Frangipani Flower Lovely Little Garden: Daster dari Anak-anakku
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Rabu, 21 Agustus 2013

Daster dari Anak-anakku

Bismillahirrahmannirrahiim,

Setelah meraih tempat peralatan menjahit, segera aku ke kamar untuk menjahit dasterku yang sedikit robek di bagian sampingnya. Aku rapikan kembali daster itu dengan tanganku agar bisa aku kenakan kembali. Biasalah nasib daster kalau dicuci pakai mesin, jahitannya suka kalah. Daster itu masih layak pakai sebetulnya. Warnanya juga belum lusuh, hanya ada yang robek saja. Sayang kalau disingkirkan. Masih nyaman dipakai. Adem. You know what I mean? Daster kan memang begitu tooh?

Tiba-tiba Astri masuk kamar dan memperhatikan apa yang sedang aku lakukan. Semula dia diam saja duduk di sampingku. Tapi kemudian dia berkata,

"Daster bunda robek? Kok kasian sih daster robek masih dipakai. Beli aja yang baru, Bun."

"Masih bisa dijahit kok, nak. Sayang ah. Kan masih bagus. Kecuali kalau warnanya sudah lusuh, ya bunda akan singkirkan."

"Aku beliin deh, Bun. Pakai uangku."

"Aiih, baik sekali sih cintaku. Tapi nggak usah say. Makasih ya buat niat baiknya."

Astri hanya diam dan kemudian beranjak keluar kamar.

Sejak hari itu, beberapa kali Astri kembali menyampaikan niatnya untuk membelikan bundanya daster. Tapi dia kuatir aku nggak cocok jadi tidak berani beli sendiri. Maksudnya aku disuruh memilih sendiri dasternya. Sementara aku bertahan tidak mau dibelikan daster memakai uang tabungannya.

Hingga sampailah pada beberapa hari yang lalu. Astri menyerahkan sejumlah uang sambil berkata,

"Bunda, ini aku, mas Luthfan, Hilman dan Fanni patungan pakai uang lebaran kami buat beli daster. Aku nggak bisa pilih sendiri, ntar bunda nggak suka. Bunda beli sendiri aja ya."

Terharu sekali rasanya. Anak-anak mau menyisihkan sebagian uangnya untuk bundanya. Bisa untuk membeli dua potong daster baru. Mereka tahu sekali kalau bundanya suka memakai daster bila di rumah. Sepertinya mereka ingin bundanya tetap terlihat rapi meskipun hanya berpakaian daster. Aah... sebuah perhatian yang manis sekali, anak-anakku. Terima kasih ya.



Jadilah aku punya daster baru pemberian anak-anakku. Rasanya bahagia sekali melihat wajah puas mereka. Aku melihat ada binar-binar bangga pada mata mereka, bahwa mereka bisa memberikan sesuatu untuk sang bunda.
Satu hal yang aku dapat. bahwa sebagai orang tua, kita harus memberikan kesempatan buat anak-anak untuk merasa bangga pada dirinya bahwa mereka bisa membahagiakan orang tuanya.
Memang benar aku suka memakai daster bila di rumah. Udara Jakarta yang panas, rasanya memang nyaman bila melakukan pekerjaan sehari-hari dengan pakaian "kebesaran" itu. Tapi meskipun begitu, aku tak mau memakai daster yang memang sudah pudar/lusuh warnanya, atau banyak robek-robek di sana-sini. Kalau masih bisa dirapihkan, ya bolehlah. Tapi kalau tidak ya sebaiknya disingkirkan saja. Kan sudah selayaknya kita berpakaian rapih di depan suami. Memakai daster bisa kok terlihat rapi. Apalagi didukung dengan sikap manis dan perhatian kita kepada suami. Insya Allah tidak masalah.

Gimana menurut teman-teman?



72 komentar:

  1. Saya berdo'a bunda.

    Semoga semakin banyak kejutan yang adik adikku perbuat untuk Bunda.

    Membaca tulisan ini semakin membuatku untuk lebih memperhatikan orang tua. Menyayanginya dengan lebih. Dan memberikan suatu kebanggaan agar mereka dapat merasa bahagia memiliki buah hati yang selalu patuh dan menghormatinya.

    Salam untuk keponakan - keponakanku ya Bunda.

    Maaf lahir dari Kota Jember Bunda (anakmu sungkem).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

      Terima kasih doanya mas Jaswan.
      Sudah seharusnya mas Jaswan memperhatiakn dan menyyangi orang tua. Kalau tulisan ini bisa mengingatkan, syukurlah.

      Maaf lahir batin kembali dari bunda di Jakarta.

      Hapus
  2. rani dapat merasakan apa yg di rasakan adik2 rani, saat mereka memiliki niat dan akhirnya terwujud untuk membuat Bunda bahagia, adik2 rani memang anak2 yang luar biasa, bangga bisa jadi kakak buat mereka walaupun baru bertemu dengan Astrinya saja, dan rani juga dapat rasakan kebahagiaan Bunda karena Bunda sudah perna memberitahukan rani bagaimana perasaan Seorang Bunda yg sesungguhnya bila mendapat hadiah dari anak2nya.

    You'r the best Mom... We Love You..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rani memang nyambung ya sama perasaan bunda. Ada talinya kali. hihihi....

      Kita bisa saling mengingatkan ya. Bunda juga mungkkin banyak melakukan hal-hal yang kurang berkenan.

      Allah is the best.

      Hapus
  3. bangganya mb niken punya anak-anak yg perhatian dan sgt sayang bundanya... salam sayang buat semua ya mb..pengen sekali suatu saat bisa ketemu mb niken & keluarga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, saling menerima saja mbak Enny.

      Sama nih.. pengen deh ketemu mbak Enny. Semoga suatu saat Allah mengijinkan.

      Hapus
  4. Anak-anak selalu meneladani orang tuanya
    orang tua yang baik akan menghasilkan putra-putri yang baik
    Selamat buat mas Teguh dan mbak Niken, memiliki putra-putri yang baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
      Aku anggap doa ya mas Insan. Semoga kami bisa menjadi teladan yg baik untuk anak-anak.

      Hapus
  5. selangit ya mbak rasanya kalau diperhatikan anak-anak
    alhamdulillah, anak2 yang baik hati

    BalasHapus
  6. cooo cweeet deh | aq aja ga pernah loh kaya' gitu,
    "kalian memang luar biasaaaaa...."

    BalasHapus
    Balasan
    1. IIhhh.. mas Topics bilang cweeet terus niih.. Jadi pengen ngaca... :D

      Hapus
  7. Haruse difoto sama modelnya tuh Bun daster baru hehehe..

    salut deh buat anak-anak Bunda Lahfy

    BalasHapus
  8. Sekecil apapun perhatian dari anak-anak rasanya terharu banget ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mbak Ika. Terharu sekali dengan perhatian mereka.

      Hapus
  9. Toss Bun, aku jg suka berdaster ria di rumah, dan yg bolong/sobek gitu malah tambah adem deh dipakenya hahaha, tapi kalo udh 'keterlaluan' ya sudah aku turunkan derajatnya jadi lap *halah* hehehe.

    Pastinya Astri dan ananda yg lain merasa bahagia bisa membahagiakan bundanya seperti itu ya Bun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Orin.. kalau sudah nggak sedap dipandang mendingan dipakai buat pel atau dibuang saja.

      Hapus
  10. sayang suami saya ga suka kalo saya pake daster, katanya kayak taplak meja :( padahal nyaman banget pake daster :( anaknya bunda hebat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daster kan banyak model dan motifnya. Yang bukan berbagahn batik juga banyak. Tapi kalau suami sudah tidak suka ya sebaiknya jangan :)

      Hapus
  11. Beruntung bangen Bun punya anak yang soleh solehah. Duh, pengen ketemu mereka...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. semoga mereka menjadi anak sholeh dan sholehah.
      Yuuk main ke rumah kalau mau kenalan sama mereka...

      Hapus
  12. pasti terharu banget rasanya ya bund....semoga sehat selalu bund amin

    BalasHapus
  13. Iya Bu, kalau pakai daster itu perempuan banget deh ^^
    salut buat anak2nya yg mendapat didikan dengan baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi.. mas Wahyu ada-ada aja. Mosok daster mau dipakai laki-laki, ya jelas perempuan banget dong.

      Hapus
  14. Wah senengnya bunda.. hehehe. Anaknya umur berapa yah bund kok pintar banget? Pengen deh nanti kalau punya akan seperti gitu juga..
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Astri sudah remaja. SMA kelas X. Sudah bisa diajak diskusi dan jadi teman.

      Mas Yanuar pasti bisa mempunyai putra putri yang baik dan pintar. Insya Allah.

      Hapus
  15. Bunda Niken...apa kabar? Mohon maaf lahir dan bathin ya Bun, untuk Bunda dan keluarga. Aku juga suka dasteran kalau di rumah, hehee...kadang sich kalau udara sedang dingin malah. Karena yang aku pake adalah daster ibuku yang gede banget, entah kenapa nyamaaan sekali pake daster yang besar banget ituh.

    Anak-anak memang ingin selalu membuat orangtuanya bahagia dengan ketulusan anak-anak. Suka sekali dengan Astri yang berniat baik seperti itu. Aku juga ada cerita, pingin beliin kemeja buat bapakku, tapi bapak menolak, hiks...alasannya uangnya buat keperluan astin yang lebih penting, baju bapak masih cukup kok...hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah orang tua kita, ya mbak Astin. Mendahulukan kepentingan anaknya dari dulu sampai sekarang. Padahal kita ingin merasa sedikit saja bisa memberikan sesuatu kepada mereka.

      Itulah yang aku dapat saat melihat mata anak-anak bahagia melihat aku memakai daster pemberian mereka. Ternyata kita sebagai orang tua, perlu memberikan kesempatan itu buat anak-anak. Sebab membahagiakan mereka bukan cuma memberi dan memenuhi kebutuhan mereka, tapi juga memberi kesempatan mereka untuk bahagia dengan cara mereka.

      Hapus
  16. waah kangennya diriku sama blog ini, taqobalallahu minna wa minkum,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak Rina... Iya kangen juga sama Kanaya...
      Taqabalallhu minna Wa minkum. Terima kasih ya...

      Hapus
  17. Pasti bangga sekali, orangtuanya Bangga memiliki anak2 yang sangat perhatian.

    Daster ini cocok untuk kopdaran, Bun. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, anak-anak sejak kecil memang sudah membanggakan.

      Waaah.. mosok kopdar pakai daster... nggak mau aah.

      Hapus
  18. Aih, Lahfy makin keren aja deh! Bikin tante Al terharu nih sayang. :)

    Benar banget, Mbak. Ada saatnya kita harus memberi kesempatan bagi anak-anak kita untuk menunjukkan rasa sayang dan sumbangsih mereka. Walau niat kita baik, agar uang mereka ditabung saja utk keperluan mereka yang lain, namun di lubuk hati mereka akan timbul rasa sedih oleh penolakan kita.

    Intan jg sering melakukannya. Bikin kejutan kecil [ya semampu dirinya selaku anak yang masih belum tetap penghasilannya]. Atau malah perhatian2 kecil lainnya yang tak berupa materi. Dan sungguh, bikin hati bahagiaaaaaa. Kuyakin dirimu tau persis bagaimana rasanya bahagia yang kumaksud ini, Mbak Cantik! :)

    Salam sayang untuk Lahfy!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intan apalagi ya mbak Al. Sudah pinter berbisnis. Astri baru mulai nih. Mulai mau jualan ini itu. Hasilnya sudah bikin dia senang sekali.

      Semoga anak-anak kita selalu tahu menempatkan dirinya dengan baik.

      Salam sayang kembali buat tante Al dan kakak Intan

      Hapus
  19. kalau kata suami saya, jangan menghalangi orang berbuat baik. Jd siapa pun yg memberi jgn ditolak krn mereka dgn tulus pun ingin berbagi dan merasakan kebahagiaan dalam berbagi.

    Adik saya juga suka mbeliin mbak-mbaknya daster juga klo lebaran Mbak. Oia, Ibu saya juga krn kondisi fisiknya kena osteporosis shg sdh beberapa tahun ini kami [anak-anaknya] membiasakan pd Ibu agar pakai daster saja [gak pakai kain jarik lagi]

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dengan kata suami mbak Ririe. Hisup ini keseimbangan. Memberi dan menerima. Kita juga bisa jadi ladang amal bagi orang lain, tapi kita juga membutuhkan ladang bagi amal baik kita.

      Semoga ibu mbak Rie sehat selalu.

      Hapus
  20. Ah ini manis banget Bu ...
    Saya yakin Luthfan Astri dan adik-adiknya berkaca dari Ibu dan Bapaknya

    Dan saya yakin pula ...
    Daster hasil uang patungan anak-anak ini akan menjadi Daster yang paling mahal nilainya ya Bu

    Salam saya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap memakai daster itu, saya melihat mata anak-anak bersinar, om. Sekarang jadi daster ciringke. Cuci kering pakai. hehehe...

      Salam kembali, om

      Hapus
  21. Salam buat anak-anak ya bund...

    BalasHapus
  22. wow ... Salut sama anak anakanya mbak, nggak terbayang terharunya Saat itu ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai sekalarang juga masih terasa terharunya kok mbak Ely :)

      Hapus
  23. saya bangga seklaigus iri bun..

    ini semua pasti karena didikan orangtua yang benar, semoga kelak saya memiliki anak2 seperti mereka #Amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Allah memberikan anak2 yang baik dan pengertian.

      Aamiin, semoga lebih baik lagi mas Awal.

      Hapus
  24. Memberikan kesempatan untuk memberikan kebanggaan untuk anak-anak...itu satu pelajaran buat Hani Bu Niken....ya, sampai sekarang pun meski pun Hani bukan anak-anak jika dibiarkan dan diberikan kepercayaan mempersiapkan hari tua orang tua ada rasa bangga dan bahagia :)

    Menginspirasi Bu Niken.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentunya begitu kan ya mbak Hani. Dalam diri kita semua, ada rasa ingin membahagiakan orang tua. Semampu kita dan dengan sepenuh hati kita.

      Hapus
  25. Terharu membacanya mbak Niken. Setuju sama: Satu hal yang aku dapat. bahwa sebagai orang tua, kita harus memberikan kesempatan buat anak-anak untuk merasa bangga pada dirinya bahwa mereka bisa membahagiakan orang tuanya.

    Sejak membaca awalnya, saya berseru dalam hati, "Mau saja mbak Niken kalau Astri mau beliin. Jangan ditolak, kasihan."

    Senang membaca ini mbak, makasih sharingnya. Mudah2an anak2 saya nanti seperhatian itu sama saya ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya memang merasa bahwa uang anak-anak adalah untuk keprluan mereka sendiri. Tapi kemudian berpikir, membahagiakan bundanya kan juga keperluan mereka. Jadi tak ada salahnya menerimanya.

      Makasih mbak Niar.

      Hapus
  26. Menurut gue sih oke, Bun! <== apanya yg oke?

    Pokoknya tulisan Bunda tentang anak2 dan keluarga selalu bisa ngasih inspirasi buat gue! Entar gue juga mo beli daster, ah! <== tp gk tau buat siapa? :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Andy bisa aja. Beli daster buat istrinya dong... Eh.. kapan nih resmiannya?

      Hapus
  27. sekecil apapun perhatian anak ke orang tua pasti akan membuat beliau terharu ya mbak.

    Emak saya jg suka pake daster, kalo saya belum pede kayaknya. Setelah si kecil lahir, dasternya di pake emak Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daster selain adem juga longgar, jadi di rmh tinggal pakai jilbab aja, nggak gerah.

      Hapus
  28. Ikut terharu aku Mbak...

    Beberapa kali aku juga merasakan hal yang sama..kebahagiaan yg tercipta dari malaikat2 kecil kita di rumah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak2 memang sering melakukan hal2 yang kita sendiri tidak membayangkannya.

      Hapus
  29. subhanallooohhh.....
    pengalaman yang indah... bikin terharu Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Elsa. Mengharukan sekali. Bahagia rasanya anak2 punya keinginan seperti itu.

      Hapus
  30. jarang sekali bertemu dengan anak jaman sekarang yang begitu peduli dengan orang tua. Semoga sikap dan sifat seperti itu terus menempel hingga anak-anak dewasa ketika kita orang tua sudah usia lanjut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Anak-anak tetaplah dengan khasnya. Tetap ada hal-hal yang kadang membuat hati merasa diuji kesabarannya. Tapi bukankah disitu letak pembelajarannya? Baik buat ortu maupun buat anak-anak sendiri.

      Hapus
  31. anak anak yang berbakti sudah mulai mengerti apa itu balas budi ke orang tua. ga kaya anak anakku bawaannya masih iseng mulu, hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Rawins jangan gitu ah. Anakku kan sudah lebih besar dr anak mas Rawins. Wajar kalau pemikirannya beda.

      Hapus
    2. hehe iya ding...
      tapi ga tau juga deh dengan anak sekarang. perasaan dulu aku kecil boro boro berani iseng ke bapak. ngomong keras saja takut. eh anak sekarang masih bayi saja sudah bisa bilang ayah oon gara-gara kalah mulu main game..

      Hapus
    3. Naaahh.. itu yang patut dipertanyakan kalau gitu. hihihi...

      Hapus