Frangipani Flower Lovely Little Garden: Hidayah
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Rabu, 18 April 2012

Hidayah

Mereka berpelukan.  Ada tangisan dalam pelukan itu. Bukan.... bukan sebuah kesedihan. Seorang ibu dan anak gadisnya sedang saling menumpahkan perasaan mereka dalam air mata.  Tak banyak kata-kata yang terucap. Hanya air mata dan pelukan yang berbicara.  Sang ibu mengusap-usap punggung gadisnya, menepuk-nepuk ringan.  Dari kedua telapak tangannya seakan terpancar curahan seluruh kasih sayangnya. Begitu menenangkan dan menyejukkan hati gadisnya.  Dari usapan lembut itu sang gadis merasakan, takkan ada yang menandingi kasih sayang ibunya di dunia ini.


"Terimakasih anakku...", bisik sang ibu masih memeluk erat sang gadis. "Maafkan ibu terlambat membekalimu dengan pengetahuan akan hal itu, terima kasih kau begitu cepat mengerti.  Maafkan atas kelalaian ibumu ya nak..."
Sang gadis hanya mengangguk dalam dekapan. Sesungguhnya batinnya masih bercampur aduk. Pikirannya masih penuh dengan kecemasan.  Tapi dia sadar bahwa apa yang beberapa hari ini dibicarakan oleh ibunya adalah sebuah kewajiban yang harus dia kerjakan. Yaitu berjilbab. Dia tak punya alasan untuk menolaknya. Begitu lengkap ibunya menerangkan dali-dalil yang menguatkan kewajiban itu. Dia memang harus mengikutinya. Tapi hatinya ragu.... siapkah dia dengan perubahan yang menantinya diesok hari? Hari-hari akan menjadi berbeda tentunya. Apa kata teman-teman melihat perubahannya nanti? Dan masih banyak bersitan pikiran yang bermunculan begitu saja. Tapi dia percaya pada ucapan ibunya, bahwa hidup ini adalah untuk mencari ridha Allah. Jangan sia-siakan ibadah dengan mengabaikan kewajiban kita sebagai perempuan, begitu kata ibunya sewaktu mengungkapkan sebuah dalil dari Kitab Suci Alqur'an.  Dan dia yakin itu benar.  Maka dengan mengucap Bismillahirrahmannirrahiim..... dia meluruskan niat dan akan berusaha memperbaiki pola pikirnya selama ini ada.
"Dengan pelukan dan belaian ibu.... pasti aku bisa,"batinnya. "Ya Allah... mohon kekuatan batin dan iman agar aku istiqomah menjalankan kewajibanku sesuai perintah-Mu....berjilbab.  Bantulah aku menghadapi hari-hari esokku."

Setelah segala perasaan tertuang dalam dekapan, ibu dan anak gadisnya.  Mereka lalu memperbincangkan apa saja mengenai perubahan-perubahan yang akan terjadi. Dengan manja sang gadis mulai mendata apa saja kelengkapan yang dia butuhkan.  Dan mulailah canda menghiasi perbincangan itu.  Gurauan demi gurauan mengalir memperlihatkan kedekatan hubungan mereka.  Sang ibu menarik nafas dalam-dalam, bersyukur pada Allah Sang Penguasa Hati atas hidayah yang diberikan-Nya. Berterima kasih dirinya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Hatinya begitu bahagia. Rangkaian doa teriring untuk hari-hari yang akan dilalui anak gadisnya.


4 komentar:

  1. nice share bunda, smoga hidayahnya terjaga ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin... Makasih mbak Mutia. Kami istiqomah menjaganya.

      Hapus
  2. subhanallah.. salam kenal ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali bunda ke2nai... Trimakasih sudah meninggalkan goresan disini.

      Hapus