Frangipani Flower Lovely Little Garden: My Favourite Book
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Jumat, 27 September 2013

My Favourite Book

Bismillahirrahmannirrahiim,

Makin aku belajar.... rasanya bukan semakin aku merasa pintar. Malah justru makin merasa begitu dangkal. Begitu banyak yang aku belum ketahui. Begitu sedikit ilmu yang aku miliki. Jadi semakin sering beristighfar atas kesombonganku selama ini.

Alqur'an.... dulu entah ada dalam urutan keberapa dalam daftar buku favouriteku. Kalah dengan cerita-cerita fiksi yang berwujud novel, buku-buku motivasi, biografi, majalah, tabloid, dan lain-lain. Kalau sedang galau, aku akan mencari buku-buku yang bisa membangkitkan semangat, tak perduli siapa pengarangnya. Kalau membaca novel, aku sanggup melalap setebal ribuan halaman. Membaca majalah dan tabloid bisa rutin tiap edisi.


Tapi...

Semua itu tak aku imbangi dengan mempelajari kitab yang paling mulia, paling sempurna, paling bermakna, yaitu Alqur'an. Sehingga buku-buku motivasi itu rasanya hanya seperti teori dari para pakarnya, yang kalau aku tak bisa mempraktekkannya dalam kehidupanku, aku malah jadi stress. Misalnya aku membaca buku bagaimana membuat anak jadi mandiri, atau jadi nafsu makan. Banyak cara diungkapkan dalam buku. Tapi pada saat aku coba praktekkan ke anak-anakku, ternyata ngga mempan. Tips-tips yang dituliskan bagai hal yang amat sulit diwujudkan. Aku jadi tambah pusing, merasa jadi ibu yang tidak becus.

Pun dengan beberapa seminar motivasi yang pernah aku ikuti. Selama seminar berlangsung dan beberapa waktu sesudahnya, jiwa ragaku bagai disiram energi yang luar biasa.  Banyak rencana dan impian muluk aku rancang mengikuti sang motivator. Tapi hasilnya....? Semangat itu makin hari makin pudar. Bahkan akhirnya terlupakan.

Aku akui.... semua itu bukan tak ada pengaruhnya pada diriku. Terutama melatih bagaimana aku harus selalu berusaha untuk berfikir positif dan tidak pesimis menjalani kehidupan. Tapi sebelum aku mempelajari kandungan Alqur'an, pikiran positif itu bagai tanpa arah. Mau dibawa kemana....?

Terutama untuk mendidik anak-anakku. Sekuat upayaku menularkan pikiran positif ini ke anak-anakku, aku merasa sikap dan perilaku mereka begitu jauh dari harapan. Aku merasa sudah melakukan kebaikan, tapi kebaikan menurut ukuranku. Belum tentu sama dengan anggapan orang atau bahkan anak-anakku sendiri sepertinya tak yakin untuk mencontohku. Jadi mana bisa aku kecewa pada mereka kalau aku bukanlah contoh yang baik buat mereka. Dan makin hari hal ini makin mengganggu pikiranku, karena aku adalah ibu yang berpikiran bahwa, anak itu harus percaya pada orang tuanya. Kalau anak kita sendiri tak percaya pada kita, bagaimana orang lain bisa...?

Subhanallah.... Pada saat kondisi pikiran dan jiwaku makin membutuhkan pijakan, Allah memberiku jalan. Dalam diriku tumbuh keinginan kuat untuk membuka Alqur'an dengan lebih dalam. Dan kemudahan demi kemudahan yang diberikan Allah dalam prosesnya membuatku tak henti-henti bersyukur. Begitu tepat Allah akan janjinya, seperti dalam sebuah hadist:
... "Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku mendekatinya sedepa.  Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari."
Alhamdulillah... Aku mendapat guru-guru yang sabar dan mengerti isi Alqur'an juga hadist, mempunyai teman yang satu visi dan saling memahami. Sedikit demi sedikit pemahaman tentang Kitab Suci membuat banyak perubahan dalam jiwaku. Halaqah demi halaqah semakin menenangkan hatiku. Membuat pikiran-pikiran positifku menjadi mempunyai arah dan pijakan. Duduk melingkar belajar di rumahku atau rumah temanku lebih luar biasa dari pada seminar-seminar motivasi yang diadakan di tempat-tempat mewah sekalipun. 

Menularkan semua yang aku dapat kepada anak-anakpun menjadi lebih mudah dan terarah. Pijakannya jelas. Tak ada yang diragukan. Mereka juga yakin untuk mengikutinya. Menasehati mereka dengan menyebutkan dasar hukumnya dalam Alqur'an menjadi tak terbantahkan. Sedikit demi sedikit anak-anak mulai memperlihatkan perubahan ke arah kebaikan. Aku akui saat ini masih banyak yang harus dibenahi. Terutama dalam diriku. Amat banyak kesalahan dan kekuranganku. Kedangkalan ilmu bahkan juga keimanan yang masih sering naik turun membuatku ingin terus mempelajari Alqur'an. Dan makin dipelajari, makin dihayati, makin diyakini.... Alqur'an makin membuat takjub jiwa dan raga. Allahu Akbar.

Trimakasih ya Allah... Atas kesempatan yang Kau berikan ini. Jadikanlah ilmu yang hamba pelajari membawa manfaat bagi diri dan keluarga hamba. Berikan hamba umur yang cukup untuk memetik pelajaran dan manfaat dari kitab-Mu. Wahai Pemilik Kekuatan.....berikah hamba kekuatan untuk lebih menghargai sisa kehidupan yang akan hamba jalani, lebih mensyukuri setiap nikmat dariMu, sekecil apapun itu. Aamiin Ya Rabbalalamiin....

Alhamdulillah.... my favourite Book is Alqur'an. 







88 komentar:

  1. Tulisan ini seperti mewakili diriku...
    semakin mendapat ilmu semakin aku tau bahwa driku banyak yang belum tau..
    Tetep istiqomah ya mbak, jangan lupa bagi2 ilmunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mas Insan yang begitu banyak ilmunya saja berkata demikian, apalagi aku? Hiks...

      Insya Alloh istiqomah! Aku juga bagi ya...

      Hapus
    2. berpikir positif itu yang kadang naik turun..yang ada cuma emosi.

      Hapus
    3. Sekarang sih banyak yg bisa baca Al-qur'an tapi sangat sedikit yang memahami Al-qur'an apalagi mengaplikasikannya.

      sarjoni

      Hapus
  2. Setiap habis shubuh, pilih utak atik dunia maya sampe terlena apa baca Al Quran yaa.. hal itu cukup jd indikator mana yg kita favoritkan ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tidak sempat habis subuh, bisa di waktu lain kan le. Yang penting tetap dekat dengan Alqur'an

      Hapus
    2. oyii maak, *udahpakelepy* ^_^

      Hapus
  3. Al-Qur'an... Sebuah Kitab Suci yang mampu membuat rani meneteskan airmata hanya dengan membaca arti dan tafsir yang terkandung di dalam Al-Qur'an. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar Alqur'an membutuhkan guru, sebab Alqur'an adalah belajar kehidupan. Sempatkan ya Rani sayang...

      Hapus
    2. InsyaAllah rani selalu punya waktu untuk itu... Bunda salah satu guru rani dalam memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur'an..
      ^_^

































      Hapus
    3. Syukurlah... semoga membawa keberkahan bagi kehidupan Rani dan keluarga

      Hapus
  4. Sebuah hadits qudsy di atas bisa berarti bahwa Allah itu menurut prasangka hambanya. Ketika kita dekat, maka Allah akan lebih dekat. Tapi juga sebaliknya, kita menjauh maka Allah akan lebih jauh.

    Dan cara paling praktis adalah kembali pada Qur'an! Dekat dg kalam-Nya, lekat dg lisan-Nya. :-)

    BalasHapus
  5. hmmm.. biasanya malah list dicatatan, mau beli novel ini, mau beli novel itu. baca postingan ini, kok ya rasanya aduuuuh harus lebih banyak paham tentang Al-Qur'an

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membuat list buku yanga mau dibeli juga boleh kok Sari.... Tapi belajar Qur'annya juga harus.

      Hapus
  6. betul sekali, bun.. sehari saja tidak menyentuhnya, serasa ada yang kurang dan berhutang. itulah magnet Al Qur'an. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu ingin membacanya, memperlajarinya. Dan mengamalkannya.

      Hapus
  7. Tulisan ini menjewerku... Huhuhu...
    Terima kasih pencerahannya Mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahh.... Sama sekali tdk bermaksud menjewer siapa2. Semua ini pengalaman pribadi saya.

      Hapus
  8. kalau sudah terbiasa akan otomais ada kegiatan yang terlewat kalau belum membaca buku ini ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Lidya. Tapi kalau sekedar membacanya, tak bisa memahami maknanya :)

      Hapus
  9. Serasa kena tonjok nih di ulu hati...huuffh aku ambil nafas dl ya mbak...nah skrg baru komen; sekarang aku malah lg ngedrop mbak, lg jarang baca Qur'an...biasanya ya wlpn dua hari sekali ya baca pas abis Maghrib..Bismillah semangat lh ahhhh #lohh malah curhat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh...duh... maaf mas Anton...
      Saya juga tarik nafas waktu menulis ini.
      Saling menyemangati ya... ^_^

      Hapus
  10. Amin. Semoga doa-doa Mbak Niken diijabah oleh Allah SWT. Ilmu dalam Al Quran takan habis dikaji sekalipun air laut habis kita gunakan sebagai tinta untuk menuliskannya, ya Mbak Niken :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama kita hidup, apa yang ada di dalam Alqur'an akan selalu melingkupi kehidupan kita.

      Trimakasih, mbak Evi.

      Hapus
  11. Ikuti mengaminkan, semoga kita akan tertular kebarokahan dari setiap satu huruf yang kita baca dan kita kaji. Walaupun tidak mudah menerapkan dalam kehidupan, namun kita haru tetap berusaha dalam belajar dan berani melakukannya kepada diri sendiri ya Mba.

    Salam wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas Indra, ada keinginan untuk selalu mendekat pada Alqur'an. Semoga kita semua menjadi hamba Alloh yang senantiasa bermuhasabah diri.

      Hapus
  12. Motivator2 itu juga banyak yang sumber omongannya berasal dari Al-Quran ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maka dari itu... Kurang apa lagi Alqur'an? Segala segi dan lika liku kehidupan ada di dalamnya.

      Hapus
  13. hidup akan menjadi indah jika kita mampu mengawali hari dengan ketaatan dan mengakhirinya dengan ketaatan pula. Membasakan diri membaca Al Qur'an, insya Alloh akan ada banyak keajaiban yang kita rasakan, Paling tidak diawali dengan kecintaan kita dan kerinduan kita untuk membacanya, lalu kita akan merasakan ada banyak hal kenikmatan lain yang tidak kita duga sebelumnya. Saya dulu tersodok atas obrlan dengan teman yang mengatakan, bahwa kita sungguh tergila-gila membaca buku dan novel yang tebal tebal sampai lupa waktu, tapi kita tidak pernah membaca terjemahan AL Qur'an apalagi menghatamkan terjemahannya. Mak jleb, ternyata dari menghatamkan terjemahan Al Qur'an menjadi salah satu cara menumbuhkan kecintaan pada Al Qur'an dan selanjutnya kita akan pingin membaca tafsir AL Qur'an dan selanjutnya kita akan tergerak untuk mempelajari arti perkata sehingga ketika membaca AL Qur'an, dalam pikiran kita bisa merasakan dan meraba sedikit makna di dalamnya. Lalu kita akan tergugah untuk menhafalkan, mentadzaburi dan semoga kita bisa menerapkan dalam perilaku keseharian. Sungguh kita akan menemukan bahwa Al Qur'anlah yang sebenar-benarnya pegagangan hidup yang harus kita genggam sekuatkuatnya. Kalo kita hanya sekedar membaca saja, maka akan terasa garing. Maka mari kita menemukan, berupaya dan berdo'a agar mampu merasakan mukjizatnya Al Qur'an dalam kehidupan kita/
    Wallohu Ta'ala a\lam

    BalasHapus
    Balasan
    1. weh weh Kang Damar ... sudah luh terapun sendiri belum tulisan itu ?

      Hapus
    2. @Pakies : komengnya jeruk kok minum jeruk wkwkwk

      Hapus
    3. @Mas Damar:
      Subhanallah, sebuah kata hati yang indah sekali. Saat hati sudah menemukan kenikmatan karena kemuliaan Alqur'an, segala sikap dan perilaku akan terpancar dengan baik.
      Utk bisa menjadi pedoman hidup kita, kita harus memahami kandungan Alqur'an.
      Trimakasih mas Damar.

      @mas Pakies:
      Sambil melaksanakan, sambil komen tuh sepertinya...

      Hapus
    4. Waktu menyadari mas Damar dan mas Pakies adalah orang yang sama, aku jadi ngakak sendiri... Hahaha...

      Hapus
  14. Jazakillah Bun, smg aku bisa mengikuti jejak Bunda... menjadikan Al Quran sbg rujukan utama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Semoga kita selalu terjaga untuk melakukannya.

      Hapus
  15. dari kecil sama ibu dan abah sudah dibiasakan rtin ngaji ba'da maghrib,semoga rutinitas ini akan terus berlanjut sampai kelak memiliki anak-anak aminnn.....sekarnag lebih enak yg ada terjemahannya ya bund, habis baca satu lembar langsung baca terjemahannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemudahan untuk mempelajari Alqur'an sekarang ini sudah banyak pilihan, tinggal kemauan saja yang perlu ada.

      Hapus
  16. postingan bunda yg ini makin nyesek banget, apalagi setelah tadi malam aku baca surat mulk dan at taubah ayat 34, sekrang aku makin takut dengan kerja gila gila an ketika harta yg aku kumpulin enggak pernah bisa manfaat buat yang lain. nice bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita memang perlu menjaga keseimbangan hidup, ya mas Rinem. Tak perlu banting tulang banting daging tapi melupakan ibadah.
      Takut pada Alloh membuat kita menjadi semakin mendekat. Semoga Alloh melindungi kita semua.

      Hapus
  17. kaji Al-Qur'an, dapat membuat hati menjadi terbuka.. sehari aja gak buka kitab itu rasanya ada yang kurang

    BalasHapus
  18. yach memang alquran adalah kitab yg penuh dengan misteri didalamnyua yang sangat bermanffaaat. tapi kebanyhakan orang yang mendustakannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan misteri, apa-apa yang ada di Alqur'an adalah untuk mengatur kehidupan kita di dunia sebagai bekal hidup kita di akhirat nanti.

      Hapus
  19. imanku kadang lebih banyak turunnya dari pada naiknya. Rasa jenuh yang kadang melanda. Seminggu sekali baru buka kitab.
    " Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari " kadang aku lupa untuk berdoa dan mendekat pada NYA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Djangkaru... manusiawi sekali kok naik turun itu. Yuk kita sama-sama menignkatkannya kembali.

      Hapus
  20. betapa damainya mb bila membaca Al-quran..itu juga kurasakan saat aku sebelum membaca Al-Quran dan sesudahnya..sangat jauh berbeda mb..sangat berdampak jauh lebih baik dalam kehidupan. Bisa lebih sabar, lebih tenang bahkan berpikirpun bisa lebih jernih.. Walau aku belajar Islam belum lama tapi bisa merasakan segala sesuatunya jadi jauh lebih baik setelah dekat dengan Allah..
    trimakasih postingannya mb..
    salam sayang mb niken *hugs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lama atau sebentar, itu bukan ukuran seseorang memahami Islam atau tidak.
      Sebagai mualaf, biasanya bisa lebih membedakan before and after mempelajari dan mengamalkan Islam.
      Barakallah, mbak Enny. #hugs

      Hapus
  21. Saya merasakan damai saat membaca Al-Qur'an apalagi saat galau...lebih baik ambil wudlu dan baca alqur'an.

    BalasHapus
  22. Mengajarkan, menularkan utk biasa membaca Al Qur'an secara ajeg....perlu dilakukan dengan cara kita sendiri yg memulai membiasakan diri utk rajin membaca Al qur'an ya Mbak.

    Ini yg sdh saya alami pas saya"libur", dan mengingatkan si Azka utk ngaji...dia balik tanya " Lha BUnda kok gak ngaji lho?"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahh... Kalau itu bener banget, mbak Rie. Selain sebagai orang tua, kita harus memberikan teladan, juga...memangnya yang mau masuk syurga cuma anaknya? Bundanya juga dong. Hehehe...

      Sama-sama belajar yuk, mbak Ririe

      Hapus
  23. Alhamdulillah selalu ada semangat untuk belajar ya mbak Niken, Semoga selalu dalam keadaan itu Semoga anak2 makin baik dan makin baik ... sy juga mash merasa punya banyak sekali kekurangan ...

    BalasHapus
  24. Alquran itu mantap. Satu-satunya kitab yang bisa dihafal banyak orang-orang sholeh. Smoga aku pun demikian :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Itulah salah satu dari mukjizat Alqur'an. Isinya akan terpelihara hingga akhir zaman.

      Hapus
  25. Ingin mengajarkan hafalan pada si kecil sedari dini.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus sekali, mbak Novi. Saya sering mrs menyesal terlambat mendekat pada Alqqur'an.

      Hapus
  26. Al Quran buku yang paling indah isinya ya, bun. Sayangnya lagi berhalangan. hiks, jadi ga bisa baca :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Ila, kalau sedang haid rasanya kangen banget baca ya. Tapi kan msh bisa hadir dalam halaqah, jadi tetap bisa belajar.

      Hapus
  27. alqur'an pedoman hidup kita,,,,,
    saya pun begitu,,, disaat hati gundah,,,,
    mending bca alqur'an,,,, bisa lebih tenang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Semoga hati kita terjaga untuk selalu mempelajari kandungannya

      Hapus
  28. Alhamdulillah sama Bu, saya usahakan tilawah tiap hari, tiap hari kamis, sabtu dan ahad juga ada kajian tafsir di tempat saya.. bermanfaat sekali..

    BalasHapus
  29. Setuju kak.. ^_^
    Bismillah.. tingkatkan semangat menghafal Al-Quran..

    BalasHapus
  30. ceritanya menginspirasi mbak..kelak sy ingin mengenalkan Al Quran pada anak-anak sedini mungkin ^^ doakan supaya segera dikaruniai buah hati ya mbak ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memulai sedini mungkin mbak. Jangan seperti saya, menyesal rasanya terlambat mengenalkan Alqur'an dengan baik.

      Hapus
  31. Waaa..... aku kena tampar mba Niken nih, membaca Alquran hanya sekedarnya, Oh.. No... harus lebih sering dan banyak lagi utk membaca Alquran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. maafkan ya mbak Santi. Nggak nampar kok, ini cerita pribadiku. Yuk kita sama-sama lebih meningkatkan mentadaburi Alqur'an.

      Hapus
  32. Mbak Niken, memang begitulah hidup itu, semakin kita merasa sudah menambah ilmu, eee...semakin terasa bahwa banyak kekurangan dalam diri. Apalagi berkenaan dengan Kitab Suci yang Mulia ini. Bunda sering tenggelam dalam membacanya di malam hari dan terasa seperti mendapat siraman dalam hati, begitu dingin dan syahdu. Al Qur'an-lah tempat bunda berpaling kala sedih dan sedang galau. Postingan yang okpu, Mbak Niken.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang sekali bunda Yati berkunjung ke taman ini.
      Alqur'an adalah asyifa yang mengobati segala penyakit hati.

      Trima kasih bunda.

      Hapus
  33. Aku masih belum konsisten nih Bun belajar Al Qur'annya :((

    BalasHapus
  34. bunda, subhanallah sekali :')
    membaca tulisan ini seperti menasihati diriku sendiri,


    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Banyu, tulisan ini sebagai pengingat bunda, bahwa Alqur'an harus ada di urutan pertama bacaan bunda.

      Hapus
  35. Semoga senantiasa dapat membacanya setiap waktu ya Nda.

    Alhamdulillah..

    BalasHapus
  36. Assalamu 'alaikum wr. wb. bundaku sayang
    semoga sehat selalu dan makin cantik :D

    bunda benar, hanya dengan mendalami al-qur'an dan as-sunnah, hati kita akan menjadi tenang, yang terpikir hanya terus ingin mengumpulkan tabungan akhirat, urusan dunia terasa sempit, dan beban dunia berkurang, sungguh sangt nikmat saat kita merasakan hal yang demikian, walau kita susah payah dan sibuk seharian beraktifitas dalam mengurusi perintah Allah dan Rasul-Nya,rasa lelah itu tak terasa, yang ada hanyalah rasa damai dan tentram dalam hati, semoga kita semua selalu istiqomah dalam menjalani/menta'ati perintah dari Allah dan Rasul_Nya.. amin ya Robb..

    salam rindu dan sayang buat bunda,
    neni kangen... ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam Warahmatullohiwabarakatuh.
      Alhamdulillah bunda sehat wal'afiat. Makin cantik... woow... mau doong ^_^

      Subhanallah... Indahnya perasaan hati yang demikian. Kedamaian hakiki yang begitu ikhlas menghadapi segala sesuatu manakala kalbu selalu tersambung kepada Alloh.
      Saling mendoakan , ya Neni agar kita selalu istiqomah.

      Salam kangen berat buat Mardaeni Mansur :)

      Hapus
    2. iya bunda, mardaeni masnur pun kangen berat.... ya Alloh, kapan yah kami bisa jumpa :)

      Hapus
    3. Eh, bunda terbalik ya nyebut nama Neni. Bukan Mansur tapi Masnur. Hehehe... Maaf ya.

      Semoga akan ada waktunya perjumpaan buat kita, ya Neni.

      Hapus
  37. Bunda, semoga menjadi lebih istiqomah setiap harinya, menjadi lebih baik dan makin disayang Allah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Makasih mas Ridwan, sebuah doa yang indah sekali :)

      Hapus