Pagi itu masih tetap sama. Aku melihat anak itu menemani ibunya menyapu jalan di lingkungan kompleks rumahku. Dia duduk dipinggir jalan dengan santainya. Ditangannya memegang mobil-mobilan yang sudah usang. Didorongnya maju mundur pada aspal yang sudah disapu bersih ibunya. Mulutnya tak pernah berhenti menirukan suara mobil. Ngeeng....ngeeng....! Mungkin dalam hatinya dia sedang berkhayal kelak ingin bisa mengemudikan mobilnya sendiri di jalan raya.
Aku sering memperhatikan mereka. Si ibu selalu giat dengan pekerjaannya. Menyapu jalanan dan mengumpulkan sampah untuk dimasukkan ke dalam karung. Ah... masih banyak saja yang membuang sampah di jalan. Makin memberatkan pekerjaan penyapu jalan seperti dirinya.
Sesekali dia menoleh kepada anaknya. Seakan mengawasi dari kejauhan. Kalau boleh memilih, tentunya dia tidak akan mengajak anaknya berada ditepi jalan setiap pagi dan sore. Karena debu jalan selalu bertaburan seiring dengan dikayuhkan sapunya, tentunya tidak baik buat anaknya. Belum lagi asap kendaraan yang lalu lalang. Tapi dia terpaksa tidak ada pilihan lagi, kepada siapa harus menitipan anaknya, sedang dia tiada sanak dan saudara disini. Dan anaknyapun enggan ditinggal sendirian di kamar kost nya yang sempit dan pengap itu. Aku mengetahui kondisinya belakangan ini setelah makin mengenal mereka.
gambar dari sini
Suaminya meninggal waktu Ajo, anaknya berumur 2 tahun. Sekarang usia Ajo sudah 4 tahun. Berarti 2 tahun sudah dia sendiri membesarkan anaknya. Menjadi penyapu jalan adalah pekerjaan yang sampai saat ini bisa dilakukannya. Sesekali jika ada warga yang membutuhkan tenaganya, dengan senang hati dia akan membantunya.
Aku amati sudah beberapa hari Ajo senang sekali memainkan mobil-mobilannya sambil duduk di depan pagar rumahku. Dengan mulut tetap menyuarakan mobil, Ajo seperti tak masalah dengan keadaan yang menjadi rutinitasnya itu. Dia tetap saja anteng menunggui ibunya selesai dengan pekerjaannya. Pagi dan sore.
Sore itu aku memanggil Ajo untuk masuk ke dalam rumahku. Melihatnya selalu duduk sendiri membuatku merasa iba. Bukankah lebih baik Ajo masuk ke rumahku, main bersama anakku, atau sekedar nonton tv saja. Ajo menyambut dengan riang ajakanku. Si ibu yang semula tidak enak hati, kuatir merepotkan, akhirnya mengijinkan setelah aku yakinkan bahwa aku dan suamiku tidak keberatan.
Sejak hari itu, terutama pada sore hari, Ajo jadi akrab dengan keluargaku, terutama anak-anak. Dia sering main bola dengan anakku di halaman rumah. Nonton tv, main play station atau bermain lainnya diteras rumah. Ajo terlihat seperti menyukai semua itu. Awalnya memang dia terlihat malu dan canggung. Tapi sekarang sudah terbiasa dan akrab.
Seringnya kedatangan Ajo ke rumah kami memang membawa suasana baru. Anak-anak jadi belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan orang lain yang tentu saja punya sikap dan gaya bicara yang berbeda. Kepada anak-anakku, aku berikan penjelasan bahwa anak yatim seperti Ajo, harus kita beri perhatian dan kasih sayang. Agar mau berbagi dan menyayangi Ajo.
Allah berfirman dalam Surat Al - Baqarah ayat 220 :
(Berfikir) tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim, katakanlah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu....."
Suamiku juga cukup perhatian kepada Ajo. Setiap membeli makanan untuk anak-anak, Ajo juga ikut dibelikan. Sesekali membelikan Ajo pakaian atau memberikan pakaian anak-anak yang sudah kesempitan tapi masih sangat layak pakai. Anak-anak juga sering mengalah memberikan makanan atau mainannya kepada Ajo. Bahagia rasanya melihat Ajo tertawa bersama anak-anak.
Ajo memang tidak tinggal bersama kami, tapi makin hari, makin terasa suasana damai dalam keluargaku. Kehadiran Ajo seakan memperindah dan membawa keberkahan bagi keluargaku. Walau belum banyak yang mampu kami berikan kepada Ajo, namun rahmat Allah sudah begitu besar kami rasakan. Terutama pada kedamaian hati anggota keluargaku.
"Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya. (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Aufa).
Artikel ini diikutsertakan pada Gaveaway: Cinta untuk Anak Yatim.
Semoga berkah buat keluarga mbak Niken melalui kebahagiaan Ajo. Sukses kontesnya mbak :)
BalasHapusAamiin...
HapusTrimakasih mbak Niar...
Tulisan ini saya yakin kan berpahala, jadi siap2 aja dinilai teman2 saya yg jadi jurinya :)
BalasHapusSiap lah kalo gitu...
Hapushehehe...
Ajo ya? Tadinya saya pikir ini ulasan tentang marga Ajo dari Padang Sumatera Barat. Oh rupanya artikel yang menarik juga. Semoga sukses dan memenangi kontes ini ya mba
BalasHapusHehehe.. malah belum pernah dengar ttg Ajo yg itu mas...
HapusMakasih ya...
semoga menang ya mba..
BalasHapussemoga menginspirasi penulis lainnya buat dapet amal dan tentunya giveway-nya :D
Aamiin...
Hapusiya semoga bisa menginspirasi. Itu harapan saya.
Kontesnya sudah selesai belum mba?
BalasHapusmenang nggak?
MANTAP mba memang anak yatim adalah satu anak Rosululloh...
Alhamdulillah ditempatku mengajar juga ada anak yatim...
alhamdulillah biaya pendidikan nya Insya Alloh saya bersama istri yang tanggung...
walaupun itu biayanya amat sangat kecil....
Salam Kunjungan Pagi mba.....
Kontesnya sudah ditutup tapi belum pengumuman.
HapusSubhanallah... mulia sekali mas Ahmad Fauzi...
Sekecil apapun itu pasti ada balasannya di sisi Allah.
Wah... diikutin GA juga ya...
BalasHapussemoga cerita ajo ini bisa menginspirasi semua
Sukses deh GAnya...
felling saya bakal menang nih..
Aamiin...
HapusMakasih ya mas...
sori gambarnya ikutan diambil.
Alhamdulillah ternyata feeling saya benar adanya..
HapusSelamat ya mbak
Makasih mas Insan... Atas supportnya...
HapusNikmatnya menyayangi anak yatim..
BalasHapussemoga sukses, Bunda :)
trimakasih mbak Hana...
Hapusini termasuk yang menang itu ya ^^
BalasHapushehehe... iya mbak Jiah...
Hapustulisan yang menginspirasi tanpa menggurui :)
BalasHapusselamat mbak niken :)
Alhamdulillah...
HapusTrimakasih mbak Sri... :)
Terharu membaca tulisan ini, menginspirasi.
BalasHapusSemoga Ajo selalu tertawa :)
Demikian harapan kami terhadap Ajo.
HapusMakasih mbak Indah Juli :)