnya ...
salam saya Bu Niken
Semoga tulisan ini membawa gara-gara yang positif ya om NH...
HapusNglangutnya jangan kelamaan aahh... :))
Salam kembali Om NH...
terenyuh daku bunda, bener2 butuh perjuangan yaa bunda :D
BalasHapusBerbahagialah Niar yang masih dekat dengan orang tua. Yang sabar menghadapi mereka. Seperti kata mas Insan, mereka adalah ladang amal kita, sb kita memang diperintah oleh Allah utk menghormati mereka.
Hapusiyaa bunda. bener2 kok harus sabar ngadepinnya :D
HapusLakukan bakti dan hormat itu karena memang Allah yg memerintah kita. Bkn karena orang tua yang meminta. Kalau dikerjakan untuk mencari ridha Allah, Insya Allah akan baik.
Hapussubhanallah, merinding chika bacanya,
BalasHapusbegitulah jika karya dibuat dengan hati :)
banyak yang akan tersentuhh
salam kenal mba^^
Alhamdulillah... semoga bisa dipetik hikmahnya ya Chika...
HapusSayangi orang tua selalu...
subhanallah mba aku juga ikut terharu membaca postingan ini, ungkapan lewat kata bisa menggugah jiwa, salam kenal dari aceh :)
BalasHapusTrimakasih Meutia Rahmah...
HapusUngkapan tulus akan selalu terasa auranya...
Salam kembali dari Jakarta...
Bunda....
BalasHapusSaya sampai tidak berani membaca puisi dan tulisan renungan bunda T_____T
Karena saya tahu, kalau saya membacanya pasti akan menangis lagi, hiks hiks hiks, membaca kata pengantarnya saja saya sudah mewek, hehehe...
Btw, tetap semangat ya bunda ^^v
Waahh... masak siihh....? Emangnya bener2 bikin trenyuh ya....
HapusBtw, makasih kunjungannya ya mbak....
Wah Mbak, kok saya jadi ikutan berkaca-kaca membaca renungan dan review dalam review Mbak NIken. Deeply, it's very touching..Jika kedua orang tua saya bisa membacanya, pasti mereka juga akan terharu MBak. Tapi bagi saya kedua orang tua sangat bisa 'membaca' meski tak bisa mengeja tulisan. Dan saya pun yakin demikian juga dengan kedua orang tua mbak niken serta semua orang tua pada umumnya.
BalasHapusSalam hormat dan kenal utk ayah-ibu mbak nikaen khususnya dan semua 7 elementsnya..
Mbak Ririe... makasih ya buat puisi yang aku review... Walau aku kalah sekalipun pada acara giveawaynya, aku sudah merasa menjadi pemenang....sebab aku dapat curahan kasih sayang bapak lewat tulisan. Sesuatu yang blm pernah aku dapat selama ini. :)
HapusSalam kembali ya mbak Rie...
terharu..kasih sayang yang diekspresikan lewat kata-kata.. :)
HapusMengharukan memang... pada saat jarak memisahkan, rasanya ungkapan kasih sayang berbentuk kata2 bisa jadi obatnya...
Hapusmakasih ya kunjungannya...