Maret ini memang luar biasa ya... Banyak sekali teman-teman yang berbahagia di bulan maret ini. Aku sendiri pun tengah merasakan kebahagiaan yang tak kalah serunya. Maka aku ingin membagi kebahagiaanku dengan ikut berpartisipasi dalam GA Syukuran Rame-Rame, dimana ketentuannya adalah, kita diminta untuk menceritakan tentang makna TIGA dalam hidup kita.
Berbicara tentang TIGA, pikiranku langsung tertuju pada TIGA sosok wanita yang amat berperan dalam hidupku. TIGA wanita itu begitu hangat memelukku, menyayangiku hingga membuatku menjadi seperti sekarang ini.
SATU dari TIGA
Almarhumah ibunda Endang Mintarsih.
Ibu yang melahirkan aku. Dari cinta ibu aku hadir ke dunia dan tumbuh. Aku anak perempuan satu-satunya, namun tak pernah dimanja. Dalam arti, ibu menyayangi aku dengan tetap mengajarkan kepadaku pekerjaan rumah dan tanggung jawab. Mulai aku SMP, aku ingat sekali, si mbak (asisten rumah) tidak diijinkan membereskan kamarku karena ibu mau mengajarkan aku tanggung jawab atas kamarku sendiri. Mau berantakan atau rapi, adalah tanggung jawabku.
Ibu yang mengenalkan bumbu-bumbu dapur padaku. Diajari aku bagaimana mengenali bedanya lengkuas, jahe, kencur, kunyit, merica, ketumbar, dan lain-lain. Belanja di pasar tradisional sudah harus bisa aku kerjakan sendiri sejak SMP.
Apa yang aku bisa sekarang ini sudah pasti tak lepas dari didikan ibunda tercinta. Ada nasehat ibu yang masih membekas sampai sekarang, dimana nasehat itu sering memacu semangatku untuk melawan diri sendiri.
Kamu anak pintar. Kamu punya potensi. Kalau kamu sungguh-sungguh, kamu akan menjadi sesuatu. Jangan mau dikuasai oleh rasa malas. Bangun...! Kerjakan sesuatu.
Beliau adalah sosok yang tegas, keras, tegar, sabar, ulet. Kehadirannya sering menjadi problem solving bagi masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga, saudara, teman. Nasehat-nasehatnya lebih hebat dari psikolog manapun. Merengkuh, memeluk, membelai. Ketegasannya selalu ditunjukkan dengan memegang komitmen akan sesuatu yang sudah diputuskannya.
Beliau adalah seorang ibu yang begitu perhatian kepada anak-anaknya. Amat mengenal sifat dan tahu bagaimana harus bersikap dengan berbeda kepada anak yang satu ke anak yang lain. Adil yang menjadi konsepnya selalu bisa diterima olehku dan saudara-saudaraku.
DUA dari TIGA
Ibu Sriatun
Meskipun beliau bukanlah ibu yang melahirkan aku, tapi kasih sayang beliau tak kurang kepadaku dan tiga saudaraku. Ibu Atun amat santun dalam bersikap. Menerima aku dan ketiga saudara laki-lakiku dengan pelukan hangatnya. Menyatukan kami dengan ketiga anak yang dilahirkannya. Membawa kerukunan sehingga kami sekarang begitu erat dalam tujuh persaudaraan.
Beliau kini mendampingi bapak dengan sabar dan ikhlas. Justru mengajari bapak bagaimana menerima hidup dengan lebih tenang. Nasehat sederhana yang selalu dilakukan dengan memberi contoh. Kadang bahkan tanpa bicara, hanya mengerjakan sesuatu yang akhirnya membuat kami mengerti apa maksudnya, dan kemudian mengikutinya.
Perhatian beliau tak perlu diragukan. Anak-anakku begitu dekat dengan beliau, terutama Fanni. Kolokan sekali Fanni kalau didekat eyangnya itu. Begitupun dengan anak-anakku yang lain. Kalau mereka liburan ke Yogya, bisa bertubi-tubi perhatian ibu Atun kepada mereka.
Ibu Atun pintar membuat jajanan. Dari tangannya aku belajar membuat camilan untuk anak-anak. Semangat sekali kalau sedang mengajari. Dulu, sebelum berkumpul bersama kami, ibu berjualan jajanan seperti donat, panada, klepon, dadar gulung, resoles dan lain-lain.
TIGA dari TIGA
Ibu Sulastri
Beliau adalah ibu mertuaku. Kasih sayangnya tak kalah dari kedua ibuku. Ibu kandungku sudah meninggal, ibu Atun jauh di Yogya, maka ibu mertualah yang aku datangi manakala aku merindukan sosok ibu. Kami bisa akrab bicara apa saja. Dari sekedar bercanda sampai masalah keluarga. Bukan.. bukan mengeluhkan urusan rumah tanggaku pada beliau. Tapi masalah keluarga yang memang membutuhkan diskusi untuk penyelesaiannya.
Dari beliau aku belajar kebersahajaan. Bagaimana menerima segala rasa yang hadir dalam hidup kita. Terimalah hidup apa adanya. Maksudnya, kita tidak perlu gelisah akan apa-apa yang tidak ada ditangan kita. Karena hal itu hanya akan menimbulkan ketidakpuasan dalam hidup yang kemudian membuat kita tidak bahagia.
Cara beliau memuliakan tamu yang datang ke rumahnya, sering membuatku takjub. Aku kadang berkata, semua orang yang datang ke rumah ibu, pasti pulang dengan perut kenyang. Hehehe... Tidak cuma perhatian pada suguhan sebetulnya. Tapi juga pada ramahnya sambutan dan hangatnya suasana yang diciptakan.
Dari didikan ibu mertua ini, aku bisa mendapat seorang suami yang sabar dan baik. Aku yang menikmati hasil dari jerih payahnya mendidik anak laki-lakinya itu. Maka rasanya amat pantas, kalau aku mencintai ibu mertuaku layaknya ibu kandungku dan ibu Atun.
******
POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CALVIN, LITTLE DIJA DAN ACACICU
Beruntungnya dirimu mba, dianugerahi tiga ibu yang begitu luar biasa. Alhamdulillah. :)
BalasHapusSukses untuk ngontesnya, mbak Nik! :)
Alhamdulillah... Contoh dari mereka membuat aku ingin selalu membelai anak-anakku mbak...
HapusMakasih supportnya... :)
3 ibu yg sangat berharga buat mba ya.... berbahagialah.... :)
BalasHapusAmat berharga... dan aku bahagia :)
HapusAku juga ngerasa gitu mbak, alhamdulillah punya mertua sayang mantunya
BalasHapusSenang mendengarnya Noorma. Semoga ibunda2 kita selalu dalam lindungan Allah.
Hapusterang aja Bunda Lahfy hebat, lah udah ditempat di akademi kehidupan oleh tiga dosen wanita yang hebat tuh..
BalasHapussukses GA-nya ya Bun..
Hahaha...hebat? Allah yang hebat mas Lozz... Maha Sempurna dengan ciptaanNya.
HapusMakasih ya...
subhanallah walhamdulllah..bahagia sekali ya mba, d kelilingi wanita-wanita yang luar biasa..
BalasHapusAlhamdulillah... bersyukur sekali pada Allah atas anugrahNya.
HapusDari ibu hebat akan menjadikan anak-anaknya hebat juga kaya mbak Niken . Terima kasih sudah ikut berpartisipasi ya mbak.
BalasHapusAlhamdulillah sudah tercatat sebagai peserta :)
HapusMakasih mbak Lidya.
ibu ibu yang hebat...
BalasHapusberuntung sekali memiliki mereka bertiga yaa
Betul mbak Elsa... Bersyukur sekali atas karunia ini.
HapusSepakat sama Mbak Lidya sama Mbak Elsa...Beliau Ibu2 yang hebat...
BalasHapusSemoga hal-hal positif dari mereka mampu saya ambil hikmahnya. Makasih mbak Lies.
Hapusalhamdulillah, satu orang saja ibu yang sangat berperan dalam kehidupan kita sudah selayaknya kita bersyukur pada-NYA, tapi ini ada tiga orang ibu yang punya pengaruh besar dalam kehidupan Mbak Niken, tentunya lebih bersyukur lagi ya....luarbiasa :-)
BalasHapusIya pak Hari... Mensyukuri sekali pemberian Allah ini. Bimbingan mereka memang terasa sekali dalam kehidupan saya.
Hapusnasehat ibunda mbak niken sungguh menggugah..
BalasHapusjangan mau dikalahkan oleh rasa malas
#tertohok langsung
Hihihi... saya juga masih tertohok sampai sekarang..:)
HapusSukses untuk kontesnya Bunda Lahfy
BalasHapusMakasih mbak Cahya. Apa kabar?
HapusTiga bunda yang hebat ya mbak, menginspirasi :)
BalasHapusAlhamdulillah andai mereka bisa menginspirasi.. :)
Hapussalam
BalasHapus3 bunda yg luhur hatinya..syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
Salam kenal dari tirana aduka
Salam kenal kembali.
HapusTrimakasih ya...:)
Segera kunjungan balasan...
BalasHapusMakasih kunjungannya.
saya selalu berkunjung ke blog anda, tap knpa anda tidak pernah bekunjung balik di blog saya :(( . ga adil gong :(( . pokonya saya tunggu di blog sya yang masih baru :)
BalasHapus:)
HapusSudah berkunjung balik.
Mbak Niken, terima kasih atas partisipasinya di acara sederhana bertajuk SYUKURAN RAME-RAME.
BalasHapusPenjuriannya sederhana saja, terdiri atas tiga tahap:
1. Kesesuaian dengan tema (dan memenuhi persyaratan GA)
2. Diksi dan penulisan
3. Imajinasi (sudut pandang, dll)
Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 1 April 2013
Wah... dengan kriteria seperti itu, apakah tulisan ini termasuk ya...? Semoga saja deh...
HapusSelamat ya mas Hakim, semoga sukses selalu.