Sebuah kisah masuk lewat Blackberry Messenger (BbM) dari seorang teman. Dan seperti banyak kisah yang keluar masuk melalui copy paste dari BbM, kisah ini pun bernada gurauan. Pengirimnya bermaksud cuma sekedar lucu-lucuan. Dan inilah kisahnya.....
Malaikat bingung , karena pintu surga rusak. Sedangkan orang-orang sudah banyak yang antri mau masuk. Karena dia gak bisa benerinnya, maka dia berteriak nyari ada gak insinyur yg ikut antri. Majulah 3 insinyur, dari Jepang, Amerika dan Indonesia. Pertama insinyur dari Jepang yg bernama Sakato: "Aku minta biaya 5 juta utk benerin pintu ini".
Malaikat ngomong: "Untuk apa saja biaya sebanyak itu?"
Insinyur Jepang: "2,5 juta untuk beli bahan dan 2,5 juta untuk biaya kerja".
Malaikat lalu nanya insinyur dari Amerika yg bernama George: "Kalau kamu berapa biaya utk benerin pintu ini?"
Insinyur Amerika: "8 juta saja."
Malaikat: "Nah, lebih mahal... Untuk apa saja biaya sebanyak itu?"
Insinyur Amerika: "3 juta biaya pemeriksaan, 2,5 juta biaya beli bahan dan 2,5 juta utk biaya kerja."
Sebagai perbandingan malaikat pun nanya insinyur dari Indonesia yg bernama Paijo: "Kalau kamu berapa biayanya?"
Insinyur Indonesia: "15 juta saja."
Malaikat terkejut: Kenapa mahal bener??? Untuk apa biaya sebanyak itu???"
Insinyur Indonesia (sambil membisiki malaikat): "Ssssstt, begini... 5 juta untuk kamu, 5 juta untuk aku, nah 5 juta lagi kita suruh orang Jepang tadi utk benerinnya. Bagaimana. setuju??"
Malaikat senyam senyum sambil tegak langsung menendang insinyur Indonesia, "Jegaaarrr, masuk neraka sana kau!!!"
Membaca kisah itu, aku merasa prihatin, sedih, dan kecewa pada temanku yang mengirimnya. Rasanya aku tidak bisa menerima model bercanda yang seperti itu. Bagaimana bisa malaikat, surga dilecehkan seperti itu. Allah sudah menerangkan dalam Alqur'an apa saja tugas-tugas malaikatnya, apa itu surga, neraka, hari akhir, hari pembalasan. Semua begitu tertera dalam Kitab Suci Alqur'an. Maka janganlah kita berbicara tanpa ilmu. Bahkan kalau dicermati kisah itu, seakan menghina Allah. Na'udzubillahiminjalik.... Terlalu sekali...! Kalimat demi kalimatnya adalah mengolok-olok dari ketetapan-ketetapan Allah. Bagaimana bisa temanku itu yang notabene beragama Islam mengcopy paste kisah seperti itu?! Buatku ini menunjukkan kadar keimanannya. Bukannya aku merasa lebih baik dari padanya. Tapi sensitifitas kita terhadap nilai-nilai keimanan menunjukkan bagaimana jiwa kita tersambung pada Allah SWT. Memang dengan adanya BbM banyak sekali kisah-kisah yang kita sebar luaskan melaui copy paste. Sebagian memang ilmu yang baik untuk diketahui oleh masyarakat, sebagian lagi berupa informasi-informasi penting yang membuat kita lebih waspada terhadap lingkungan, tapi sebagian lagi ya seperti kisah diatas. Maka sebaiknya kita berhati-hati dalam menyebarluaskan sebuah berita, ilmu atau kisah. Sekalipun sekedar kisah bercanda, lucu-lucuan. Sebab walau berangkat dari lucu-lucuan, kita bisa terpeleset, terbawa pada olok-olok yang dimurkai Allah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Alqur'an surat Al-Kahf ayat 103-106
Katakanlah: “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu orang-orang yang telah mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka sia-sialah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penimbangan terhadap (amalan) mereka pada Hari Kiamat.
Demikianlah balasan mereka itu adalah neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok.
Lihatlah balasan Allah terhadap orang-orang yang suka mengolok-olok ayat-ayat Alqur'an. Neraka Jahanam...! Pantaskah cara bercanda kita, lucu-lucuan kita selama ini...? Marilah kita introspeksi diri. Jangan sampai kita terjebak pada hal-hal yang membuat kita hidup sia-sia. Bila kita sampai kepada kita kisah, berita atau bahkan ilmu sekalipun, sebaiknya kita waspadai dulu, kita cermati dan pelajari dulu. Jangan langsung percaya, setuju, ikut tertawa atau bahkan meneruskannya kepada teman atau saudara kita yang lain. Ingatlah bahwa apa yang terlihat baik itu belum tentu benar. Maka agar tidak sia-sia dan menyangka kita telah melakukan kebaikan, sebaiknya kita pakai nilai-nilai kebenaran.
Dalam kehidupan ini ada tiga parameter atau ukuran tentang kebenaran:
Pertama, benar sendiri, yaitu kebenaran hanya di ukur dengan dirinya sendiri. Belum tentu benar untuk orang lain. Benar menurut diri sendiri sering terselubung oleh hawa nafsu.
Kedua, benar orang banyak, yaitu kebenaran yang diukur pandangan, pendapat, penilaian dari orang banyak. Pun masih bisa terbantahkan oleh kelompok atau golongan lain. Saling mempertahankan pendapat mengenai kebenaran kelompok atau golongan sering menjadi pertentangan bahkan pertengkaran.
Ketiga, benar sejati, yaitu kebenaran yang diukur dengan nilai-nilai ke-Ilahian.
QS. Al Baqarah [2] ayat : 147
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Kebenaran yang berasal dari Tuhanlah yang baik dan sekaligus benar. Selalu mendasarkan kehidupan kita pada ayat-ayat Alqur'an adalah kebenaran yang hakiki. Jangan sampai hanya karena mengikuti kebiasaan yang sudah ada kita terjebak pada kebiasaan yang kita belum tahu ilmunya, atau mungkin memang tidak ada ilmunya sama sekali, tidak ada dasar/dalil yang dapat dijadikan landasan hukum yang kuat.
Jadi alangkah ruginya kita andai hanya sekedar ikut-ikutan, bercanda, lucu-lucuan itu ternyata membuat kita menjadi melakukan dosa. Jadikan Alqur'an sebagai pegangan hidup sejati. Apa yang terkandung didalamnya janganlah dijadikan olok-olok semata. Sebagai umat Islam seharusnya kita mampu menjaga kesuciannya. Bukan malah menjadikannya bahan lucu-lucuan.
Wah blognya bagus banget... ada musicnya..
BalasHapusHmmm.... makasih yaa... hybeur cloth tuh Dodod ya...??
BalasHapussubhanAllah...
BalasHapusTrimakasih kunjungannya. Semoga bermanfaat.
Hapus