Giveaway Senangnya Hatiku: Ke Pucuk Istana

       Bismillahirrahmannirrahiim..

       Pak Azzet mengadakan Give Away lagi. Kali ini sebagai wujud senangnya beliau atas launching blog barunya yang merupakan hadiah dari Pakde Lik Galaksi. Cerdas sekali deh. Blog baru langsung buat GA. Sebuah promo yang pas sekali untuk memperkenalkan blog barunya.

       Tema GAnya adalah sesuai dengan perasaan Pak Azzet atas blog barunya itu. Senangnya Hatiku. Sebuah tema yang sebetulnya pasti pernah kita semua rasakan. Aku juga tentunya pernah merasakan perasaan itu. Sering malah. Tapi saking banyaknya rasa senang dalam hidupku, sampai bingung apa yang mau dituliskan dalam GA.

      Maka kupakai jurus pamungkas untuk memilih moment yang akan kudaftarkan. Yaitu jurus merem alias memejamkan mata. Sambil diam sesaat. Mengingat-ingat apa-apa yang menyenangkan dalam hidupku. Banyak yang berkelebatan. Dan akhirnya pilihanku jatuh pada sebuah kisah tentang sebuah istana tempat rajaku bertahta.

****

       Waktu memang cepat sekali berlalu. Berlari melesat hingga tanpa terasa angka yang aku punya hampir 18. Akan menjadi 18 pada tanggal 27 Januari nanti. Banyak yang sudah terjadi selama aku melewati hari demi hari sepanjang kurun waktu itu. Bahagia, membahagiakan. Damai, mendamaikan. Sakit, menyakiti. Kecewa, mengecewakan. Menguatkan, dikuatkan. Meresahkan, diresahkan. Mencintai, dicintai. Menyayangi, disayangi. Dan ribuan rasa lain yang silih berganti berlaku dalam hati.

       Namun lihat... aku suka disini. Disisimu. Dengan setumpukan rasa yang kian hari kian mengalun merdu. Menemukan irama yang makin indah. Melantunkan melodi yang selaras dengan syair kehidupan yang aku jalani. Hingga mendekati 18 sebentar lagi.

       Bagiku... apa yang kau beri sudahlah cukup. Memberiku senyuman setiap hari. Menjunjung tinggi kesetiaan dengan ikhlas menerimaku atas apa yang ada pada diriku. Tapi bukan dirimu namanya kalau tidak ingin memberiku hal yang lain. Bagai menyimpan angan atas sebuah syair lagu yang dulu biasa kau lantunkan. Seolah sebuah sumpah yang harus kau pegang teguh.

Kan kujemput dikau sang putri 

pada saatnya nanti

berkereta kencana kubawa pergi

ke pucuk istana

di sana kubertahta....

      Belahan Jiwa milik Kla Project itu bagai lagu wajib kita yang menghiasi berlalunya hari yang kita genggam bersama. Memotivasimu untuk mewujudkan syair itu menjelma menjadi nyata di depan mata.

       Kau pernah berikan sebuah persembahan untukku. Namun kau bilang itu bukan istana untukku.
"Simpanlah untukmu kelak. Bukan itu tempatku bertahta." Itu katamu.
"Sabarlah... Berilah aku kesempatan lagi." Begitu pintamu.

      Baiklah sayangku... Akan kuberi sepanjang waktu yang aku punya untukmu mewujudkannya. Akan aku terima apapun yang akan kau berikan untukku. Karena kalau kau bilang bahwa itu istanamu, maka akan kuhiasi tahta kerajaanmu. Dan membuatnya menjadi keindahan yang takkan bisa direnggut oleh apapun.

       Lihatlah.... Allah memang selalu menyertai langkah yang diiringi doa. Dalam jatuh bangun kau dirikan bangunan kokoh  berfondasikan cinta. Membuatku takjub pada tiap tatanan bata yang membuatnya kuat. Lantang kau bulatkan tekad bahwa segalanya akan selesai pada angka ke 18 kita.

       Aku mengenalmu... aku tahu yang kau lakukan ini adalah sebuah kesungguhan dalam hidupmu. Aku mengerti ini bukan tentang dirimu. Tapi tentang keluargamu. Tentang aku dan anak-anakmu. Dan SENANGNYA HATIKU... Mendekati 18 kita...Istanamu begitu megah dimataku. Berdiri tegak menghiasi pandanganku. Kau buktikan kelantangan tekadmu.

       Aku suka... amat suka dengan pilihanmu membangun istanamu. Kesejukannya, keheningannya, kerimbunannya, keamanannya, kedamaiannya. Kesempurnaan duniawi ada padanya. Aku melihatnya dengan keindahan pandangan cintaku.  Meski kau bilang,"Maaf... sekian lama kau menunggu namun aku hanya bisa memberimu yang seperti ini. Mungkin tak seperti anganmu."

      Bahkan kau tak tahu apa yang menjadi anganku. Apa kau pikir berupa bangunan luas penuh ukiran dan bertahtakan gemerlap hiasan pada tiap sudutnya? Bukan sayang... Asalkan didalamnya ada dirimu, ada anak-anak kita, ada cinta kita. Itulah anganku. Bagaimanapun wujud yang membungkusnya, itu tidaklah penting.

       Terima kasih buat kemegahan yang kau berikan. Terharu hatiku saat kau bisikkan padaku... Kubawa kau kepucuk istana... disana aku bertahta.

       Subhanallah.... Sungguh.... SENANGNYA HATIKU.

 Sambutan di pintu gerbang

Istanaku 

 jalan komplek perumahan

Astri bersepeda keliling kompleks

Fanni dan sepupunya minta didirikan tenda di depan rumah

“Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Senangnya Hatiku”