Frangipani Flower Lovely Little Garden: Zina Penglihatan
There is a lovely little garden in a corner of my heart, where happy dreams are gathered to nevermore depart

Sabtu, 26 Oktober 2013

Zina Penglihatan

Bismillahirrahmannirrahiim,

Kemaren, bbm heboh dengan video mesum anak smp. Beberapa teman mengirimkannya, ada yang melalui broadcast ataupun personal message. Tapi aku tak membukanya sama sekali. Membaca pengantarnya saja sudah bisa terpikir video macam apa itu. Aku sekedar bertanya pada seorang teman tentang isi dari video itu. Itu sudah cukup membuatku memahami isinya dan ingatanku langsung kepada anak-anakku, terutama yang sudah remaja.

Hati bertanya-tanya, sudah sampaikah video itu kepada mereka? Meskipun aku percaya anak-anakku bukan termasuk yang kepo dengan hal-hal seperti itu, namun tetap saja sebagai ibu aku merasa was-was. Yang namanya syeitan kan nggak pernah berhenti menggoda. Setelah aku tanyakan pada Luthfan dan Astri secara terpisah, Alhamdulillah mereka tidak menerima video itu. Sekalian saja moment itu aku pakai buat menasehati mereka.

Sebetulnya yang membuatku prihatin adalah, untuk apa video itu sampai disebarluaskan sedemikian rupa. Dengan gencar melalui bbm, WA, facebook, dan lain-lain. Aku bukan hendak membela pelakunya. Tapi mari kita renungkan hal ini.

Itu adalah video perzinahan. Menontonnya sudah membuat orang berzina mata, zina hati. Menyebarluaskannya adalah seperti mengajak orang lain ikut melakukan zina jenis itu. Kalau pelakunya sih ya tak usah dibahas lagi dosa yang mereka perbuat. Sayangnya, orang tidak menyadari bahwa dengan menyebarluaskannya, seakan-akan berkata: "Hey... ini ada video mesum, mau nonton nggak?" Dan setelah itu, berjuta-juta mata menyaksikannya.  Meskipun bukan pelaku, tapi tanpa disadari diri mereka terlibat dalam zina. Na'udzubillahi minzalik.
Setiap Bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua matapun berzina dan zinanya adalah melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah - menuju perzinaan. Mulut berzina, zinanya adalah mencium. Hati dengan berkeinginan dan berangan-angan. Dan kemaluanlah yang membenarkan atau menggagalkannya. (HR. Bukhari)
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra' : 32)
Aku tidak ingin membahas mengenai zina secara lebih dalam. Sudah begitu jelas tertera di Alqur'an dan bahkan sudah banyak yang menulis mengenai seluk beluk zina. Aku hanya ingin mengajak teman-teman untuk merenungkan hal ini, bertanya dalam hati, dan menjawabnya dalam hati.

Bukankah video seperti itu sudah banyak sekali bertebaran di dunia maya? Pelakunya bisa dari kalangan manapun. Menjadi heboh dan begitu menarik perhatian adalah karena disebarluaskan dengan begitu gencar dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Tinggal comot satu, lalu sebarkan. Apa yang membuat video itu menjadi lebih  istimewa dari video-video sejenis lainnya? Apakah karena video ini mempertontonkan kelakuan tidak senonoh anak yang masih berseragam SMP? Atau apa karena ada yang sengaja memblow up nya dengan tujuan tertentu?

Miris dengan kelakuan anak-anak remaja sekarang? Kalau sudah begini, banyak pihak akan saling menyalahkan. Orangtuanya gimana sih mendidiknya? Guru gimana sih ngajarnya? Internet nih yang bawa pegaruh buruk. Salah gaul nih anak-anak. Dan sebagainya, dan sebagainya.

Sebelum kita menyalahkan banyak pihak, mari introspeksi diri dulu. Ada di mana posisi kita? Kita peluk dulu anak-anak kita. Bekali mereka dengan keimanan yang tebal. Kita tak bisa mengawasi anak-anak kita 24 jam. Yang bisa kita lakukan adalah memberikan landasan keimanan pada kalbu mereka, agar mereka punya filter terhadap apa-apa yang mencoba masuk kepada mereka. Hati mereka sudah punya alarm manakala ada pengaruh buruk. Pikiran mereka sudah SAY NO bila ada hal yang bisa merusak mereka. 

QS. At-Tahrim : 6

Mari kita menjaga diri-diri kita terlebih dahulu agar tidak sekedar ikut-ikutan menonton atau menyebarluaskan sesuatu yang tak ada manfaatnya, bahkan bisa mencelakakan diri.  Kemudian, jaga anak-anak dengan membekali mereka landasan keimanan. Orang tua yang membelikan mereka gadget-gadget canggih yang memudahkan mereka berselancar di dunia maya, maka orang tua juga harus bertanggung jawab pada dampaknya.

Keluarga/rumah adalah lembaga masyarakat pertama yang memungkinkan sejauh mana anak-anak bisa mempunyai saringan, batasan, peringatan, atas semua pengaruh atau serangan dari luar yang bertubi-tubi datangnya. Coba bayangkan, saat anak kita sedang mengerjakan PR, tiba-tiba di hapenya masuk berita atau video yang tidak senonoh. Bukankah itu serangan dari luar? Bagai menjentikkan jari, amat mudah sekali menikam. Bagaimana anak menolak apa yang baru saja diterimanya, adalah wujud kongkrit dari keimanan yang dimilikinya.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra ayat 36)

Mari sahabat-sahabatku, bersama-sama kita perdalam iman kita, kita rengkuh anak-anak kita.






82 komentar:

  1. Kemajuan IT ada manfaatnya dan ada pula segi mudharatya.
    Perlu diberi tahu agar anak-anak tak melihat hal-hal negatif di internet.
    Upaya pemerintah untuk menghapus situs porno tampaknya belum sepenuhynya berhasil sehingga anak kecilpun bisa melihat aneka macam pornografi.
    Inilah yang ditiru oleh sebagian anak-anak
    Ortu dan guru wajib memberikan nasihat dan bimbingan kepada anak/anak didiknya

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak, bekerja sama dengan guru di sekolah, semoga bisa meminimalisasi hal ini ya pakde GusLik Galaxi...
      Trimakasih, salam kembali.

      Hapus
    2. Numpang komen dimari hehe

      Saya juga gak nonton Bun
      Ngeri ...hiks
      Kok bisa ya anak sekecil itu berbuat seperti itu

      Hapus
    3. Kenyataan yang terjadi demikian, mbak Esti. Tak bisa sekedar mempertanyakan kok bisa hal itu terjadi, tapi mengupayakan agar hal itu tidak terjadi.

      Hapus
  2. iya mb..kemajuan teknologi memang memudahkan kita utk memperoleh informasi apa pun.. tapi memang orang tua harus berperan utk membekali anak2 dgn ilmu agama & turut mengawasi anak2 agar bisa menghindari dampak buruk dari segala kemudahan/kemajuan IT.. thanks for share ya mb.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak saja anak-anak, mbak Enny... Tapi juga diri kita sendiri.

      Makasih juga ya

      Hapus
  3. sebelum melihat video dan memojokkan pelakunya..., liat dulu diri dan klg apakah lebih baik dari mereka...

    Kita menyebarluaskan... Dan menghina mereka..nyatanya..diam2 ada anak atau sodara kita ada yg berprilaku sperti itu..

    Yang penting jaga diri dan klg ya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita dan keluarga dijauhkan dari hal demikian ya mbak Nova

      Hapus
  4. iya mak. Pagi-pagi kemarin pita juga dikagetkan dengan video itu.
    penyebarluasan berita lebih sering dinilai tak apa, padahal kalau beritanya bukan berita positif, terlebih berita yang membuat oranglain jadi berasumsi (dzan atau suudzan).. wah jadi salah kaprah..
    gimana ya. bad news kan jadi good news.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sering orang hanya ikut-ikutan tanpa menyadari arti perbuatan itu.
      Lebih berhati-hati, begitu ya Pita :)

      Hapus
  5. setuju bgt, Mbak. Menyampaikan sebuah berita juga hrs ada kode etik. Gak usah lah foto atau video yg gak pantas ikut disebar juga.

    Saking gemesnya, saya juga langsung menulis ttg masalah ini tadi malam

    http://www.kekenaima.com/2013/10/mereka-berhak-punya-masa-depan.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Myra. Maksudnya memberi contoh malah jadi bisa salah fokus nantinya

      Sudah ke tkp dan meninggalkan jejak di sana

      Hapus
  6. benar2 miris mba.... sepertinya sedang genjar perusakan koral penerus bangsa dan gama ini, makanya targetnya anak2 muda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlahan-lahan mengikis keimanan. Maka jangan pernah berhenti belajar.

      Hapus
  7. Saya tahunya pas menjelang pulang kantor, bersyukur teman di bbm contact g ada yg membroadcast seperti cerita lainnya...
    Saat itu teman kelihatan khusyu' sekali pas tak tanya ada apa dia ksh liat itu dan saya blg "tutup" kamu g gelih apa liatnya....

    Saya cuma mikir apa yg terjadi pd org tua anak2 itu jika video itu sampai ke tangan org tuanya.....
    Seharusnya jgn disebar luaskan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita jaga diri kita ya mbak Hani.
      Saling menasehati dalam kebenaran

      Hapus
  8. Itulah bentuk suatu hukuman...
    Hukuman ada dua macam, yaitu hukuman didunia berupa hukuman dari masyarakat berupa gunjingan, cemoohan, hujatan, penyebaran privasi dsb.
    sedangkan hukuman di akhirat yaitu hukuman berupa jilatan api Neraka.
    Maka sebaiknya berpikir 10X bila tidak ingin yang dilakukan yang akan menimbulkan masalah, mengingat sekarang kemajuan tehnologi makin pesat yang memungkinkan bisa sangat mengganggu privasi jika tidak bisa pandai menjaganya

    Dimulai dari menjaga diri dan keluarga, insya Allah akan berjalan aman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Kalau hukuman dunia saja sudah sedemikian keji, apalagi di akhirat nanti.. :(

      Hapus
  9. Jika perkembangan IT diresponnya negatif atau dimanfaatkan untuk hal negatif rasanya koq sedih, Bund.
    Jadi ingat, buku Ibnu Qayyim tentang zina penglihatan belum hatam. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manfaat positifnya banyak... kenapa memilih yang negatif ya?

      Hapus
  10. Naudzubillahiminzalik. Ya Allah..untung ga dapet kiriman gambar itu..kalo kepengen lihat, bisa zina mata aku..hehe..

    BalasHapus
  11. Yaach ngeri bangeets | mawas diri mawas diri....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makane le, pikiran ojo mek diisi golek kisah tok.... :D

      Hapus
    2. Soyo digolek soyo adoh, yo mas Rd :p

      Hapus
    3. Wis to kisah ini itu beda bahasan... biaralah diriku menikmati perjalanan kisah ini

      Hapus
  12. seharusnya sesama muslim saling menutup aib dan saling mendo'akan kepada hidayah..

    mengerikan ya Mba,, saya jadi takut bagaimana dengan jaman anak-anak saya nanti jika mereka sudah remaja. ya Allah lindungi kami dan kaum muslimin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang seharusnya. Saling menutup aib dan mendoakan. Kita tak tau ketetapan kita atau orang lain. Maka kita tak bisa memvonis seseorang atas kesalahan yg dibuatnya, mana tau, kelak dia akan lbh baik dr kita.

      Hapus
  13. sereem ya mak. Untungnya juga ga ada bbm contact saya yg iseng. Memang yg salah bukan hanya yg berbuat dan memvideokan. Tapi jg yg menyebarkan. Bila tidak ada yang menyebarkan tentunya video tsb hanya akan diam di mediacardnya saja.

    Semoga kita dan keluarga kita dilindungi Allaah dari keburukan seperti ini ya. Salam kenal mak Niken

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segera hapus bila mendapatkannya, tak perlu dilihat apalagi disebarluaskan. Sebab itu adalah aib.

      Salam kenal kembali Vica ^_^

      Hapus
  14. Makasih sudah mengingatkan bund....
    Makasih banyak....
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. idem, ibid, opcit,

      makasih bunda.... :D

      BBM dan WA hapus aja kali yaa.. biar gak dpt brodkes2 sejenis... hiks

      Hapus
    2. Mas Ridwan: Saling mengingatkan ya mas. Makasih kembali. ^_^

      Noorma: idem juga ^_^

      Ngapain juga jadi alatnya yang dihapus, lah wong ini cuma tinggal tidak usah ditonton dan diteruskan aja kok. Begitupun dgn broadcast2 lainnya. Cermati dulu kebenarannya.

      Hapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Sepertinya di negeri ini urat malu sudah terputus Mbak, menyebarkan aib, menggosip dan sejenisnya sudah menjadi makanan keseharian media. Menyadari ataupun tidak, perlu diantara keluarga untuk saling mengngatkan dalam perkara -perkara kebaikan agar tidak terseret dalam pergunjian dan penyebaran aib orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas Pakies. Kadang bahkan tanpa disadari aib sendiri juga dibuka. Mari kita sesama muslim saling menguatkan dan saling mengingatkan. Dengan catatan, buka mata hati untuk menerimanya.

      Hapus
  17. Ngeri dan miris..alhamdulilh ga dapat broadcastnya. Terharu baca tulisan ini.anakku masih 6 dan 2 tahun tapi sudsh takuuut aja ke depannya gimna.mudah2n anak2 qt senantissa dijaga Allah SWT

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketakutan saat ini justru bisa menjadikan alasan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dengan lebih dalam kepada anak-anak.

      Hapus
  18. mak, numpang komen ya!
    bener banget mak, ini yang saya cari, info emak yang kren!
    awalnya saya penasaran pengen lihat tuh video tapi hati kecil saya berontak buat apaaaa?? apa manfaatnya buat saya?? istigfarlah akhirnya! kalau niat mah dari dulu juga dah banyak video porno, cuman kagak niat aja! lagipula buang2 waktu n nambah dosa! trims emak cantikk!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita memang perlu membuat pertanyaan2 seperti itu dalam hati kita. Itu salah satu bentuk filter dengan dasar keimanan.

      Trims juga mak Siti Aisah

      Hapus
  19. Malah baru tau berita itu tadi pagi dari obrolan tetangga di warung.. kuper yaa... jarang nonton tv...
    hiks ngeri banget ngebayanginnya.. naudzubillahi min dzalik. . Mudah2an anak2 kita dijauhkan dr hal2 spt itu.
    duh makin berat saja tugas sbg orang tua.... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sama yang beginian mendingan kuper mbak ^_^
      Makin berat tugas orang tua, apalagi buat anak-abak kita.
      Makin berat lagi mereka harus bertahan dari berbagai serangan yang menggempur kehidupannya.

      Hapus
  20. Jangankan anak-anak, bu
    Orang tua pun banyak yang mendadak alay saat berhadapan dengan yang namanya internet. Dan itu merupakan konsekuensi dari teknologi yang katanya diciptakan untuk mempermudah hidup. Padahal semakin kita ingin mempermudah, kehidupan justru akan semakin rumit. Khususnya dalam hal menjaga masa depan anak-anak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul itu mas Rawin. Tulisan ini memang bukan saya teruntukkan pada perkembangan anak-anak sekarang saja. Tapi juga untuk introspeksi buat kita semua.

      Hapus
  21. Sebagai ibu aku juga kuatir perkembangan anakku kelak. Mudah2an aku bisa menggembleng anakku menjadi muslimah seutuhnya. Aku sudah niatkan anakku masuk Pesantren dari sekarang. Walaupun umurnya baru 14 bulan. Makasi mbak sudah mengingatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita saling mengingatkan demi kebaikan bersama, ya mbak Novi

      Hapus
  22. Saya aja yang nontom miris. Kedua anak remaja itu bangga dan tertawa tawa melakukan adegan mesra di dalam kelas dengan disaksikan teman temannya sekitar tujuh orang. Dan kenapa juga tak ada teman yang mau menasehatinya. Aku pernah mempergoki dan menegur anak SD pacaran berlebihan, apa jawabannya "om kayak tak pernah pacaran saja, sirik sama yang muda". Tepok jidat !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan tepok jidat lagi tuh mas Djangkaru... tepok mata hati dan pikiran.

      Hapus
  23. Dunia pendidikan di negara kita ,lebih menekankan nilai dalam kertas. hasinya ya seperti ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pendidikan agama baik di rmh ataupun di sekolah belum menyentuh qulub2 kita semua, tdk saja anak2.

      Hapus
  24. sekedar mampirr . . . . .

    http://nawayhac.blogspot.com/2013/10/video-youtube-autoplay-di-google-blogger.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mampirnya. Video apa tuh? Saya nggak biasa buka2 asal link begitu.

      Hapus
  25. wew, saya malah baru tahu ada film porno baru, hmmm ... nambah lagi deh anak rusak

    BalasHapus
  26. Waduh, saya baru tau kalo video macam itu disebarluaskannya melalui BBM dan sejenisnya. Maksudnya apa coba? Kalau saya jadi mbak, mungkin teman yang membroadcast itu akan saya delcont segera.
    Miris banget ya, sekarang sudah seperti ini. Gimana besok2? Hmmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasanya masih ada cara selain mendelcont kok Armae. Masih bisa dengan menasehati, Dan Insya Alloh mereka sudah memahami kesalahannya setelah membaca tulisan ini.

      Besok-besok masih ada harapan untuk bisa lebih baik kalau sejak sekarang, dari diri-diri kita saling membenahi diri.

      Hapus
  27. Mbak Niken, aku juga ngeri melihat sepak terjang remaja sekarang. Ramai-ramai bikin video porno, disaksikan teman-teman dan di dalam kelas pula. Apa yang terjadi pada mereka ya? Mari kita saling mendoakan Mbak, semoga anak-anak kita sukses melewati masa remajanya tanpa perlu terlibat di dunia yang belum pantas mereka masuki. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Kadang orang tua bersikap membingungkan juga. Pada saat anak remajanya nonton film kartun, misalnya... Dibilang,"Udah gede masih nonton film kartun aja."
      Akhirnya anak memilih tontonan lain yang malah bisa merusak moralnya. Kemudian orang tua akan berkata,"Anak saya terpengaruh lingkungan."

      Hapus
  28. saya sempat baca hal itu di beberapa situs bun. dan ketika saya lihat komentarnya... "videonya mana nih?", downloadnya dimana min", dan seterusnya. Benar kata bunda, harusnya hal seperti itu tidak perlu sampai harus menonton videonya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan bunda yang melarang kok mas Awal. Kan ada di Alqur'an dan hadist ^_^

      Hapus
  29. banyak yang ramai2 menyebarkan videonya ya mbak. harusnya distop aja gak usha kut2an menyebarkan. oops itu sih pendapat aku loh. aku gak lihat videonya cuma baca komen-komen orang2 aja mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mbak Lid... gak liat videonya. IKut-ikutan malah jadi salah kaprah.

      Hapus
  30. jadi buat anak dikasih pengertian sejak dini ya Bu. Memang agak sulit karena jaman sekarang informasi dari hp dan internet masuk secara instan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah mas Wahyu. Orang tua dan anak-anak harus bekerja sama dan berkomunikasi baik

      Hapus
  31. ngeri deh kelakuan anak sekolah jaman sekarang, banyak video mesum beredar lewat BBM.. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenyataan yang ada memang begitu. Perlu kerja sama banyak pihak.

      Hapus
  32. Pagii bundaaa.. afwan baru sempet singgah lagii..
    Zaman sekarang miris ngeliat kelakuan remajanya.. Semoga Anak2 Bunda dan Anak Bonit terjaga dari hal2 yang menyesakkan..

    Syukran Bund',. nice post.. tetep dakwah dgn indah yaa.. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo teh Bonit... iya nih lama nggak main taman bunda.

      Aamiin... kita sama-sama mendoakan ya.

      Afwan teh... Insya Alloh

      Hapus
  33. Hanya bisa mengelus dada dan beristighfar. Menjaga anak2 dgn sebaik2nya dan selalu berdoa semoga Allah selalu menjaga setiap langkah anak2 kita.

    BalasHapus
  34. wah ... aku kl soal heboh heboh di tanah air suka ketinggalan mbak, ttg penyebaran Video itu tahunya juga dr postingan ini, kebayang ya mbak bgmn reaksi ortu dr murid SMP itu andai tahu ttg Video ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketinggalan yang beginian sih gak masalah mbak. Hehehe

      Hapus
  35. Berarti ngeliat video atau gambar orang berzina fisik gitu termasuk berzina ya? ._.

    BalasHapus
  36. dimana-mana ada zina menurut saa. teragntuk cara kita menyikapi dan membentengi diri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... memang semua kembali pada diri kita masing-masing.

      Hapus