Frangipani Flower Lovely Little Garden: Mertuaku Sayang
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Selasa, 07 Agustus 2012

Mertuaku Sayang

gambar dari sini 

Banyak sekali kita dengar perselisihan antara ibu mertua dengan menantu perempuannya. Penyebabnya pun bermacam-macam. Kadang karena istri merasa suaminya berat sebelah. Terlalu mementingkan keluarganya terutama ibunya. Atau campur tangan mertua terlalu jauh dalam kehidupan rumah tangga anaknya. Mungkin karena kuatir kalau menantunya tidak bisa mengurus anaknya seperti harapannya. Bisa juga karena kurang terbukanya komunikasi antara suami, istri dan orang tua masing-masing, sehingga akhirnya menimbulkan prasangka.


Sebetulnya hal itu tidak perlu terjadi. Pada awal menikah, janganlah berpikiran bahwa aku sudah menemukan jodohku saja. Tapi aku menemukan keluarga baru. Jadi salah satu tujuan menikah adalah menyatukan 2 keluarga. Orang tua pasangan adalah orang tua kita juga. Saudara-saudara pasangan adalah saudara-saudara kita juga. Sama seperti kita menerima kelebihan dan kekurangan pasangan, kita terima juga kekurangan dan kelebihan keluarganya. Satu hal yang mesti kita ingat... tak ada orang tua yang jahat sama anaknya. Yang ada adalah orang tua ingin melihat anaknya bahagia dengan keluarganya. Ikhlaslah menerima fakta itu. Menyatukan 2 keluarga yang berbeda latar belakang dan kebiasaannya, pastilah akan timbul benturan-benturan. Lhaa...kita saja dengan saudara kandung sering berselisih apalagi dengan orang lain? Bukakan mata hati kita untuk mendekati dan didekati. Beri kesempatan keluarga baru kita untuk mengenal kita lebih dekat. Pun begitu... kita juga harus berusaha mengenal dan menerima mereka dengan tangan terbuka.

Alhamdulillah, aku tidak mengalami yang namanya ribut sama mertua dan keluarga besar suami. Hubungan kami baik-baik saja. Hubungan keluarga suami dan keluargaku juga baik-baik saja. Saling melibatkan kalau ada acara atau keperluan membuat kami merasa sebuah keluarga besar. Aku bersyukur sekali atas karunia Allah ini. Kerukunan ini seakan membuat hidup kami lebih ringan meskipun harus berhadapan dengan persoalan-persoalan hidup. Kami tahu bahwa keluarga siap saling menguatkan satu sama lain.

                                                   ***************

Nah.... Penahkah kalian tiba-tiba merasa rindu dengan mertua terutama ibu mertua? Merindukan saat-saat bercerita tentang anak-anak, suami, saudara-saudara atau hal-hal ringan lain. Merindukan masakannya. Merindukan keramahannya. Merindukan suasana rumah mertua. Pernahkah...? Kalau aku..... Aku sedang merasakannya. Terakhir aku mengunjunginya 2 minggu yang lalu. Tapi sekarang aku sudah merasakan kerinduan itu. Ini sih pertanda kalau aku harus segera mengunjunginya kembali. Mengajak anak-anak ke rumah eyangnya. Walau sepertinya suamiku tidak bisa ikut karena kesibukannya, asal memberikan ijin saja aku merasa sudah cukup.

Rumah mertuaku tidak begitu jauh dari rumahku. Hanya berkisar 6 km saja. Aku terbiasa mengunjungi beliau meskipun tidak dengan suami. Kadang kalau ingat dan pengen ketemu, segera saja aku meluncurkan varioku kesana setelah meminta ijin suami lewat sms. Ada anak yang mau ikut ya ayo...nggak ada ya ngga masalah. Bahkan kadang, siang-siang ke rumah mertua hanya sekedar ingin minum kopi buatan ibu mertua. Ngobrol berdua dengan ibu, sebab bapak biasanya tidur siang.

Ada cerita sendiri mengapa aku suka kopi buatan ibu. Dulu aku bukanlah penggemar kopi. Bahkan aku suka heran melihat ibu kalau minum kopi justru di siang hari bolong. Sekitar jam 1 siang. Saat aku menyampaikan keherananku, malah ibu menyiapkan segelas kopi buatku.

"Cobain deh minum kopi siang-siang gimana rasanya. Kalau buat ibu, jam segini ini paling enak minum kopi... bikin seger badan. Karena kamu ngga biasa ngopi, jadi ibu buatin yang ini saja" kata ibu sambil meletakkan kopi susu diatas meja.

Karena sudah dibuatkan tentu saja aku tidak enak menolaknya. Setelah panasnya bisa aku terima, sedikit demi sedikit aku meminumnya sampai habis. Waktu itu aku belum merasa dimana letak nikmatnya. Hanya sekedar menghabiskan kopi itu demi tidak mengecewakan ibu. Tapi... mulai hari itu, setiap aku berkunjung ke rumah ibu, selalu segelas kopi susu disiapkan ibu buatku. Lama kelamaan akupun jadi suka dengan kopi. Sekarang kalau sehari tidak ngopi rasanya gimanaaa...gitu... Tidak cuma kopi susu. Tapi segala kopi. Kopi membuat aku punya ikatan sendiri dengan ibu. Tapi suamiku suka protes memintaku mengurangi kopi. Hehehe.... Tapi walau diprotes anaknya, ibu tetap bisik-bisik menawarkan kopi. "Ken, kopinya ibu buatin tuh... Ada di meja dapur ya... Biar ngga ketahuan Teguh." Hihihihi... Toss dong bu...!

Sejak menikah sampai sekarang, aku memang tidak pernah punya masalah dengan mertua. Kalaupun ada sedikit perbedaan pendapat, itu biasa. Tapi meski ada perbedaan pendapat itu, kami baik aku, suami maupun mertuaku tidak pernah sampai ribut. Kadang aku dan suami yang mengalah, kadang bapak ibu yang mengalah. Karena pada dasarnya kami tahu... semua itu bukan karena tidak suka atau benci. Tapi semata-mata hanya cara pandang saja yang berbeda. Kalau ada yang harus disampaikan, maka aku dan suami harus sependapat dulu. Jadi bukan kata suami begini, kataku begitu. Di depan mereka kami satu bahasa. Masalah keluarga mana yang bisa disampaikan kepada mereka mana yang tidak. Alhamdulillah sampai saat ini suamiku selalu terbuka jika hendak memberi apapun kepada orang tuanya. Bahkan kalau ingin memberi uang kepada bapak ibunya, suamiku bertanya, "Menurut kamu sebaiknya ngasih berapa, Ken...?"

Mertuaku memang bersahaja sekali. Dengan kesederhanaannya mereka terlihat begitu mensyukuri hidup. Hubungan dengan kelima menantunya baik-baik saja. Punya cucu sudah 15. Dan sikap adilnya kepada semua cucunya patut diacungi jempol. Semua diperlakukan sama. Jadi tidak ada kecemburuan diantara cucu-cucunya. Buatku bapak ibu mertua sudah seperti orang tuaku sendiri. Apalagi orang tuaku jauh ada di Yogya. Mertua bukan menggantikan peran orang tuaku... Tapi melengkapinya.

Aahh... jadi makin kangen sama bapak ibu mertua... Ke rumahnya aahhh... Walau puasa-puasa ngga bisa ngopi di siang hari. Tapi khan tetep bisa ngobrol sama bapak ibu.... Yuuukkk...



57 komentar:

  1. berbahagialah yang masih memiliki mertua terutama ibu mertua, salahsatu yang sering ditanyakan istri saya adalah tentang ibu karna memang dia tidak sempat mengenal ibu dari suaminya

    dan peran suami sangatlah penting dalam menjaga hubungan antara istrinya dan orangtuanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas... makanya saya selalu sempatkan main ke rumah mertua dengan atau tanpa suami.

      Hapus
  2. Ibu suamiku sudah meninggal bertahun lalu mba, aku jd ga bs ngerasain nih kangen sm ibu mertua kek gimana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalilahi... semoga beliau dilapangkan kuburnya, diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya...

      Hapus
  3. Doni belum nikah :D
    rapi sama aja yah kayak kangen sama Ibu sendiri :-(
    soalnya doni tuh sering banget cerita ini itu sama ibu (tapi bukan anak mamah ya bunda :D )
    Doni juga kangen sama ibu :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bunda jadi ibu Dhonie... pasti juga merindukan saat2 Dhonie bercerita ini itu. Dekat dengan ibu bukan berarti anak mami kok. Buktinya Dhonie bisa tinggal berjauhan dengan ibu utk meraih cita-cita.
      Doakan selalu ibu ya Dhon...

      *Emangnya lamarannya ga jadi ya... hehehe....

      Hapus
    2. iya bunda.. :-)

      Lah lamaran yah -_-"
      belum bunda ^_^ masih belum ada rezeki doninya nih bunda :-)
      minta do'anya yah bunda ^_^

      Hapus
    3. iya deh di do'akan semoga cinta Dhonie dan Nisaa segera bertasbih... hehehe...

      Hapus
  4. Bisa di coba nanti yaa bund, semoga ibu mertua niar bisa akur gini kan enak yaa bund, amien amien amien :D

    Cari ibu mertua dulu aah, sambil tolah toleh cari misua :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Jangan cuma cari suami Niar... cari keluarga baru... bukan berarti kita jadi punya patokan harus keluarga yang bagaimana gitu... Tapi kalau niatnya nyari keluarga khan suami dapat saudara nambah, orang tua makin lengkap.

      Hapus
    2. Iyaa bunda cari misua sekaligus keluarganya :D harus saling melengkapi kan yaa bund :D

      Siep, eeh mau dong kopi susu di siang blong, niar gag begitu suka kopi lho bund sukanya susu coklat milo :D

      Hapus
    3. Cakeeeppp... Insya Allah rumah tangga jadi berkah kalau restu dan ikhlas orang tua kita dan mertua menyertai.

      Kalau ngga suka kopi jangan dijadiin suka... ntar susah lepasnya...

      Hapus
  5. Wuah, jadi deg2an gimana gitu ya, nanti kalo punya mertua :)
    Pengen bisa adil membagi waktu antara orang tua dan mertua :)
    Doanya bunda :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan terlalu dicemas-cemaskan gitu. Lakukan semua dengan cinta dan ikhlas. Pasti ketemu jalannya...
      *sok nasehat yaaa...

      Hapus
  6. Pandangan tentang ibu mertua dimana2 memang syereeeem, Bun. Apalagi kalau tinggal satu rumah dengan ibu mertua, katanya tambah serem. :D
    Itu si cerita teman2 Idah yang udah pada berkeluarga, berbeda denga cerita Bunda ini. :)

    Eh, udah meluncur dengan varionya belum, Bun.
    Idah kira Bunda suka Kopi sejak gabung di WB. ihiii
    salam buat ibu mertua ya, Bun. ^_*

    BalasHapus
    Balasan
    1. serem...? Emang mertua itu sebangsa memedi apa...?
      Jangan terlalu memasukkan pikiran2 seperti itu Idah. Kalau belum2 udah curigaan bahwa mertua itu serem, ya bakalan serem nantinya.

      Belum meluncur nih Idah... nanti malam mau sama suami aja. Kebetulan suami juga ada perlu.

      Hapus
  7. aihihihihi. . .
    Lha yang pada serita ke Idah koq kayak gitu si Bun.
    Ah, wis lupakan ke sereman. :lol:

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Idah... abaikan saja. Mau sama suami masak ngga mau sayang sama ortunya. Merua yang susah mendidik dan merawatnya, kita enak tinggal metik hasilnya... tegel pooo...

      Hapus
  8. Alhamdulillah aku termasuk menantu yg disayang mertua Mbak Niken. Jadi boleh dibilang hampir gak pernah konflik. Tapi ditegur untuk hal yg kecil2 sih sering. Namun itu tak mengurangi sayangnya padaku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kita ngga pernah ditegur sama sekali malah nanti berabe juga lho ya... Kuatir kitanya jadi lupa diri... Sebuah hubungan, dengan siapa saja selalu butuh keseimbangan.
      Alhamdulillah mbak Evi...

      Hapus
  9. Yang harus diingat oleh para isteri :

    1. Anak laki-laki adalah hak ibunya
    2. Isteri adalah hak suami

    Dengan memahami hal ini maka hubungan dengan mertua seharusnya baik. namun demikian suami juga tak boleh seenaknya sendiri. Komunikasi harus baik.

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betulll.....!
      Dalam Islam begitu ketetapannya. Kalau semua dilakukan sesuai sunatullahnya, insya Allah akan baik.

      Salaaammm...

      Hapus
  10. alhamdulillah, saya adalah menantu perempuan satu-satunya. Dan tidak pernah ada konflik antara saya dan mertua.

    mertuaku penuh pengertian dan penyayang
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... seneng deh...
      Selamat ya bisa memelihara keharmonisan keluarga.

      Hapus
  11. aku blom sampai ke taraf mengangeni gitu mbak :D
    mungkin juga jarak turut mempengaruhi
    sejak menikah baru berkumpul berapa kali ya *sambil itung2*
    tapi alhamdulillah sih, so far so good.
    mungkin juga karena berjauhan jadi masalah bisa diminimalisir?
    tapi saya sih berharap moga2 memang tak ada masalah walaupun harus tinggal berdampingan satu hari nanti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak juga lho sekalipun berjarak tetap saja tidak akur.
      Rasanya sangat disayangkan sekali. Bertemu jarang tapi masih saja ada masalah.

      Hapus
  12. wah bahagianya mb punya mertua yg baik & perhatian ya :)

    BalasHapus
  13. rumah mertuaku jauh, ketemunya cuma lebaran aja

    BalasHapus
  14. sy juga deket sm mertua.. sering curhat2an & tuker2 resep.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naahhh ini juga seru yaa... tuker-tukeran resep... apalagi masakan kesukaan suami semasa masih dalam asuhan beliau. Jadi biar kalau suami kangen masakan ibunya, kita bisa masakin. Walau mungkin tdk bisa persis sama.

      Hapus
  15. saya & istri orang yg paling dekat dengan ayah ibuku, karena rumah kami berhadap2an kedua kakak rumahnya jauh, bahkan satu di jepang, kalo ada apa2 kami yang membantu, tp sekarang kedua ortu kami sdh tidak ada..., jadi kalo lebaran gak kemana2, kangen juga dgn kehadiran Ortu dan mertua..., semoga mereka semua sudah tenang dlm ridho-Nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada dua tulisan yang selalu ku baca bila kangen Ortu.

      http://www.mediarobbani.com/2012/02/pesan-terakhir-dan-nasehat-matahari.html

      http://www.mediarobbani.com/2012/05/engkau-matahari-bagi-siangku.html

      Hapus
  16. Aahh... Sedih ya mas sudah tidak bisa lagi bertemu orang tua. Saya merasakannya wktu ibu meninggal.
    Apalagi kalau sudah tidak ada semua... Duuhh... Sedihnya. Krn kadang masih suka butuh nasehat atau sekedar ngobrol dgn org tua.
    Nanti saya kunjungi link-link itu ya... Mesti sedia tissue ngga nih kalau mau bacanya... :)

    BalasHapus
  17. ah jd iri nih.. senangnya punya mertua yg bs jd sahabat ya. Sayangnya aku ga bs mengalaminya, krn ibu mertuaku sudah meninggal sblm aku menikah dgn suamiku.
    Tp ikut seneng rasanya kalau baca crita keharmonisan begini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga beliau dilapangkan kuburnya dan diterima amal ibadahnya... Aamiin...

      Hapus
  18. wah..mendadak jadi sedih mbaca postingan inih...
    mama ku dan mama mertuaku udah pada nggak ada soalnya...hiks...

    Tapi Alhamdulillah, dulu pun aku lumayan deket ama mama mertua...
    Beliau pinter masak dan sering kirim kirim makanan...
    Apalagi kalo lebaran ginih, biasanya tinggal nyantai gak perlu repot...

    Beruntung banget deh Bunda masih punya mertua...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uuuuhhh.... maaf yaa Bi...hiks...
      Banyak mendoakan mereka agar mereka mendapat tempat yang baik di sisi Allah...

      Alhamdulillah masih punya ibu mertua, tapi ibu kandung juga sudah meninggal...

      Hapus
  19. wah enaknya yang udah punya bapak dan ibu mertua, kapan ya saya bisa punya, hehehe

    semoga saya juga mendapatkan mertua yang seperti bunda niken, amiennn...

    BalasHapus
  20. Hihiii, berhubung saya belum punya mertua, jadinya nokomen deh!

    Salam kenal, nice info...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... makasih yaa... semoga suatu saat mendapatkan mertua yang bijaksana.

      Hapus
  21. Semoga saja saya nanti ketemu mertua kayak mertuanya Bunda Niken hehehe

    #diaminin dong Bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal Alamiin...
      Semoga orangtua Marpuah baik hati dan pengertian.

      Hapus
  22. tetapi sepertinya masalah antara mertua dan menantu hampir menjadi masalah bagi pasangan baru yang tinggal serumah dengan mertua, hehehe

    saya belum berkeluarga sih, hanya kadang denger denger secara tidak sengaja :)

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan pendapat pasti ada, tapi jangan dijadikan masalah. Dari pada memasukkan image ttg pandangan negatif mertua, lebih baik melihat hal2 positif mertua. Pasangan kita adalah buah dari tanaman yg ditanam mertua kita. Apakah kita tega hanya memetik hasilnya sendiri...?

      Hapus
  23. menyayangi mertua sama baiknya dengan menyayangi orang tua kita sendiri

    BalasHapus
  24. Wah alhamdulillah ya bu, bisa kompak dan sayang dengan mertua.

    BalasHapus
  25. iya... kok bisa timbul pnadangan negatif hubungan mertua menantu ya..di lingkunganku juga adem ayem aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurangnya keterbukaan komunikasi sering menjadi sebabnya. Jadi yang ada timbul prasangka yang tidak2.

      Hapus
  26. ibu mertua yaaaa mmmm mikir dulu deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... semoga nantinya akan ada saling pengertian yaaa...

      Hapus