Frangipani Flower Lovely Little Garden: Kekuatan Elements Dalam Mudik
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Senin, 27 Agustus 2012

Kekuatan Elements Dalam Mudik

Bismilahirrahmannirrahiim...

Kangen banget sama Lovely Little Garden-ku ini. Dua minggu berlalu tidak sempat membuat postingan baru. Rumput-rumput di taman sampai sudah tinggi. Daun-daunnya berserakan. Rapiin dulu ah... Biar enak kalau mau pada mampir kesini.

Aku juga mau cerita pengalaman mudik kemaren. Yang pasti menjadi seru kalau diceritakan, meskipun pada saat mengalaminya cukup menguji kesabaran. Aku mudik bersama keluargaku dan adik-adik. Dari anggota 7 Elements, yang mudik bareng adalah Element 2 (aku), Element 3,4 dan 5. Sedangkan Element 6 dan 7 menyusul keesokan harinya. Dan Element 1 baru H+1 berangkat. Jadi rombonganku ada 14 orang, termasuk anak-anak. Kami konvoi 2 mobil dan 1 motor. Yang naik motor adalah suami dan anak sulungku, Luthfan. Mereka berdua memang suka sekali berpetualang. Jadi dengan kompak mereka berdua bertekad mengendarai motor Jakarta - Yogyakarta. Kami mengambil Jalur Selatan. Pengalaman mudik-mudik tahun sebelumnya, Jalur Selatan macetnya tidak separah Jalur Utara.

Berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta tanggal 15 Agustus kurang lebih jam 23.00 WIB. Langsung disambut kemacetan ketika masih di tol dalam kota. Antrian panjang kendaraan bagai tak berujung. Sampai waktu sahur jam 03.30 WIB, kami baru sampai di Rest Area Km 57. Karena kami semua bertekad tetap puasa meskipun dalam perjalanan, maka kamipun menepi masuk rest area, juga dengan antrian panjang. Aku hanya bisa memohon kepada Allah agar diberi kemudahan untuk bisa makan sahur. Dan Alhamdulillah setelah berkeliling rest area, kami akhirnya sempat juga mendapatkan makan sahur di sebuah kantin kecil. Tak ada pilihan lain sebab dari KFC, Cibiuk, Soto Sadang atau restoran apapun yang ada di rest area tersebut sudah memasang tulisan HABIS. Anak-anak begitu penurut mengikuti dan menerima menu yang ada. Aku memang ingin mengajarkan kepada anak-anak agar tidak mudah meninggalkan puasa begitu saja meskipun dalam perjalanan. Kalaupun mereka nantinya dalam perjalanan tidak kuat, ya tidak apa-apa batal. Tapi yang penting niat awalnya adalah mengerjakan puasa. Dan memang dalam perjalanan hanya si sulung Luthfan yang tetap bertahan puasanya dan kami yang dewasa tentunya. Salut juga sama Luthfan, meskipun berpanas-panas diatas motor tapi tetap puasa.



Kemacetan pertama baru terurai setelah melewati pintu keluar tol Sadang, Setelah itu lancar sampai keluar Bandung. Dan kembali macet sebelum Nagreg sampai lepas Tasikmalaya. Setelah itu lancar sampai Yogyakarta. Jadi waktu tempuh kami Jakarta - Yogyakarta adalah 26,5 jam. Huuft... cukup melelahkan. Tapi yang melegakan adalah anak-anak tidak ada yang rewel. Dalam rombonganku ada anak adikku yang berumur 8 bulan dan 2,5 tahun. Dan kekompakan Elements yang ada dalam rombongan amat luar biasa. Didit (Element 3) dan Andi (Element 4) sebagai pemegang kemudi betul-betul bisa diandalkan.

Dan sampailah pada Hari Raya Idul Fitri. 6 Elements beserta keluarganya masing-masing sudah berkumpul di rumah orang tua kami. Hanya kakak paling besar yang belum datang karena berlebaran dulu dengan keluarga istrinya. Tradisi keluarga kami selalu mengadakan acara sungkeman. Mulai kepada bapak dan ibu, lalu berurut dari Element  paling besar sampai paling kecil dan anak-anak. Sayangnya foto sungkemannya ada di kamera adikku. Kemudian dilanjut dengan foto-foto kemudian makan ketupat beserta menu khas lebaran umumnya.


Selama di Yogyakarta kami menyempatkan untuk berziarah kemakam almarhumah ibu kandungku di Magelang. Membacakan do'a untuk ibunda semoga beliau dilapangkan kuburnya, diampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat yang baik disisi Allah SWT. Aamiin.



Tak lengkap rasanya kalau tidak menyempatkan diri main-main selama di Yogyakarta. Kamipun mengajak anak-anak rekreasi ke Gembira Loka. Supaya anak-anak merasa bahwa kepenatan mereka dalam perjalanan terbayar dengan rekreasi ini. Kebun Binatang Gembira Loka ternyata banyak sekali perkembangannya. Sudah lama juga kami tidak kesana. Ternyata sekarang tempatnya semakin bagus dan makin banyak wahana yang disukai anak-anak. Beberapa mereka ikuti. Seperti naik gajah, naik speedboat, atraksi beruang dan kereta yang mengelilingi areal kebon binatang.









Banyak yang menjadi kesan dalam perjalanan mudik kemaren ini. Utamanya adalah keeratan hubungan persaudaraan kami yang terasa makin kuat. Kekompakan dan saling memahami satu sama lain makin teruji. Pada kondisi yang membuat semangat begitu lunglai menghadapi kemacetan yang parah, kami saling menguatkan. Tak ada ucapan yang saling menjatuhkan. Tak ada luapan emosi. Bahkan anak-anakpun tidak ada yang rewel. Mungkin karena orang tuanya tidak menunjukkan kekesalan, makanya anak-anak juga bisa lebih santai. Capeknya jangan ditanya, tapi kami tetap mengajak anak-anak bernyanyi, bercanda.
Perjalanan pulang lebih melelahkan dari pada ketika berangkat. Kemacetan lebih panjang  sampai-sampai kami harus memanfaatkan GPS untuk mencari jalur alternatif yang belum pernah kami lalui. Memang agak memutar, tapi lancar dan lebih nyaman dalam mobil.

Karena terlalu penat, akhirnya kami memutuskan menginap di rumah tante di Rajapolah Tasikmalaya. Yogya-Tasik saja kami tempuh dalam 15 jam. Padahal kalau lancar paling 6 jam saja. Luar biasa...! Jadi istirahat di Rajapolah amat membantu utnuk memulihkan tenaga. Malah di sana kami bisa melihat sawah yang siap panen dari dekat. Di belakang rumah tante ada sawah yang padinya sudah menguning, miliknya. Jadi kami sarapan pagi di tepi sawah. Menyegarkan mata dan hati agar siap dengan perjalanan berikutnya.




Lanjut perjalanan dari Rajapolah Tasikmalaya pukul 10.00. Langsung disambut kemacetan yang tak kalah parah, sehingga sampai Bandung kami tempuh dalam 9 jam. Normalnya paling-paling 2 jam. Mantap banget yaaakk...!! Istirahat makan malam di Bandung kemudian lanjut ke etape terakhir. Dari Bandung jam 23.00, sampai Jakarta jam 02.30. Kami memilih jalur Jonggol (keluar di pintu tol Padalarang). Lancar dan sepi. Dan berakhirlah perjalanan mudik kami. Alhamdulillah... walau harus menghadapi kemacetan yang luar biasa, akhirnya bisa juga bertemu surtaling (kasur bantal guling). Bersyukur sampai dengan selamat. Semua sehat. Semua masih bisa tertawa. Semua masih punya semangat untuk bersilaturahmi dengan keluarga yang ada di Jakarta.


34 komentar:

  1. iri bun jd pgen coba mudik......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudik itu capek lho.... Kalau boleh milih malah mendingan ngga mudik. Hehehe....

      Hapus
  2. Wow..waktu ttempuh yang cukup lama ya jeng.
    Tapi semua kelelahan dan kejengkelan hilang seketika setelah bisa berkumpul dengan orang tua, sanak keluarga dan sahabat tercinta.
    Mudik memang mengasyyikkan

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ambil Paket Istimewa Mudik nih pakde... Jadi komplit rasanya...

      Hapus
  3. Mudik...mudik...
    jadi ingat rengekan Devon pengen mudik di rumah yang dekat dengan sawah..., nunggu beberapa tahun lagi ya Von nanti bisa mudik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... Sabar ya Devon... Hehehe...
      Kalau lihat foto2nya ngga kelihatan nelangsanya ya mas...

      Hapus
  4. Bunda, 26.5 di ganepin jadi 27 jam ajah,lama banget yaa, kalau surabaya - jogja berapa jam yaa?? #ngitung sendiri.

    Bunda, kalau kakak lutfhan tetep puasa keren banget naik motor panas banget, untung gag jadi item :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke surabaya ya pastinya lamaaaaa banget... Qiqiqi....
      Luthfan sih ngga item, malah tetep ganteng... Hahaha... Ngalem milik sendiri.

      Hapus
  5. Wah..., ke Gembira Loka juga ya Bu, seru tuh....

    --mohon maaf lahir dan batin ya Bu, atas segala salah dan khilaf saya selama ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 pak Azzet... Saya juga mohon maaf lahir dan batin.
      Gembira Loka sekarang seru, ngga kayak dulu.

      Hapus
  6. uwaaa,seru bangettt...saya juga baru pulang mudik >_<
    selamat hari raya idul fitri bunda,mhn mf lahir batin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat hari raya idul fitri, maaf lahir dan batin.
      Mudik kemana mbak...? Ambil paket apa mudiknya? Saya ambil paket Istimewa mbak... Makanya macetnya panjang... Hihihi...

      Hapus
  7. Waaaaaaaaaaaaaaaaaw waw waw, sui banget, Bunda perjalannannya. Benar2 kuat tuh, Bun.

    Mudik, Kumpul keluarga memang sangat menyenangkan ya, Bun.
    Idah gak ada acra mudik si, tapi ya tetap senang karena bisa kumpul keluarga.
    cihuui. .. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huuuaaaaa.... Pancen sui je IdAh... Pegel dan kesemutan...

      Hapus
  8. konvoi trus dihadang macet butuh sabar yang bnyk ya bun, tapi ada keseruan yg bs diceritakan buat kita kan,,Alhamdulillah udh samapi dg selamat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mimi ngalamin macet juga ga...? Ya memang gitu deh ya namanya mudik... Kayak makan sambel... Pedes tapi ngambil lagi, ngambil lagi...

      Hapus
  9. Naik motor dari Jakarta - Yogya? Mbak Niken gimana perasaannya suami dan anak naik motor sejauh itu? Kalau saya .... waduh ... mungkin deg2an terus ya ^__^
    Sy pernah ke Yogya, tapi sudah lama sekali, tahun 99. Kadang2 kangen juga ke sana lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu juga sudah dengan perundingan yg cukup alot kok mbak... Tapi karena keteguhan tekadnya akhirnya saya ijinkan. Awalnya deg-degan, tapi krn keep in touch dan selalu fine saja, ya akhirnya santai juga.

      Hapus
  10. Jkt -jogya bth waktu tempuh 26,5 jam? weiii...lumayan juga itu untuk menguji kesabaran ya Mbak. Kakak saya pernh ngajak mudik anaknya yg blm genap usia sebulan, dia ambil start-nya pas takbiran jd bebas macet..Jkt - Lamongan= 24an jam.

    Hepi Idhul Fitri ya Mbak..maaf lahir dan bathin:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak Ririe... Mohon maaf lahir batin... Taqaballahu minna wa minkum...
      Ya begitulah mbak Rie... berangkatnya masih lbh mending dr pada pulangnya...

      Hapus
  11. semoga nanti mendapatkan suami yang bisa mengajak saya mudik. hehe
    Maaf lahir bathin, bunda ^__^
    happy eid mubarok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata walau cerita mudik seperti apapun tetap membuat kepingin ikut merasakan bagi yang belum pernah mudik...
      Maaf lahir batin juga mbak....
      Trimakasih yaaa...

      Hapus
  12. cuma satu kata SALUT! bagi semua pemudik
    perjuangan yang LUAR BIASA demi sebuah kata SILATURAHMI
    Saya beruntung karena orang tua rumahnya dekat saja
    mertua di Sumedang tapi tahun ini kami tak mudik setelah 2x lebaran selalu bersama keluarga suami :)

    alhamdulillah ya mba, selamat pergi dan kembali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dipikir2 memang iya ya salut buat pemudik... Salut sama betahnya bermacet2 ria... Hihihi...

      Hapus
  13. Salam kenal bunda.....
    justru banyak cerita dengan mudik ya bun..
    dah kumpul keluarga hilang smua rasa lelah nya
    maaf lahir bathin ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul... seru aja pengalaman mudiknya
      makasih ya Pink...

      Hapus
  14. Seruhnya mudik yaaa bun, kumpul bersama sanak saudara :D putri belum pernah mudik jauh2 gitu bun hhheeeg soalnya keluarga besarnya di Bengkulu, jadi yang jauh-jauh pada merapat ke Bengkulu hheee... maaf lahir batin bun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru...seru banget. Ini baru sebagian saja dr cerita mudikku.
      Maaf lahir batin kembali.

      Hapus
  15. wah seru ya mb.. oya mohon maaf lahir batin ya mb.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau diceritain memang seru...
      mohon maaf lahir dan batin juga...

      Hapus
  16. Bahagianya yang pada bisa mudik. Kalo bunda mudik juga gak ada yang dituju, cuma rumah gadang yang dihuni keluarga yang udah lama gak pernah kami sambangil, agak rikuh jadinya. Lha wong hampir semua keluarga sudah pada ada di Jakarta tuh. Foto2nya bagus-bagus banget. Pinter fotographernya, hehehehehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bunda... foto2nya campur2 ada yg pakai kamera ada yg pakai bb. Kalau bunda ya sudah tdk perlu mudik, lha wong harusnya bunda Yati yg didatangi anak2 kok...

      Hapus