Frangipani Flower Lovely Little Garden: Pandangan Pertama: Melelehkan Hati
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Kamis, 27 Desember 2012

Pandangan Pertama: Melelehkan Hati

Bismillahirrahmannirrahiim...

Sekarang giliran fokus dengan GA-nya Idah Ceris. Sudah diagendakan untuk ikut meramaikan tiup balon di blog birunya Idah. Kategori yang aku pilih Pandangan Pertama. Walau kategori ini yang paling banyak diminati oleh peserta-peserta GA. Maju tak gentar... Sebab aku punya cerita pandangan pertama yang tak bisa aku lupakan. Penasaran kaaan... yuuk lanjuut...

Setelah ibuku meninggal, berarti bapak hanya tinggal bersama adik bungsuku saja di Yogyakarta. Bapak sudah pensiun. Sedangkan adikku bekerja. Otomatis hari-hari bapak menjadi hal yang membuat bapak sedih. Tak ada teman untuk berbagi cerita, berkeluh kesah, bercanda, ke pasar bersama (bapak hobi masak), atau sekedar nonton televisi bersama.

Terlebih lagi adik bungsuku ini laki-laki, sehingga sepertinya kurang peka dengan perasaan-perasaan bapak. Bukan tidak sayang, tapi merasa semuanya baik-baik saja.

Namun rupanya makin hari, bapak makin merasa kesepian. Aku sendiri tidak bisa sering-sering mengunjungi beliau ke Yogya, mengingat tanggung jawabku sebagai ibu dan istri di Jakarta. Begitupun dengan masku yang tinggal di Jakarta juga dan adikku yang tinggal di Bandung. Meskipun kami secara bergiliran mengunjungi bapak, tapi seberapa sering sih itu bisa kami lakukan. Tetap saja tidak bisa mengisi kekosongan hati bapak.

Meski aku memahami perasaan bapak, tapi tak urung ada rasa kurang enak ketika bapak mengutarakan akan memperkenalkan seseorang yang ingin dijadikan pendamping hidupnya. Dari keempat anak bapak, akulah yang paling dekat dengan bapak. Mungkin karena aku perempuan sendiri. Aku juga yang mempunyai sifat paling keras. Sehingga bapak merasa harus menundukkan hatiku dulu untuk hal itu.

Perempuan itu bernama ibu Sriatun. Mempunyai 3 orang anak gadis yang sudah besar-besar. Sudah bekerja semua, tapi belum ada yang menikah. Dan cara yang bapak pakai adalah memperkenalkan aku dengan anak-anak ibu Sriatun terlebih dahulu, baru kemudian kepada ibunya.

Perkenalanku dengan ketiga putri bu Sriatun berjalan baik. Tapi entah kenapa aku masih ragu untuk menerima mereka secara total. Sebab aku belum mengenal ibu mereka. Meskipun Nita, Utari dan Lina adalah gadis-gadis yang baik dan cantik-cantik, jujur dihatiku masih ada yang mengganjal. Aku tahu mereka bertigapun terlihat berhati-hati menjaga sikap mereka. Sama sepertiku, mereka juga mengadakan penjajakan terhadapku dan saudara-saudaraku.

Tibalah saat yang kami tunggu semua. Dengan kata hati yang berbicara masing-masing, kami semua menginginkan pertemuan itu. Bapak akan memperkenalkan kami kepada ibu Sriatun pada hari Idul Fitri. Hari itu hatiku berdebar-debar sekali. Aku tak tahu apa yang dirasakan oleh ketiga saudara laki-lakiku. Mereka terlihat lebih tenang. Sementara aku, memendam rasa khawatir. Bagaimana jika ternyata kesan pertamaku kepada bu Sriatun tidak seperti yang diharapkan bapak?


Ibu Sriatun menyambut kedatangan rombongan keluargaku dengan riang dan ramah. Menyalami kami satu persatu. Sikapnya hangat sekali. Kepada cucu-cucu bapak juga bisa menyapa baik. Dan ketika tiba pada giliranku, beliau memelukku erat, mencium pipiku, menggenggam tanganku lamaaa sekali. Subhanallah... hatiku seketika leleh. Kerinduan kepada almarhumah ibu seakan terobati dengan sikap ibu Sriatun padaku. Satu dua titik air mata menetes tak bisa aku tahan. Detik itu aku tahu. Aku bisa menerima beliau menjadi ibuku. Mendampingi bapak. Hari itu aku memantapkan hati, bahwa aku akan memanggilnya ibu. Istri bapak.



 Ibu Sriatun di tengah. Saat rekreasi ke kampung Gajah Bandung

Sungguh... Itu adalah jatuh cinta pandangan pertama yang paling luar biasa sepanjang hidupku. Jatuh cinta pada seorang wanita yang sekarang terbukti mendampingi bapak dengan sabar dan ikhlas. Menerimaku dan saudara-saudaraku dengan baik. Menyayangi cucu-cucu bapak dengan semestinya. Membawa kerukunan agar yang semula 4 dan 3. Menjadi 7. Dan itulah yang selalu aku sebut dengan 7 Elements. 7 bersaudara. Dan kami bertujuh sekarang ini kompak sekali.


7 Elements Day


Sekarang bapak hanya berdua dengan ibu di Yogya. Adikku sudah pindah ke Depok. Berdua, bapak dan ibu  mengelola kost-kostan yang tadinya sempat terbengkalai sepeninggal almarhumah ibu. Alhamdulillah, Allah mengatur rencana yang demikian indah buat keluarga kami. Mohon doa dari semuanya, semoga Allah selalu memberi perlindungan kepada keluarga kami.











103 komentar:

  1. Amiiiiin......

    segala sesuatu yang mengalir dengan air akan selalu bermuara ketempat yang paling indah bila kita mau saja mengikuti dengan melihat segala sesuatunya terbuka, walau memang tidak ada yang dapat menggantikan sosok seorang ibu atau pun istri yang pertama.

    Namun, hidup harus tetap berjalan. Dimana ada sesuatu yang tidak mungkin dapat kita kerjakan untuk kebutuhan atau pun keperluan seorang ayah yang selalu kita tinggal.

    Semoga selalu diberikan keberkahan dalam hidup dengan menggapai ridho Illahi.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Trimakasih mas Indra.
      Memang demikianlah adanya. Sebagai anak, walaupun kita perhatikan org tua, tetap ada hal2 yang tdk bs kita berikan kpd mrk.
      Saling memahami saja. Dengan apa bapak ingin dibahagiakan. Scr materi takkan ada nominal yg bs menggantikan.
      Kalau dgn itu beliau bs bahagia, kenapa kita sbg anak hrs menghalangi.

      Salam sukses mas Indra.

      Hapus
    2. Bunda Lahfy yang terhormat.
      dengan ini saya memperkenalkan diri selaku anak muda yang pantang menyerah.
      nama saya kempor. *nggak penting :p

      wah ini kan GA nya si tukang gosip mbak IDAH CERIwiS yak? semoga dapet buk yak, sama kain batiknya

      Hapus
    3. Halo mas Kempor...salam kenal kembali.
      saya sudah sering dengar namanya nih...
      Salut dengan anak muda yang pantang menyerah. Tetap semangat ya mas..

      Makasih supportnya yaa...

      Hapus
  2. Bu Niken ...
    sekarang saya lebih tau sejarah the 7 elements ini ...
    terus terang saya tidak pernah berfikir ke arah sana ... bahwa tujuh element ini sebetulnya terbentuk dari dua elemen-elemen yang dulunya berbeda ...
    (atau mungkin ibu perncah bercerita tetapi saya khilaf kelewatan membacanya ya ...)(mohon maaf)

    tetapi over all ...
    saya pujikan inisiatif Bu Niken untuk bercerita mengenai hal ini ...
    Ini bisa dijadikan inspirasi ... walaupun berbeda Ayah-Ibu ... namun ini tidak menghalangi kekompakan the 7 element sebagai saudara ... layaknya saudara sekandung

    salam saya Bu Niken
    semoga sukses di perhelatan Idah ...
    (tanpa bermaksud mendahului keputusan juri ... namun jika boleh ... saya akan menjagokan tulisan ini sebagai salah satu nominasi pemenangnya ...)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya memang pernah buat tulisan berjudul 7 Elements ini, tapi mmg belum banyak yang baca. Jadi wajar kalau om Nh belum tau.

      Buat saya, ini bukan bagian dr hidup saya yang hrs ditutupi. Saya terima semua ini dgn segenap keikhlasan dan pengertian.

      Makasih om Nh menjagokan tulisan saya ini... #lirik Idah... Ehheemm...

      Hapus
  3. Kok saya jadi ikutan terharu bacanya ya Bun

    Sukses ya Bun :)

    BalasHapus
  4. Begitulah Allah Swt membuat skenario lakon manusia. Kita tinggal melakoni terhadap takdir yang tidak digantung dan tak hisa dirubah oleh manusia.

    Sayapun mengalami hal yang sama, hanya kondisinya yang berbeda. Ibu menikah lagi ketika saya masih kecil sehingga tak ada prosesi seperti jeng Niken alami.

    Ayah tiri saya baik dan beliaulah yang menjadikan saya seperti sekarang.
    Ayah kandung saya yang menikah lagi juga isterinya (ibu tiri) baik. Mereka tidak dikaruniai keturunan sehingga saya tetap anak tunggalnya.

    Mantep kisahnya jeng.
    Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subhanallah...
      Memang terdapat nilai-nilai kebaikan bagi orang yang mau berpikir.
      Ketika sudah kita sadari bahwa hidup adalah ketetapan Allah, maka kita tdk akan menyangkal bagaimanapun jalan yg hrs kita lalui.

      Makasih pakde...
      Salam kembali

      Hapus
  5. jd keluarga besar... terharu hiks
    alhamdulillah keluargaku jg keluarga besarrr

    BalasHapus
  6. oh ini yang dimaksud 7 elements..
    memang kita tidak boleh membayangkan dan menjustment seseorang, bisa jadi yang kita bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan, kenapa tidak mencoba berprasangka baik saja..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas Budhi, kita sering salah dalam menilai seseorang. Berpikir positif memang lebih bisa membuat diri kita tenang.
      Makasih mas...

      Hapus
  7. Bahagia sekali ya...
    ibu saya jg sudah meninggal, mbak, tp ayah saya belum mau cari pengganti krn memikirkan soal kecocokan istri barunya nanti sama anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak Leyla...
      Kekhawatiran yang beralasan. Yang penting semua itu memang kehendak beliau. Bukan karena kita sebagai anak menghalang-halangi.

      Hapus
  8. Subhanallah,
    Sebuah perjalanan hidup yang indah sekali, ketika kerinduan akan seorang Ibu sirna, Allah memberikan sosok Ibu yang lain untuk melengkapi kebahagian Bunda, 7 Elements 7 Saudara, SUPER !!!

    Semoga Ayah dan Ibu senantiasa selalu dalam lindungan_Nya AMIN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Trimakasih Kang Sofyan.
      Saling membuka diri untuk menerima dan diterima. Itu saja kuncinya.

      Hapus
  9. karena masing2 dr 7 elements itu punya hati yg sama tulus dan ikhlas lapang dada menerima satu sama lain,,,mknya harmonis keluarga bunda ya,,smg seperti itu terus selamanya ya bun...

    sukses euyy bikin mata bassssaaahhhhh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mi... kami semua diberi kelapangan hati yang besar.
      Aamiin... makasih doanya Mi...

      Mimi yang garang dan bisa manjat tower ini ternyata melow juga yaahhh...

      Hapus
  10. 7 elemen...bener2 kompak ya bund :)
    Sukses untuk ga-nya bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kompak... kami buat arisan 2 bulanan. Tujuannya untuk terus menjalin silaturahim, sebab kami ber7 tidak tinggal bersama.
      Makasih supportnya

      Hapus
  11. bun..aku sampe nangis bacanya...perasaan yang bun Iken tuang sesuai dgn kenyataan dan perasaan kita masing2 krn kita sama2 sempat merasakan keraguan itu, tp aku bersyukur telah dipertemukan oleh kakak2ku yg baik yg sebelumnya tidak pernah aku kenal..semoga kekompakan kita makin terjalin erat yah bun..

    I Realy love The 7 Element..

    Big Hug and Kisses for you bun...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peluk Nita....
      Maaf ya kalau ceritanya hanya seperti itu. Mungkin itu tidak sebagaimana hebatnya perasaan kita semua. Tapi semoga bisa mewakili apa yang ada dalam keluarga kita...

      Thanks ya Element 5...

      Hapus
  12. ternyata kisah yang mengharukan anak pada ditempat yang jauh apalagi kalau ditinggalkan baopaknya sendiri dan adak bu sriatun bagaimana jadinya bapak nih

    moga GAnya menang yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengharukan ya mas Opick...
      Begitulah awalnya.. tapi sekarang sudah ketawa ketiwi kok...

      Makasih yaaa..

      Hapus
  13. Bisa ya ternyata? sy dulu ndak percaya loh mbak. Ibu sy menjanda samapi sekarang, mertua sy menjadi duda sampai beliau meninggal. jadi sy nggak bisa membayangkan ada kerukunan kaya yang njenengan ceritakan ini.
    makasih sudah berbagi, keluarga yang luar biasa. salam untuk semua ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa yang tidak mungkin mbak...? Semua bisa terjadi atas kehendak Allah. Kita tinggal menjalankannya dengan ikhlas.

      Trimakasih kembali.
      Insya Allah salam dibaca oleh semua anggota 7 Elements

      Hapus
  14. Secara matematis, 7 elemen yang terbentuk dari 4 dan 3 jauh lebih kuat ikatannya karena sifat saling melengkapinya makin tinggi.
    Hikmah yang lain adalah kita akan mendapatkan hal baru, pengalaman baru...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... pak Mars sampai melihat sevara matematis segala. Hehehe... Semoga demikian ya....

      Hapus
  15. Berkunjung kak..keren nie blognya kak
    salam kenal..;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren yaa.. Alhamdulillah...
      Makasih kunjungannya. :)

      Hapus
  16. terharu bun baca tulisannya. pastilah ada rasa khawatir ya sebelm pertemuan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Khawatirnya tidak berlangsung lama kok mbak Lidya.
      Makasih mampirnya.

      Hapus
  17. Berat ya rasanya ketika pertama kali menerima orang lain sebagai pendamping bapak. Tapi menurut beberapa orang teman yang pernah mengalami, mereka akhirnya bisa menyesuaikan diri tanpa melupakan sosok ibu yang dulu melahirkannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah. Tapi dengan keyakinan bahwa yang diperlukan oleh almarhumah adalah doa tulus dari kami yang ditinggalkannya. Dan dengan kerukunan yang kami jalin ini semoga menunjukkan bahwa apa yang dididiknya kepada anak-anaknya adalah kebaikan

      Hapus
  18. Wow, asik ya mbak akur bahagia sekali... Semoga menang ya kontesnya...
    Simbahku dulu juga menikah lagi, tapi anak dari masing2 gak seakur kayak keluarga mbak gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... makasih ya Una...
      Semoga kedepannya bisa lebih rukun ya Una...
      Tenang deh rasanya hati kalau kita bisa rukun satu sama lain. :)

      Hapus
  19. alhamdulillah..semuanya open minded..., yang dipikirkan hanya kebahagiaan orang tua..
    sukses mbak ..dijagoin juga nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah mbak Monda...
      Apa sih yang kita cari dalam hidup? Bahagia itu kan adanya dalam hati masing2.

      Makasih ya sdh mau menjagoin.. #lirik Idah lagi...

      Hapus
  20. Halo MBA, maaf baru bisa mampir nih, komentar pertama rilis from Aceh, :)

    Aku juga baru tahu sejarah 7 elements. Kisah yang mengharukan mba, memang dibutuhkan keterbukaan dan berbaik sangka dalam setiap gerak langkah kita ya....
    Coba jika rasa kuatir yang mencuat diawal itu, ditemani oleh suuzon, pasti sugesti yg terbentuk juga akan lain.... :)

    Alhamdulillah, senang rasanya bapak dianugerahi pendamping baru yang tak hanya baik hati, tapi juga mampu merangkul anak 2 dan cucunya, layaknya anak dan cucu sendiri.....

    Trims sudah berbagi mba Nik! Sukses yaaaa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak AA yang sedang muas-muasin tidur di Aceh...:D

      Ya begitulah sejarah 7 Elements. Nama itu yang buat adikku si Element 4.
      Alhamdulillah Allah memberikan jalan semudah itu mbak Al...Sekarang kami menjalaninya dengan tenang.

      Makasih kembali menyempatkan mampir... :)

      Hapus
  21. kalo aku pandangan pertama sungguh memikat hati -_-

    BalasHapus
  22. Waah terharu baca kisah bapaknya mbak Niken. Tdk semua pernikahan kedua berlangsung mulus lho mbak. Masya ALlah, semoga samara bapak dan ibu Sriatun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...

      Kami mencintai orang tua kami karena Allah.
      Kami semua menerima segala salah khilaf orang tua sebagaimana kami berharap diperlakukan sama.

      Makasih mbak Niar...

      Hapus
    2. Aamiin, aamiin ya Rabb. Bahagianya ....

      Hapus
  23. Keren mbak ceritanya bikin terharu deh,
    kagum sama sosok ibunya....
    coba aja kalau semua ibu seperti itu meskipun bukan ibu kandung, subhanallah :)

    jadi pengen ikut GA tapi masih banyak UAS :"(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak Hasana...
      Insya Allah banyak kok yang demikian asalkan kita sebagai anak juga bisa bersikap baik.

      Hapus
  24. Baru pertama menjejak disini...
    Luar biasa kisahnya. Jadi keluarga besar dg 7 bersaudara ya. semoga tetap rukun dalam kebersamaan...
    Salam kenal mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Kang... Tadi pagi saya ngicipi bubur ayam di rumah akang....

      Makasih kunjungannya.

      Kenalaaan...

      Hapus
  25. Oleh kehangatan yang tulus itu langsung meleleh nggih, Bu. Subhanallah..., semoga Allah Ta'ala senantiasa mengaruniakan kebahagiaan kepada keluarga besar Bu Niken.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... terimakasih pak Azzet.
      Kami sekrang menjalaninya dengan semakin hangat lagi.

      Hapus
  26. Aku kok terharu sekali ya baca postingan ini Mbak...

    Bisa merasakan kehangatan keluarga besar Mbak Niken di sini.

    Semoga keluarga besar ini selalu di limpahi kehangatan, rahmat dan barokahNYA. AMIN.

    Eh smoga GA nya menang yaa...keren deh postinganya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Trimakasih doa dan supportnya...
      Kami hanya berusaha menerima jalan Allah yang ditunjukkan kpd kami.

      Ikhlas saja.

      Hapus
  27. Ceritanya bagus banget, MUdah2an menang dech. Sukses ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Terima kasih mbak Ika menyukai kisah saya ini

      Hapus
  28. Seprti yg lainnya, akhirnya saya tahu juga Ttg 7 element, amazing Mbak.

    Dan terlebih ttg Ibu Sriatun dan bagaimana saya ingin menanggapinya. Juga ttg pandangan pertama pd Bu Sriatun tentu hal yg sangat didambakan oleh setiap calon pendamping yg akan melanjutkan peran yg terhenti karena takdir. Seandainya saya bisa cerita disini ya..#abaikan deh

    #semoga sukses ya MBak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amazing, awesome, full of happiness...
      Semoga demikian selamanya.
      Sepertinya mbak Ririe ingin menyampaikan sesuatu.

      Makasih supportnya mbak Ririe.

      Hapus
  29. Aku baru tahu kalau 7 elements itu begini kisahnya. Awalnya aku duga itu buku bunda yang sudah terbit. [ˆ⌣ˆ]

    Sukses bersama 7 elementnya ya bund. Moga juga dugaanku itu jadi nyata. Sekses juga buat GA nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Semoga akan terwujud bukunya.

      Makasih doanya mas...
      Makasih juga support utk GA ini.

      Hapus
  30. Masya Allah... mendebarkan hati :)
    sukaaaa waduh pandangan pertama <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sungguh mendebarkan hati... :)
      Makasih mbak Nurmayanti...

      Hapus
  31. Jd tau sejarahnya 7 element :) sampe terharu mbak mbacanya, semoga bapak dan ibu sehat, bahagia dan langgeng sampe akhir hayat ya
    Gudlak ya ga-nya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah sejarahnya mrs...
      Aamiin. Trimakasih untuk do'anya dan support utk GA ini.

      Hapus
  32. Trimakasih mas Ayas... :)
    Smg kebahagiaan juga meliputimu.

    BalasHapus
  33. salam mbak

    selamat yach, dapat bunda baru yang baik hati dan penyayang :)
    susah loh dapat bunda seperti beliau. semoga keluarganya semakin erat lagi hubungannya dan semakin.... semakin... semakin... :) ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kembali...
      Alhamdulillah Allah mempertemukan kami.
      Aamiin buat doanya....
      :)

      Hapus
  34. Sungguh terharu dengan hati yang sangat ikhlas dan mulia yang Mbak Niken miliki..saya membayangkan hal yang tidak mudah menerima kehadiran seorang wanita pengganti ibu kita.Tapi Mbak Niken bisa melakukannya dengan sangat baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Almarhumah sendiri yang sering mengajarkan kepada saya, bahwa anak-anak harus mencintai bapak, membahagiakan bapak, menghormati bapak. Dan bagi saya melakukan semua itu berarti juga menunjukkan bakti kepada almarhumah.

      Hapus
  35. Beruntung sekali Bapaknya, mbak.
    Tolong tanyakan pada beliau, tips-tips supaya dapat istri yang baik. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, bersyukur diberi keluarga yang hangat.

      Ada-ada mas Muji ini... pakai nanya tips segala. :D

      Hapus
  36. Saya sempat bertanya dalam hati setiap kali liat profil mbak Niken di fb, kenapa sih ada 7 elemen ? dan terjawab sudah di sini.

    Begitulah keikhlasan hati seorang bunda dalam menerima kehadiran calon keluarga dengan segenap ketulusan mengalirkan kehangatan pelukan seorang ibu yang mampu meluluhkan segala keraguan yang kita miliki. Semoga keluarga besar mbak Niken selalu mendapat kemudahakan dalam segala hal menuju keluarga yang samara dalam ridho Alloh Ta'ala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. terima kasih mas Djangkies...

      Hehehe... mas Djangkies bukan orang pertama yang berpikir ttg 7 Elements itu. Keren ya mas namanya... yang buat element 4 tuh.

      Hapus
  37. butuh keikhlasan dr semua pihak biar semuanya bs akur ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mak Myra... semua pihak harus ikhlas dan membuka diri untuk saling menerima. :)

      Hapus
  38. itulah namanya cinta pada parndangan pertama...selanjutnya terserah anda....
    semoga sukses ya dalam kontes ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... ya ya betuuull... selanjutnya terserah saya...

      Aamiin.. makasih mas Haroyanto... apa kabar Purwokerto?

      Hapus
  39. Selamat sore, Bunda ayang. :*
    Maaf ya, idah baru berkunjung. :)

    Subhanalloh, rasa bahagia itu pasti ada pada Bunda beserta keluarga.
    Senyum ceria terlihat pada 7 elements. Saya selalu kagum sama keluarga yang kompak seperti keluarga Bunda. Rasanya tidak ada hal lain yang lebih berharga dari pada senyum keluarga. :)

    Terimakasih sudah ikut memeriahkan syukuran GA Langkah Catatanku, Bunda. :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Idah... Kerukunan keluarga itu kebahagiaan. Saling tolong menolong diantara keluarga, kebersamaan... Apa yg dicari dalam hidup?

      Trimakasih kembali. Semoga sukses ya GAnya.

      Hapus
  40. Salut dengan kerukunan keluarga mbak Niken. Kalau di tempat saya biasanya ada salah satu atau salah 2 yg tidak suka dengan pernikahan ortu di usia yg tidak muda. :)

    Smoga sukses GA nya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih mbak Tarry...
      Alhamdulillah kami bisa menerima keadaan yang ada, dengan kekurangan dan kelebihannya.

      Aamiin... makasih supportnya.

      Hapus
  41. wah mbak selamat dengan keluarga barunya :)
    di photo keliatan bahagia bener itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih ya Ben...
      Alhamdulillah kami memang bahagia.

      Hapus
  42. Bagus sekali artikelnya mbak...
    SALAM:
    Mhon di colek juga ya, tks
    http://kelilingriau.blogspot.com/2012/12/gofress-jagonya-menghilangkan-bau-mulut.html

    BalasHapus
  43. seru ya punya keluarga besar.
    Sampai saat ini keluargaku belum bertambah, masih dua bersaudara. Paling bertambah hanya satu. Yaitu Zia kecil.

    Sukses Bunda . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mama Zia... seru banget kalau keluarga besar. Apalagi kalau sedang ngumpul. Meriah banget.

      Hapus
  44. salam persahabatan...blognya cukup menarik, dan semoga sukses selalu...aamiin...sebagai bentuk harapan saya untuk menjalin silaturahmi, saya sudah memfollow anda, besar harapan saya anda bersedia kiranya sekedar memfollow dan memberi komentar barik d blog saya...syukroon ^_^
    http://jagadkawula.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam persahabatan kembali. Terima kasih kunjungannya dan follownya. Segera kunjungan balasan.
      Afwan.

      Hapus
  45. wah , alhamdulillah ya bisa menjadi 7 elements yg kompak.
    padahal biasanya klo yg namanya ibu tiri aplg usianya tdk jauh berbeda dgn anak kandung bapak, biasanya ada jarak diantara mereka.
    tp kekompakan yg ditunjukkan, sungguh luar biasa..
    semoga ttp langgeng selama2nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...
      Kami tidak berpikir macam2 lah. Maksudnya pikiran negatif. Karena tiap kita punya kurang dan lebih. Tak perlu menuntut org lain berlebihan.

      Makasih ya mbak...

      Hapus
  46. turut meleleh ini hati, mbak. membayangkan menjadi sosok ibu sriatun itu, jadi penasaran pengen ketemu orangnya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau penasaran main ke rumah saya aja mbak Damae... hehehe... dijamin sambutannya hangat deh...

      Hapus
  47. perjalanan hidup yang tiada taranya ane malah belum ada kenangan dalam hidup ini jeng niken apalagi yang bisa melelehkan hati ini
    unutk GAnya semoga menang yah jeng niken

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera terjadi peristiwa yang melelehkan hati.

      Trimakasih ya mas Opick.

      Hapus
  48. nambah keluarga, nambah silaturahmi, nambah panjang umur, indah nya dunia mbak.
    *Salim

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas Afan.
      Damai rasanya.
      Trimakasih salimnya...

      Hapus