Ketika pergantian tahun kemaren, banyak dari kita yang membuat target-target baru dalam setahun kedepan. Beberapa resolusi kita tetapkan dan mantapkan dalam hati kita. Setiap kita mempunyai resolusi yang berbeda-beda. Yang masih kuliah ingin lulus dengan nilai baik, yang belum menikah ingin segera dipertemukan jodoh, ingin menerbitkan buku solo, ingin punya rumah baru, kendaraan baru, naik jabatan, dan masih banyak lagi pencapaian hidup yang ingin kita raih. Kita buat ketetapan hati, dengan semangat yang membara.
Tidak ada yang salah dengan semua itu. Karena kita hidup memang harus punya tujuan. Afirmasi memang perlu kita tetapkan. Berbagai upaya kemudian kita lakukan untuk bisa meraihnya. Apa-apa yang kita rasa sebagai kegagalan di tahun sebelumnya menjadi sebuah tantangan untuk memperbaikinya di tahun berikutnya.
Namun, dari semua resolusi yang kita buat, berapa banyak perbaikan atau target yang kita buat dalam mengamalkan ayat-ayat Allah? Target-target duniawi kita buat, adakah kita juga membuat target untuk lebih mendekatkan diri pada Allah, memperbaiki ibadah, memperbanyak amal sholeh, menanamkan aqidah Islam dengan lebih kuat melekat pada qulub kita. Meningkatkan kebersambungan kita pada Allah dalam setiap langkah kita.
Bagi perempuan yang belum menutup aurat, adakah membuat resolusi akan mengenakan hijab? Bagi yang tahun sebelumnya disibukkan dengan banyak hal sehingga belum ada waktu mempelajari Alqur'an, adakah membuat target harus bisa belajar Kitab Suci Alqur'an? Menjadikannya sebagai pedoman hidup. Sebab bagaimana bisa menjadi pedoman hidup kalau kita tidak pernah mempelajari isi Alqur'an. Kalau hanya membaca Alqur'an saja tidak bisa membuat kita memahami isinya. Kita perlu mengetahui apa yang Allah tuntunkan di dalamnya. Belajar Alqur'an adalah belajar kehidupan. Allah Maha Sempurna dalam mencipta, segala apa yang menjadi permasalahan hidup dapat kita temukan solusinya dalam Alqur'an.
Kita sering kalang kabut dengan yang namanya deadline. Pekerjaan-pekerjaan kita harus selesai sebelum deadline. Menulis ada deadlinenya. Batas akhir sebuah masa dalam pekerjaan sering kita jadikan patokan untuk selesainya sebuah target.
Sadarkah...? Allah juga memberi kita deadline dalam mengkafahkan diri kita pada Islam. Deadline yang Allah tetapkan adalah kematian. Kita harus bisa menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab kita semasa hidup sebelum kematian itu datang. Allah memberi waktu kepada kita untuk membuat persiapan diri dalam menghadapi kehidupan di alam berikutnya.
Perdulikah kita dengan deadline itu? Apa yang kita lakukan dalam menghadapi deadline itu? Jangan sampai kita menyesal karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Karena Allah tidak akan menangguhkan datangnya deadline kematian itu apabila telah tiba waktunya.
Sebagaimana firman Allah berikut:
Dan belanjakanlah (infaqkanlah) sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS Al - Munafiqun :10)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al - Munafiqun 11)Ketika semasa kita sekolah, kita sudah merasa sedang mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Jenjang pendidikan yang kita tempuh secara berurutan sering dianggap sebagai jaminan sebuah kemapanan hidup di masa depan. Sehingga kita akan berusaha sebaik mungkin menyelesaikan tiap jenjang pendidikan itu dengan baik.
Padahal yang sesungguhnya belajar untuk persiapan masa depan adalah belajar Alqur'an. Masa depan manusia yang sesungguhnya adalah di kehidupan masa datang sesudah kematian itu tiba. Sesiap apakah kita menghadapi kemapanan di alam berikutnya?
Benar mbak, deadline sebenarnya adalah kematian. Terimakasih renungannya ....
BalasHapusTrimakasih kembali mbak Niar...
HapusSemoga kita siap menghadapi deadline itu. :)
Amiin, semoga saya dan kita semua bisa lbh bersiap menghadap deadline yg tak pernah dibertahukan kapand atangnya.
Hapus#Wah, penampakan blognya baru ya Mbak? cantiikkk banget
Aamiin... Insya Allah ya mbak Ririe...
Hapus#acik..acik... penampakan blognya dibilang cantik... Yang buat memang pinter siiihh... hehhe
Semoga kita mendapatkan akhir yang baik ya Bun...
BalasHapusTerima kasih Bunda....
Aamiin... Insya Allah....
HapusMakasih kembali Fi'i.... :)
Tertunduk hati membaca tulisan ini...
BalasHapusMenampar rapuhnya jiwaku
Menohok kesombongan hatiku
Waahh.. kok jadi babak belur gitu mas Insan...
HapusKerendahan hati memang sebuah nikmat... :)
renungan yang patut disimak, marilah segera berbuat kebajikan dan mengumpulkan amal saleh sesuai tuntunan syariat agama, sebelum kematian kan datang menjemput tanpa pernah diduga... salam
BalasHapusMari kita sama-sama mentargetkan perbaikan ibadah...
HapusMakasih mas Hari...
Membuat target harus seimbang ya Mbak Niken, antara dunia dan akhirat...:)
BalasHapusIsya Allah demikian mbak Evi... :)
HapusMari kita menyiapkan bekal yang baik sebelum saat itu tiba.
BalasHapusSebaik-baik bekal adalah taqwa
Terima kasih sudah diingatkan jeng
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih kembali untuk saling mengingatkan ya pakde...:)
HapusSalam kembali dari jakarta
kalau kata pak mario teguh, deadline bertujuan agar kita segera memulai. Kalau nggak ada itu, pasti target yang ingin di capai di tunda-tunda
BalasHapusSalam suppppeerr pak Mario... ehh mas Yitno :D
HapusAq kok g bikin resolusi buat th ini ya mb
BalasHapusTp perencanaan besar ada, sm aja ya mb :D
Jazakillah sharing n pengingatnta ya mb :)
Cuma bahasa aja yang beda ya mbak Indri...
HapusSemoga rencana besarnya terwujud....
Aaamiin ya Rabb.. wa'iyaki...
*tertunduk dan menangis*
BalasHapus#sodorin tissue...
HapusJangan menangis mas Banyu... yuuk sama2 kita buat target ibadah...
iya bunda :')
Hapussiiippp...!
Hapusjazakillah khair mba diingatkan..
BalasHapusAamiin Ya Rabb... Waiyaki mbak Ayu...
Hapusbener bgt mbak, sering nya diri ini mendeadline kan segala hal yang bersifat keduniaan, tapi lupa padahal disini dunia hnya sebagai perjalanan, persinggahan semata. alhamdulillah dapat pengingat
BalasHapusInsya Allah saling mengingatkan... ini juga buat perenungan diri sendiri kok mas... :)
HapusSebaiknya memang kita selalu berinfaq dan beramal salihah kepada siapa saja yang memerlukan. Beramal tidak selalu dengan harta saja, walaupun menyumbang dengan harta memang sangat mulia. Sedekah dengan senyum dan memberi pertolongan yang mampu kita lakukan juga sudah sangat mulia
BalasHapusSubhanallah.... begitu luasnya kesempatan yang diberikan Allah dalam beramal sholeh... begitu mudahnya... Semoga kita menjadi hamba yang senantiasa ikhlas dan tersambung kepada Allah... sehingga segala perbuatan kita semata karena ridha Allah...
Hapusdeadline harus ada, juga jangan ditunda-tunda ya mbak
BalasHapusbetul mbak Lidya... :)
HapusSukses slalu mbak...salam kenal. Diintip blogku juga ya di http://www.korsela-gadisku.blogspot.com terimaksih.
BalasHapusSalam kenal kembali...
Hapuscek tkp yaaa....
wejangan jelang senja bund...
BalasHapusmakasih :D
trimakasih kembali... mbak Zwan...
HapusMakasih sudah mengingatkan, bund. Moga dicatat sebagai amal baik bunda.
BalasHapusAamiin... Semoga demikian mas Ridwan...
Hapus"Membaca saja tidak cukup membuat kita memahami isinya"
BalasHapushmm,, bener ya mbak,,
trima kasih untuk nasehatnya :)
Belajar tafsir Alqur'an dengan penerapannya pada kehidupan sehari2, akan membuat kita takjub pada Maha Sempurna dan Maha Beasrnya Allah.
Hapus