Siapa yang suka paket komplit atau istimewa? Kalau kita beli martabak, nasi goreng, atau makanan lain, rasanya paket komplit atau istimewa ini selalu menjadi pilihan. Lebih enak, puas dan nikmat. Konsekwensinya kita harus membayar lebih mahal untuk paket tersebut, tapi seimbang dengan kepuasan yang kita peroleh. Kalau sedang tongpes alias kantong kempes, terpaksa yang biasa-biasa saja yang akan kita pilih.
Nah, kalau paket komplit itu bisa kita dapatkan dengan gratis, mau nggak? Betul-betul semua rasa bisa kita rasakan komplit tanpa harus membayar sepeserpun. Mau? Percaya deh... Semua kita bisa mendapatkannya. Ada satu syaratnya. Yaitu: manusia.
Ya... Semua manusia sebetulnya hidup dengan paket komplit, malah paket super komplit atau istimewa. Allah dengan Maha Pengasih dan Penyayangnya memberi kita kehidupan dengan begitu sempurna. Segala rasa yang Allah ciptakan, adalah untuk bisa kita rasakan sebagai manusia. Mulai dari bahagia, cinta sayang, sedih, sakit, galau, resah, marah, kecewa, dan rasa-rasa yang lainnya, memang sudah menjadi ketetapan-Nya mengisi hati manusia.
Allah beri kita kesedihan agar kita bisa merasakan kebahagiaan sesudah kita berhasil melaluinya. DiberiNya kita ketakutan agar kita tahu apa yang dimaksud dengan keberanian. Gelisah dikirim kepada kita, agar kita tahu apa itu ketentraman.
Kalau kita bisa merasakannya semua rasa yang Allah ciptakan itu dengan selengkap-lengkapnyanya, itu artinya Allah memberi kita nikmat. Nikmat sebagai manusia sempurna sesuai sunatullah-Nya. Mosok Allah mau kasih kita paket super komplit, tapi kita malah milih paket biasa... Kita jadi protes dan menyalahkan Allah manakala kesedihan datang. Kita jadi meratapi nasib saat kesusahan hadir pada hidup kita. Mengapa hal itu menimpaku? Mengapa aku harus mengalami penderitaan seperti ini?
Padahal, adalah sebuah kewajaran kalau kita manusia terkadang merasakan gelisah dan berkeluh kesah, sebagaimana dalam firman Allah berikut:
"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh (gelisah). Dan apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." (Surat Al-Ma'arij : 19-21)Namun, sekalipun memang demikianlah kita diciptakan Allah, bukan berarti kita jadi merasa diperbolehkan larut dalam perasaan gelisah dan berkeluh kesah itu. Justru kita harus makin mendekatkan diri pada Allah dalam menyikapinya. Bermuhasabah diri, dan mohon pada Allah agar bisa menata hati kita pada saat gelisah itu datang. Menjalani ketetapan yang diberikan-Nya kepada kita dengan sabar.
Lantas bagaimana kita harus memupuskan perasaan gelisah/galau itu? Jangan kuatir... Allah memberikan penawar bagi rasa yang diciptakan-Nya itu. Allah mengatakan dalam ayat berikutnya:
"Kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat. Mereka yang tetap setia melaksanakan sholatnya." (Surat Al-Ma'arij : 22 -23)Sholat yang mampu menghilangkan kegelisahan adalah sholat yang mampu menghadirkan hati kita kepada Allah. Bukan hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban. Sholat bukan sekedar ritual yang kita kerjakan minimal lima kali dalam satu hari. Sholat yang mampu meredam kegelisahan adalah sholat yang kita tegakkan dengan kalbu kita. Sholat yang setia kita kerjakan untuk mencari ridho Allah.
Segala rasa resah, gelisah, dan ketidakmampuan kita pasrahkan pada Sang Kuasa. Pada saat kita sholat, kita tunduk pada sebuah kekuatan yang mengendalikan hidup kita. Kita memohon untuk diberi kekuatan dari Sang Maha Pemberi Kekuatan.
Sebaliknya, kita bisa menjadi terlalu bergembira manakala kebahagiaan kita rasakan. Merasa kalau Allah cinta dan sayang pada kita saat kita diberi rizki, materi yang lebih. Kemudian kita larut dalam luapan kebahagiaan yang berlebihan. Merayakannya dalam euforia sukacita. Masih mending kalau kita tidak menepuk dada sendiri, merasa bahwa keberhasilan, kebahagiaan yang kita rasakan adalah hasil jerih payah kita semata. Lupa... bahwa tanpa ijin Allah semua nikmat yang kita rasakan tidak akan terjadi.
Sebaliknya, kita bisa menjadi terlalu bergembira manakala kebahagiaan kita rasakan. Merasa kalau Allah cinta dan sayang pada kita saat kita diberi rizki, materi yang lebih. Kemudian kita larut dalam luapan kebahagiaan yang berlebihan. Merayakannya dalam euforia sukacita. Masih mending kalau kita tidak menepuk dada sendiri, merasa bahwa keberhasilan, kebahagiaan yang kita rasakan adalah hasil jerih payah kita semata. Lupa... bahwa tanpa ijin Allah semua nikmat yang kita rasakan tidak akan terjadi.
Allah berfirman:
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Surat Al Hadid: 22-23)Merujuk dari ayat itu, kita tidak perlu terlalu merasa gelisah, bersedih hati atau berduka cita terhadap kesusahan yang menimpa kita. Dan sebaliknya kita tidak perlu terlalu bergembira atau berbangga diri atas nikmat dan rizki Allah yang kita peroleh. Karena itu semua adalah takdir dan ketetapan dari Allah. Sedih itu wajar, manusiawi. Bergembira sebagai rasa syukur juga wajar. Segala apa yang terjadi pada diri kita, adalah kehendak-Nya.
Semua itu menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan paket yang komplit. Yang harus kita upayakan adalah memanage qalbu kita agar tidak terlalu ekspresif. Yakin bahwa Allah bersama kamu dimana saja kamu berada (Wahuwa ma'akum ainamakuntum). Dengan meyakini hal tersebut maka kita akan bisa menyikapi segala rasa yang hadir pada qalbu kita dengan sebenar-benarnya.
Fa inna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘usri yusra (Surat Insyirah 5-6)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
aku rada kesindir nih.. hehe..
BalasHapusbunda, sejak usia 18 bulan aku selalu diberi penyakit bund.. sampe bosen aku, udah terapi, udah ke dokter dan segala macam bentuk ikhtiyar ak lakoni.. tapi tetep aja masih sering sakit.. :(
*malah curhat
Subhanallah... akrab banget ya Noorma dengan sakitnya :)
HapusJangan patah semangat, barangkali sakit Noorma itu adalah ladang amal bagi Noorma dan keluarga.
Begitulah sifat manusia jeng. Maunya yang enak2 saja padahal Allah Swt tak jarang menguji kita dengan kelaparan, kegagalan, kekurangan uang dan lain sebagainya.
BalasHapusBerbahagialah orang yang beriman yang selalu sabar dan syukur, semuanya dianggap baik baginya. Jika ditimpa kemalangan dia sabar dan itu baik baginya, dan kalau diberi nikmat dia bersyukur dan itu baik pula baginya.
Semoga Allah senantiasa memberi kita kemampuan untuk menjadi manusia yang sabar dan bersyukur. Amin
terima kasih tauziahnya.
Salam hangat dari Surabaya
Ah Pakde... Malu rasanya mengatakan tulisan ini sebagai tausiah. Sekedar menasehati diri sendiri agar tidak dalam keadaan yang terlalu ekspresif dalam menghadapi sesuatu.
HapusMakasih pakde
Salam kembali.
semoga selalu ada yang mengingatkan kita utk selalu dpt memanage qolbu, ya :)
BalasHapusSebaiknya, kita sendiri yang aware dengan hal ini mbak Myra... Kalau mengharapkan org lain yang mengingatkan, nanti kita jadi stagnan.
HapusBegitu penuh getaran makna kehidupan di sini.
BalasHapusSeperti biasa, menghadirkan untaian kalamNya yang benar-benar memotivasi.
Makasih bunda, akan liyan catat di kitab kalbu-nya liyan ^_^
Aahh.. Liyan... hidup memang penuh getaran. Manakala kenyataan tak seperti yang kita harapkan. Bunda hanya sedang belajar menyambungkan kalbu ini pada saat gelisah menghampiri.
HapusMakasih kembali Liyan... :)
Ibarat dalam game, ada satu jurus terhebat yg jika dimiliki suatu player, niscaya player tersebut menjadi player yang terbaik..
BalasHapusBegitu pula manusia, apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an & Sunnah), kalau diterapkan oleh sang manusia, niscaya manusia tersebut akan jaya. Ini janjiNya.. Berarti pasti itu.. ˆ⌣ˆ
JazakAllah sudah mengingatkan saya, Bunda Lahfy.. ˆ⌣ˆ
Aamiin Ya Rabb...
HapusSaling mengingatkan dan menasehati ya mas Dani.. :)
Harus lebih banyak bersyukur ya mbak, jangan cuma mengeluh. Masih banyak orang lain yang mempuyai masalah lebih berat.
BalasHapusKadang kita perlu melihat ke bawah utk bisa lbh bersyukur pada apa yang kita dapat. Tapi jgn pula selalu membandingkan diri kita dgn orang lain, apalagi membuat kita jadi berbangga manakala kita mrs lebih, dan jadi mrs kecil saat kita kalah.
Hapussholat itu memang terapi untuk berbagai kondisi.
BalasHapussaat lagi galau satu2nya solusi yg bs bikin hati kembali tnang adalh sholat dg penuh kekhusyuan
menumpahkan seluruh keluh kesah diatas sajadah itu sungguh indah...
Sebetulnya, kalau mengingat Allah itu ada dimana2... tak hanya dalam sholat kita bisa berkhusyuk menghadap Allah. Wahuwa ma'akum ainama kuntum... Allah ada dimana-mana... Kita bisa mendekati Allah kapanpun dan dimanapun.
HapusAda pepatah "Sholat itu adalah Mi'raj nya orang Mukmin"
BalasHapusdengan sholat kita diajak berbincang-bincang dengan sang khaliq, mengutarakan apa yang ada dalam hati. entah kebahagiaan, kesedihan, atau beban yang kita rasa.
sangat indah bila kita mentafakuri setiap jengkal gerakkan shalat itu, sebuah gerakan merendahkan diri makhluk kepada Sang Maha Mulia.
tulisan hikmah yg begitu menampar qalbu untuk kembali menyadarkan diri akan hal ini.
Dalam sholat ada janji kita, ikrar kita, permohonan kita, kepasrahan kita pada Allah. Harus kita upayakan agar sholat kita mencapai esensinya.
HapusTulisan sederhana ini adalah hasil dari muhasabah diri.
Makasih Banyu... :)
Bila memahami pake komplet begini rasanya bahagia ya, Bu. Inilah sesungguhnya perwujudan dari keimanan kita, yakni beriman terhadap qadha dan qadar yang telah ditentukan oleh-Nya. Semoga kita tidak hanya beriman secara kaffah, tapi juga beriman secara utuh.
BalasHapusIya pak Azzet... Semoga kita bisa mensyukuri bahwa Allah memberi kita paket komplit yang artinya kita diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan kita, bukannya kita dibiarkan dalam kesesatan.
HapusNgerasa malu sama diri sendiri.
BalasHapusPadahal masalah sebenernya gak berat2 amat. Tapi jadi berat karena nggak pandai bersyukur.
Sama Dyah... hati ini juga masih sering lalai dalam bersyukur. Semoga kedepannya kita lbh mampu untuk qana'ah.
Hapussubhanalloh mba, makasih ayat2 tausyah nya... jadi inget lagi
BalasHapusMakasih kembali. Saling mengingatkan saja yaaa...
HapusAyat 5-6 surah al-insyirah itu memang harus selalu diingat. Itu pasti. Kalau kemudahan tak kunjung datang di dunia, maka ia pasti datang di akhirat dalam bentuk balasan yang indah dari-NYA. Iya kan mbak? :)
BalasHapusPa kabar mbak Niken maaf baru BW ke mari, lagi kurang sehat ....
Semua ayat2 Alqur'an yang sudah sampai pada kita harus kita ingat. Semoga Allah selalu menjaga qulub kita agar selalu mengingatnya.
HapusKabar baik mbak Niar. Sakit apa?
Syafakillah ya... :)
Makasih mbak karena sudah mengingatkan lagi, memang terkadang manusia itu lupa dengan potensi yang dimilikinya sehingga kadang tidak mampu mengaplikasikan sabar dalam kehidupannya
BalasHapusSaling mengingatkan dalam kebenaran dan takwa adalah tugas kita semua selaku muslim :)
Hapuswah pagi hari dapat tauziah yang bagus..., ini juga paket komplit nih ada bab tawakal, ikhlas, syukur, tawadhu' dan bertauhid yg sebenarnya, motivasi dll. syukron
BalasHapusKarena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maha Benar Allah dalam firman-firmannya. Semoga kita tidak salah dalam menafsirkannya.
HapusSaling mengingatkan aja ya mas Insan. Makasih buat komen komplitnya.
bundaaaaaaaaaaaaaaa.............
BalasHapusyisha nangis baca ini.........
#sodorin tissue
HapusKenapa nangis, Yisha?
Terimakasih sudah diingatkan Bund.... saya masih suka mengeluh kalau dapat kesusahan dikit aja. Padahala masih banyak yg lebih susah dari saya :)
BalasHapusAsal segera menyadari hal itu, maka kita bisa segera memperbaiki diri. :)
HapusTrimakasih kembali mbak Tarry.